Gambar: Artificial Intelligence Jadi Temen Curhat (Sumber: https://www.instagram.com/p/C6YhdwYNGh_/?igsh=NWJtd256dmd6ZXN1)

4 Alasan Gen Z Memilih Curhat dengan AI, Salah Satunya Trust Issue

25 December 2024   |   06:00 WIB
Image
Nazma Fitriah Mahasiswi Universitas Pembangunan Jaya Prodi Sistem Informasi

Kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) berkembang pesat dalam setahun terakhir yang diadopsi di berbagai bidang. Bukan hanya dipakai untuk membantu memudahkan pekerjaan, kalangan Gen Z justru menggunakan AI sebagai teman curhat. Ya banyak sekali aplikasi AI yang kini beralih fungsi menjadi teman mengobrol para remaja saat ini.

Artificial Intelligence (AI) merupakan teknologi di mana sistem dibuat mirip dengan kecerdasan yang dimiliki manusia dengan tujuan menyelesaikan permasalahan (Ahmad, 2017). Sebuah mesin yang dirancang untuk belajar, beradaptasi, serta memberikan solusi berdasarkan data yang telah diprogramkan. AI dapat digunakan dalam berbagai bidang, salah satunya memberikan bantuan untuk berbagi perasaan atau masalah pribadi dan memecahkan masalah tersebut. 

Baca juga: 10 Rekomendasi AI Untuk Membantu Menyelesaikan Tugas Sekolah & Kuliah

Saat ini, banyak orang yang memilih untuk berbagi perasaan mereka melalui aplikasi AI, terutama karena merasa kesepian juga tidak mampu berbicara dengan orang lain. Hal ini menimbulkan pertanyaan: apakah AI benar-benar dapat memahami perasaan manusia, sehingga mereka lebih memilih curhat dengan AI?

Simak beberapa alasan tentang fenomena digital ini yang dirangkum dari LPTUI, dan Research Gate.


1. Trust Issue

Gambar: Sering Merasa Insecure? (Sumber: https://www.instagram.com/p/C91iAiYS4jK/?igsh=MTEyMWF4ZGYxNjh1Zw==)

Gambar: Sering Merasa Insecure? (Sumber: https://www.instagram.com/p/C91iAiYS4jK/?igsh=MTEyMWF4ZGYxNjh1Zw==)


Seseorang yang memiliki trust issue pastinya punya pengalaman buruk di masa lalu seperti diabaikan, ditertawakan, atau cerita tersebut disebarluaskan ke orang lain. Hal ini bisa menjadi faktor seseorang ragu untuk percaya dan membuka diri kembali kepada orang lain, termasuk keluarga dan sahabat.


2. Takut Diadili atau Dianggap Lemah

Gambar: Debunking MYTH (Sumber: https://www.instagram.com/p/C9eE3tbSUet/?img_index=4&igsh=MWFhNXJncTA5bDAxNQ==)

Gambar: Debunking MYTH (Sumber: https://www.instagram.com/p/C9eE3tbSUet/?img_index=4&igsh=MWFhNXJncTA5bDAxNQ==)


Banyak orang yang takut jika mereka berbagi perasaan mereka, orang lain akan menghakimi atau bisa jadi menganggapnya lemah. Bukannya memberikan dukungan, tetapi malah menanggapi dengan kata-kata yang buruk. Stigma ini dapat membuat seseorang memilih untuk memendam perasaannya.


3. Keterbatasan Komunikasi

Gambar: Emotional Numbness (Sumber: https://www.instagram.com/p/CzGRNufvAkU/?igsh=MWhkMTY2a3hubzQxdg==)

Gambar: Emotional Numbness (Sumber: https://www.instagram.com/p/CzGRNufvAkU/?igsh=MWhkMTY2a3hubzQxdg==)


Tidak semua orang bisa mengekspresikan perasaan mereka dengan kata-kata kepada orang lain. Dan mungkin saja mereka juga kesulitan untuk mengungkapkan apa yang mereka rasakan secara langsung. Beberapa orang pula merasa malu dan tidak nyaman berbicara tentang perasaan mereka terutama jika masalah tersebut bersifat sangat pribadi dan sensitif.


4. Keinginan Menjaga Privasi

Gambar: Sering Merasa Insecure? (Sumber: https://www.instagram.com/p/C91iAiYS4jK/?igsh=MTEyMWF4ZGYxNjh1Zw==)

Gambar: Sering Merasa Insecure? (Sumber: https://www.instagram.com/p/C91iAiYS4jK/?igsh=MTEyMWF4ZGYxNjh1Zw==)


Beberapa orang lebih memilih untuk menjaga privasi mereka dan tidak ingin terlalu banyak orang tahu tentang perasaan atau masalah yang sedang dihadapi mereka.

Faktor-faktor tersebut dapat memengaruhi bagaimana seseorang memilih untuk mengekspresikan dan menangani perasaan mereka. Kehilangan kepercayaan membuat mereka enggan berkomunikasi kembali dengan manusia lainnya serta memilih komunikasi dengan AI. Meskipun demikian, terdapat kelebihan juga kekurangan apabila seseorang berbagi perasaan pada AI.


