Intip Kiprah Grup Band Rok Generasi Baru di Indonesia
28 December 2024 |
18:00 WIB
Musik rok sempat mengalami masa kejayaan di Indonesia pada 1970-an hingga 2000-an. Sebut saja grup band legendaris God Bless (80-an), menjadi satu dari sekian grup musik rok yang masih bertahan hingga saat ini dan karya-karyanya tetap dinikmati para penggemar musik lintas generasi.
Pada perkembangan dua dekade terakhir, ingar bingar musik rok sedikit meredup seiring bermunculannya genre musik baru yang makin bervariatif seperti pop, alternatif, metal, hip hop, hingga musik elektronik. Meski begitu, di tengah perkembangan industri musik yang sangat dinamis, tetap saja bermunculan band rok baru yang menantang selera pasar.
Baca juga: Hypereport: Musik Rock Era Digital, Masih Setia dengan Idealisme & Kebebasan Berkarya
Grup band rok generasi baru, seperti Holy City Roller, MANIPOL, dan Visual Disorder mencoba menunjukkan eksistensinya dengan warna musik yang baru. Mereka membawa elemen musik rok klasik dengan sentuhan modern, dan menciptakan identitas unik dalam skena musik lokal.
Band-band rok ini tidak hanya menjadi representasi generasi baru, tetapi juga menandai eksistensi grup musi rok di Indonesia tetap bergema dengan karya-karya yang lebih kuat menonjolkan sisi idealis mereka dalam bermusik. Berikut beberapa grup musik rok generasi baru di Indonesia yang mencoba menawarkan warna baru di belantika musik Indonesia.
Visual Disorder adalah band rok asal Jakarta dengan formasi empat personel, yaitu Ghama pada vokal dan Gitar, Bimo pada frekuensi rendah, Haris penabuh Drum, dan Adit pada 6 String. Mereka mencoba mengeksplorasi musik dari luar batas konvensional yang hadir sebagai bentuk eksperimental dengan lirik yang absurd.
Grup musik ini menciptakan karya dengan cara membaurkan unsur-unsur psychedelic rock, stoner, eksperimental, hingga punk. Visual Disorder pertama kali menarik perhatian lewat album Natsinadhays, yang dirilis pada 2013. Kurang puas dengan pencapaian album perdananya, pada penghujung tahun 2024, mereka pun merilis ulang album tersebut dalam versi remastered sebagai bentuk perayaan awal perjalanan mereka, yang dimulai dengan perilisan single Dila adalah Rumput dan inyiminnimouse dalam maxi single berjudul Bisa.
Selain itu, mereka juga sempat merilis dua single bertajuk Nurahman dan Sylvia pada 2018—dua karya yang dianggap sebagai lanjutan dari album debut mereka. Lewat perilisan album remastered itu, Visual Disorder mencoba membuktikan diri bahwa mereka tetap relevan di tengah lanskap musik yang terus berkembang.
Meski sebagian penggemar menyebut mereka sebagai band rock psychedelic, Visual Disorder lebih suka tidak dikotakkan dalam genre tertentu. Kebebasan ini tercermin dalam musik mereka yang memadukan inspirasi dari Sroeng Santi, Black Sabbath, Ramayana Soul, hingga punk ala NOFX.
Ciri khas mereka terletak pada eksperimen liar dan konsep penulisan lirik sarat dengan metafora, yang mereka sendiri menyebutnya 'terlalu serius untuk dianggap serius'.
Holy City Rollers adalah grup musik Rock'n’Roll asal Jakarta yang terbentuk pada 2004. Terinspirasi dari musik era 60-an hingga 2000-an, mereka mengusung sound retro rock n’ roll dengan sentuhan Pop tahun 60-an. Lirik-lirik mereka sering mengangkat tema sosial dan menghadirkan pesan yang kuat tentang masalah perkotaan dan kebebasan diri.
Debut albumnya berjudul First Chapter of Allordia (2008), sukses mencuri perhatian dengan lagu-lagu seperti Hook Up dan Kingdom of Allordia. Setelah itu, Holy City Rollers terus mengukir prestasi, baik di tingkat nasional maupun internasional, serta tampil di berbagai festival musik.
Setelah beberapa tahun hiatus sejak album perdana, mereka sempat kembali lewat single berjudul Chivalry (2019), dan menelurkan Extended Play atau mini album berjudul Evolve (2021), yang memuat lagu-lagu seperti Blister dan Sunset. Pada akhir 2024, Holy City Rollers pun kembalu meluncurkan single terbaru berjudul The Society, yang bakal menjadi bagian dari album anyar yang tengah digarapnya.
Satu lagi band rok yang meramaikan kancah musik Indonesia dan menghadirkan karya-karya segarnya, yakni MANIPOL. Band indie bergenre alternative rock ini terbentuk 6 tahun lalu di Bekasi dengan formasi awal Martin (Vocal, Guitar), Ricky (Bass) & Sandy (Drum) dengan menggunakan nama Mexican Seafood.
Pada 2022, Sandy (Drum) mengundurkan diri untuk menekuni usaha, dan Ricky (Bass) harus menjalani pekerjaannya di luar negeri. Dengan sisa personil 1 orang, yaitu Martin (Vocal,Guitar), dia mencari cara agar Mexican Seafood tetap berkarya, sehingga terbentuk formasi Gani (Drum), Denny (Bass) dan Agung (Guitar, Back Vocal) pada akhir 2023.
Formasi baru ini pun produktif merekam lagu-lagu baru sejak Januari 2024. Lalu bergabung bersama Heavy Rain Records. Atas kesepakatan bersama, nama Mexican Seafood pun berubah menjadi MANIPOL. Pada Juli 2024, akhirnya MANIPOL merilis single perdananya berjudul Alasan Kosong.
Lalu pada akhir 2024, MANIPOL kembali merilis single kedua berjudul Agitasi. Nuansa musik rok yang kental disuguhkan MANIPOL di single terbarunya kali ini. Martin mengatakan bahwa MANIPOL ingin mengulang kembali memori musik Rock era 90-an, khususnya di Rock Alternative dan Grunge.
The Jansen sendiri merupakan grup band beraliran punk-rock asal Kota Bogor yang dibentuk pada 2015 silam. Pada awalnya, band tersebut mempunyai nama The Baucherry And The Party, hingga akhirnya mereka mengubah nama bandnya itu menjadi The Jansen. Nama The Jansen sendiri terinspirasi dari karya lagu band The Kuda yang berjudul Hey Jansen.
Total sudah 3 album (Present Continous 2017, Say Say say 2019, dan Banal Semakin Binal 2020) serta 1 mini album (From Bogor To Japan 2016) yang telah dirilis oleh The Jansen. Selain itu, band punk-rock tersebut juga baru saja merilis single terbarunya dengan judul Berkelana Dalam Ruang dan Mimpi pada 2023 lalu.
The Jansen juga berhasil meraih penghargaan Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards 2023, yang diselenggarakan pada Rabu, 8 November 2023 di Jakarta International Convention Center & Theatre, Kemayoran, Jakarta Pusat. The Jansen meraih penghargaan dalam kategori Album Rock Terbaik berkat album Banal Semakin Binal.
Adapun, informasi mengenai tiket tur konser The Jansen “From Bogor To Asia Tour 2024” akan dirilis dalam waktu dekat. Jadi, bagi Genhype yang menyukai grup band dengan genre punk-rock itu, jangan sampai terlewat untuk membeli tiket dari rangkaian tur konsernya di Asia.
Dongker adalah grup band punk-rock asal Bandung yang terbentuk pada 2019. Grup itu berisikan empat personel, yaitu Arno (gitar & vokal), Delpi (gitar & vokal), Bilal (bas), dan Dzikrie (drum). Mereka dipertemukan di lingkungan kampus yaitu Institut Teknologi Bandung (ITB).
Mereka memainkan genre musik punk '70s dengan tempo cepat dan memiliki ciri khas tiga chord-nya. Dongker memiliki karakteristik suara gitar yang kasar, dikenal akan pertunjukan live yang menyenangkan, dan mampu menghidupkan panggung dengan penampilan tiap personelnya yang penuh energi
Pada Juni 2024, Dongker merilis album penuh perdananya bertajuk Ceriwis Necis. Sebelumnya, pelantun lagu "Bertaruh Pada Api" tersebut juga merilis mini album berjudul Upaya Memaki pada 2019, dan Menghibur Domba di Atas Puing pada 2020.
Selain band-band tersebut, masih banyak grup musik rok generasi baru yang saat ini eksis, seperti WUSS, band indie rock asal Malang, Jawa Timur yang digawangi oleh Sabiella Maris (gitar, vokal), Brilyan Prathama (gitar, vokal), Rara Harumi (bass, vokal), dan Rufa Hidayat (drum), dan Kingkong Milkshake, grup band rok alternatif/pop punk yang juga berasal dari Malang, yang eksis sejak 2012 dan telah menghasilkan 2 album, 3 album kompilasi, dan 1 single.
Ada pula .Feast yang menyabet penghargaan Album Rock Terbaik di ajang Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards dengan album Abdi Lara Insani. Dan tak kalah fenomenal adalah band rock/metal trio mojang asal Garut, Voice of Baceprot atau dikenal VoB yang rajin manggung di sejumlah festival bergengsi di dunia.
Pada perkembangan dua dekade terakhir, ingar bingar musik rok sedikit meredup seiring bermunculannya genre musik baru yang makin bervariatif seperti pop, alternatif, metal, hip hop, hingga musik elektronik. Meski begitu, di tengah perkembangan industri musik yang sangat dinamis, tetap saja bermunculan band rok baru yang menantang selera pasar.
Baca juga: Hypereport: Musik Rock Era Digital, Masih Setia dengan Idealisme & Kebebasan Berkarya
Grup band rok generasi baru, seperti Holy City Roller, MANIPOL, dan Visual Disorder mencoba menunjukkan eksistensinya dengan warna musik yang baru. Mereka membawa elemen musik rok klasik dengan sentuhan modern, dan menciptakan identitas unik dalam skena musik lokal.
Band-band rok ini tidak hanya menjadi representasi generasi baru, tetapi juga menandai eksistensi grup musi rok di Indonesia tetap bergema dengan karya-karya yang lebih kuat menonjolkan sisi idealis mereka dalam bermusik. Berikut beberapa grup musik rok generasi baru di Indonesia yang mencoba menawarkan warna baru di belantika musik Indonesia.
1. Visual Disorder
Visual Disorder
Visual Disorder adalah band rok asal Jakarta dengan formasi empat personel, yaitu Ghama pada vokal dan Gitar, Bimo pada frekuensi rendah, Haris penabuh Drum, dan Adit pada 6 String. Mereka mencoba mengeksplorasi musik dari luar batas konvensional yang hadir sebagai bentuk eksperimental dengan lirik yang absurd.
Grup musik ini menciptakan karya dengan cara membaurkan unsur-unsur psychedelic rock, stoner, eksperimental, hingga punk. Visual Disorder pertama kali menarik perhatian lewat album Natsinadhays, yang dirilis pada 2013. Kurang puas dengan pencapaian album perdananya, pada penghujung tahun 2024, mereka pun merilis ulang album tersebut dalam versi remastered sebagai bentuk perayaan awal perjalanan mereka, yang dimulai dengan perilisan single Dila adalah Rumput dan inyiminnimouse dalam maxi single berjudul Bisa.
Selain itu, mereka juga sempat merilis dua single bertajuk Nurahman dan Sylvia pada 2018—dua karya yang dianggap sebagai lanjutan dari album debut mereka. Lewat perilisan album remastered itu, Visual Disorder mencoba membuktikan diri bahwa mereka tetap relevan di tengah lanskap musik yang terus berkembang.
Meski sebagian penggemar menyebut mereka sebagai band rock psychedelic, Visual Disorder lebih suka tidak dikotakkan dalam genre tertentu. Kebebasan ini tercermin dalam musik mereka yang memadukan inspirasi dari Sroeng Santi, Black Sabbath, Ramayana Soul, hingga punk ala NOFX.
Ciri khas mereka terletak pada eksperimen liar dan konsep penulisan lirik sarat dengan metafora, yang mereka sendiri menyebutnya 'terlalu serius untuk dianggap serius'.
2. Holy City Roller
Holy City Rollers (Foto: Arrwhy/HCR)
Holy City Rollers adalah grup musik Rock'n’Roll asal Jakarta yang terbentuk pada 2004. Terinspirasi dari musik era 60-an hingga 2000-an, mereka mengusung sound retro rock n’ roll dengan sentuhan Pop tahun 60-an. Lirik-lirik mereka sering mengangkat tema sosial dan menghadirkan pesan yang kuat tentang masalah perkotaan dan kebebasan diri.
Debut albumnya berjudul First Chapter of Allordia (2008), sukses mencuri perhatian dengan lagu-lagu seperti Hook Up dan Kingdom of Allordia. Setelah itu, Holy City Rollers terus mengukir prestasi, baik di tingkat nasional maupun internasional, serta tampil di berbagai festival musik.
Setelah beberapa tahun hiatus sejak album perdana, mereka sempat kembali lewat single berjudul Chivalry (2019), dan menelurkan Extended Play atau mini album berjudul Evolve (2021), yang memuat lagu-lagu seperti Blister dan Sunset. Pada akhir 2024, Holy City Rollers pun kembalu meluncurkan single terbaru berjudul The Society, yang bakal menjadi bagian dari album anyar yang tengah digarapnya.
3. MANIPOL
MANIPOL
Satu lagi band rok yang meramaikan kancah musik Indonesia dan menghadirkan karya-karya segarnya, yakni MANIPOL. Band indie bergenre alternative rock ini terbentuk 6 tahun lalu di Bekasi dengan formasi awal Martin (Vocal, Guitar), Ricky (Bass) & Sandy (Drum) dengan menggunakan nama Mexican Seafood.
Pada 2022, Sandy (Drum) mengundurkan diri untuk menekuni usaha, dan Ricky (Bass) harus menjalani pekerjaannya di luar negeri. Dengan sisa personil 1 orang, yaitu Martin (Vocal,Guitar), dia mencari cara agar Mexican Seafood tetap berkarya, sehingga terbentuk formasi Gani (Drum), Denny (Bass) dan Agung (Guitar, Back Vocal) pada akhir 2023.
Formasi baru ini pun produktif merekam lagu-lagu baru sejak Januari 2024. Lalu bergabung bersama Heavy Rain Records. Atas kesepakatan bersama, nama Mexican Seafood pun berubah menjadi MANIPOL. Pada Juli 2024, akhirnya MANIPOL merilis single perdananya berjudul Alasan Kosong.
Lalu pada akhir 2024, MANIPOL kembali merilis single kedua berjudul Agitasi. Nuansa musik rok yang kental disuguhkan MANIPOL di single terbarunya kali ini. Martin mengatakan bahwa MANIPOL ingin mengulang kembali memori musik Rock era 90-an, khususnya di Rock Alternative dan Grunge.
4. The Jansen
The Jansen
The Jansen sendiri merupakan grup band beraliran punk-rock asal Kota Bogor yang dibentuk pada 2015 silam. Pada awalnya, band tersebut mempunyai nama The Baucherry And The Party, hingga akhirnya mereka mengubah nama bandnya itu menjadi The Jansen. Nama The Jansen sendiri terinspirasi dari karya lagu band The Kuda yang berjudul Hey Jansen.
Total sudah 3 album (Present Continous 2017, Say Say say 2019, dan Banal Semakin Binal 2020) serta 1 mini album (From Bogor To Japan 2016) yang telah dirilis oleh The Jansen. Selain itu, band punk-rock tersebut juga baru saja merilis single terbarunya dengan judul Berkelana Dalam Ruang dan Mimpi pada 2023 lalu.
The Jansen juga berhasil meraih penghargaan Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards 2023, yang diselenggarakan pada Rabu, 8 November 2023 di Jakarta International Convention Center & Theatre, Kemayoran, Jakarta Pusat. The Jansen meraih penghargaan dalam kategori Album Rock Terbaik berkat album Banal Semakin Binal.
Adapun, informasi mengenai tiket tur konser The Jansen “From Bogor To Asia Tour 2024” akan dirilis dalam waktu dekat. Jadi, bagi Genhype yang menyukai grup band dengan genre punk-rock itu, jangan sampai terlewat untuk membeli tiket dari rangkaian tur konsernya di Asia.
5. Dongker
Dongker
Dongker adalah grup band punk-rock asal Bandung yang terbentuk pada 2019. Grup itu berisikan empat personel, yaitu Arno (gitar & vokal), Delpi (gitar & vokal), Bilal (bas), dan Dzikrie (drum). Mereka dipertemukan di lingkungan kampus yaitu Institut Teknologi Bandung (ITB).
Mereka memainkan genre musik punk '70s dengan tempo cepat dan memiliki ciri khas tiga chord-nya. Dongker memiliki karakteristik suara gitar yang kasar, dikenal akan pertunjukan live yang menyenangkan, dan mampu menghidupkan panggung dengan penampilan tiap personelnya yang penuh energi
Pada Juni 2024, Dongker merilis album penuh perdananya bertajuk Ceriwis Necis. Sebelumnya, pelantun lagu "Bertaruh Pada Api" tersebut juga merilis mini album berjudul Upaya Memaki pada 2019, dan Menghibur Domba di Atas Puing pada 2020.
Selain band-band tersebut, masih banyak grup musik rok generasi baru yang saat ini eksis, seperti WUSS, band indie rock asal Malang, Jawa Timur yang digawangi oleh Sabiella Maris (gitar, vokal), Brilyan Prathama (gitar, vokal), Rara Harumi (bass, vokal), dan Rufa Hidayat (drum), dan Kingkong Milkshake, grup band rok alternatif/pop punk yang juga berasal dari Malang, yang eksis sejak 2012 dan telah menghasilkan 2 album, 3 album kompilasi, dan 1 single.
Ada pula .Feast yang menyabet penghargaan Album Rock Terbaik di ajang Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards dengan album Abdi Lara Insani. Dan tak kalah fenomenal adalah band rock/metal trio mojang asal Garut, Voice of Baceprot atau dikenal VoB yang rajin manggung di sejumlah festival bergengsi di dunia.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.