Kelebihan Berbagi Perasaan dengan AI

1. 24/7 Availability

Gambar: Artificial Intelligence Jadi Temen Curhat (Sumber: https://www.instagram.com/p/C6YhdwYNGh_/?igsh=NWJtd256dmd6ZXN1)

Gambar: Artificial Intelligence Jadi Temen Curhat (Sumber: https://www.instagram.com/p/C6YhdwYNGh_/?igsh=NWJtd256dmd6ZXN1)

Salah satu kelebihan utama adalah AI tersedia 24/7 yang bisa memberikan dukungan kapan saja dan di mana saja tanpa batasan waktu atau tempat. Hal ini tentu saja bisa menguntungkan pengguna yang memiliki kesulitan pada jam-jam yang tidak biasa, seperti tengah malam. Kemampuan untuk mendapatkan dukungan tanpa menunggu waktu yang tepat untuk berbicara dengan seseorang.


2. Anonymous

Gambar: Artificial Intelligence Jadi Temen Curhat (Sumber: https://www.instagram.com/p/C6YhdwYNGh_/?igsh=NWJtd256dmd6ZXN1)

Gambar: Artificial Intelligence Jadi Temen Curhat (Sumber: https://www.instagram.com/p/C6YhdwYNGh_/?igsh=NWJtd256dmd6ZXN1)


Seseorang yang curhat dengan AI tidak perlu memikirkan penilaian serta prasangka dari orang lain, karena mereka curhat dengan AI secara anonim. Hal ini bisa menjadi lebih nyaman dibandingkan berbicara dengan orang lain.

AI juga tidak akan memberikan penilaian subjektif ketika mendengar topik yang sensitif. Anonimitas ini juga bisa memberikan kebebasan untuk mengungkapkan hal-hal yang mungkin sulit diungkapkan kepada orang lain.


3. Non-Judgemental

Gambar: Artificial Intelligence Jadi Temen Curhat (Sumber: https://www.instagram.com/p/C6YhdwYNGh_/?igsh=NWJtd256dmd6ZXN1)

Gambar: Artificial Intelligence Jadi Temen Curhat (Sumber: https://www.instagram.com/p/C6YhdwYNGh_/?igsh=NWJtd256dmd6ZXN1)


AI dirancang untuk merespons dan tidak memiliki kemampuan untuk menghakimi atau membuat penilaian buruk terhadap pengguna. Hal ini dapat memberikan kenyamanan bagi para pengguna yang memiliki trust issue terhadap tanggapan manusia.

Pengguna bisa merasa lebih bebas untuk mengungkapkan perasaan dan masalah pribadi tanpa rasa takut dianggap buruk atau disalahkan atau pula dipermalukan. AI memberikan solusi yang netral dan objektif, di mana seseorang bisa membuka diri tanpa rasa takut akan konsekuensi sosial.


Kekurangan Berbagi Perasaan dengan AI

1. Limited Understanding

Meskipun AI dapat memproses dan merespons dengan cepat, tetapi dia bekerja berdasarkan data dan algoritma yang telah diprogram, memungkinkan kurangnya memahami konteks yang lebih kompleks atau nuansa emosional dalam percakapan sering kali terbatas. AI mungkin tidak selalu menangkap detail-detail halus atau konteks spesifik dari situasi yang tengah dihadapi pengguna, sehingga responsnya kurang relevan dan tidak memadai.


2. Lack of Empathy

AI memang bisa memberikan respons dan solusi terbaik dari permasalahan yang dihadapi, namun AI tidak memiliki pengalaman atau perasaan pribadi yang mendalam sehingga AI tidak benar-benar merasakan empati seperti manusia. Hal tersebut membuat beberapa pengguna merasa kurang terhubung secara emosional dan membuat percakapan terasa kurang “nyata”.


3. Privasi Concerns

Ketika berkomunikasi dengan AI, tentu saja ada kekhawatiran mengenai bagaimana data pribadi pengguna digunakan dan disimpan oleh aplikasi AI, terutama jika percakapan tersebut melibatkan informasi sensitif.

Pengguna mungkin merasa khawatir bahwa data percakapan mereka dapat digunakan untuk tujuan yang tidak diinginkan. Keamanan data dan privasi adalah isu penting yang harus dipertimbangkan ketika menggunakan aplikasi AI untuk berbagi perasaan dan masalah pribadi. Tetap hati-hati ya!

AI menawarkan alternatif yang menarik bagi mereka yang merasa kesulitan untuk berbicara dengan orang lain. Keunggulan seperti kenyamanan, kerahasiaan, dan ketersediaan yang tak terbatas menjadikannya pilihan yang menggoda. Dengan respons yang tidak menghakimi dan akses yang mudah, AI bisa menjadi solusi sementara ketika seseorang merasa tidak memiliki tempat untuk berbagi perasaan. 

Baca juga: Cek Jadwal FYP TikTok dan Waktu Terbaik Untuk Posting Agar Viral

Namun, meskipun AI dapat memberikan dukungan berupa saran atau percakapan yang nyaman, ia tidak dapat menggantikan hubungan emosional yang mendalam yang hanya bisa diberikan oleh manusia.

Dengan demikian, penting untuk memandang AI sebagai alat bantu yang dapat melengkapi bukan menggantikan. Interaksi dengan sesame manusia tetap krusial untuk mendapatkan dukungan emosional yang lebih dalam dan pemahaman yang lebih komprehensif. Pendekatan yang seimbang antara dukungan digital dab interaksi sosial sangat penting untuk kesejahteraan emosional kita.

Disclaimer: Orisinalitas informasi dan gambar dalam artikel ini menjadi tanggung jawab penulis sepenuhnya, yang tidak terikat dengan redaksi.

Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

Kementerian Kebudayaan Gelar Konser Apresiasi Musisi Legendaris Era 60-an

BERIKUTNYA

Intip Keseruan Classic Camping dan Eksplorasi Alam Untuk Liburan Akhir Tahun

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: