Mengapa Ayam & Telur Organik Lebih Sehat?
31 August 2021 |
06:54 WIB
Kesadaran masyarakat untuk memulai hidup lebih sehat, terutama pada masa pandemi, ikut mendongkrak peluang bisnis makanan organik seperti ayam dan telur organik. Kelebihan pangan organik diyakini lebih menyehatkan lantaran bebas dari kontaminasi bahan kimia.
Wisnu Putra Prihantoro, Direktur Pemasaran Lacto Farm mengatakan selama masa pandemi ini permintaan ayam dan telur organik sangat tinggi, karena banyak orang yang mulai menyadari pentingnya menjaga asupan makanan yang alami sehingga banyak di antaranya yang beralih ke produk-produk organik termasuk ayam dan telur.
Namun, sebelum beralih ke produk-produk organik tersebut, Genhype juga harus dapat memahami perbedaan antara ayam dan telur organik dengan ayam dan telur biasa.
Wisnu mengatakan ada banyak perbedaan di antara keduanya. Dari sisi kualitas, ayam organik jauh lebih tinggi dari ayam broiler biasa, karena ayam organik ini rendah lemak dan kolesterol sehingga tidak amis dan memiliki rasa lebih gurih.
Rasa gurih tersebut, menurutnya didapatkan karena saat dipelihara ayam diberikan ramuan jamu yang sudah diolah dan ditambahkan ke dalam pakan dan minuman pada saat diternak. Jamu tersebut menyerap ke dalam daging sehingga membuat rasa dagingnya lebih gurih.
Ayam organik juga sangat empuk dan tidak susut saat dimasak sehingga cocok digunakan untuk restoran yang membutuhkan kualitas daging ayam yang sangat baik.
“Kualitas ayam organik yang rendah lemak dan kolesterol ini sangat dicari oleh para customer yang sudah menderita penyakit tertentu yang sudah tidak bisa mengonsumsi ayam broiler biasa, atau yang wajib menjaga asupan makanannya,” terangnya.
Sementara itu, untuk telur organik juga lebih sehat serta memiliki rasa yang lebih gurih dibandingkan dengan telur biasa. Dia mngungkapkan bahwa dari beberapa pelanggan yang tidak bisa mengonsumsi telur karena alergi, justru tidak merasakan efek samping alergi setelah mengonsumsi telur organik.
Sebagai perusahaan yang menyediakan ayam dan telur organik, pihaknya mengantongi sertifikasi lengkap mulai dari rumah potong hewan yang sudah memiliki sertifikat halal, sertifikat NKV yaitu sertifikat yang menjamin kesehatan hewan yang dipotong dan diawasi oleh dokter hewan secara langsung. Peternakannya juga memiliki sertifikat organik dari lembaga sertifikasi resmi yang ditunjuk oleh Kementerian Pertanian.
"Untuk standardisasi ayam organik kami sudah diatur dalam SOP yang dimiliki mitra peternak seperti dari standar pakan, standar jamu sebagai probiotik, standar kandang, dan beberapa standar lain yang diatur dalam ketentuan pemeliharaan secara organik lainnya."
Meski baru dikembangkan pada awal 2021, bisnis ayam organiknya menunjukkan pertumbuhan signifikan. Setidaknya rata-rata penjualan ayam organik mencapai 2.000 ekor per bulan, sedangkan untuk telur organik mencapai 500 butir per bulan.
"Kami sadar dengan konsumen yang sudah memiliki tingkat kesadaran kesehatan yang tinggi, pelanggan pun tersegmentasi yaitu mereka yang memiliki tingkat ekonomi menengah ke atas. Jadi harga yang kami tetapkan untuk kualitas ayam organik yang sangat baik ini masih terjangkau untuk para konsumen," ungkapnya.
Jika dibandingkan dengan bisnis ayam dan telur biasa, pelaku usaha bisa mengatur harga dengan lebih stabil, karena tidak ada permainan harga dari pihak-pihak tertentu. "Keuntungan untuk bisnis ini bisa kami prediksi dengan baik."
Editor: Fajar Sidik
Wisnu Putra Prihantoro, Direktur Pemasaran Lacto Farm mengatakan selama masa pandemi ini permintaan ayam dan telur organik sangat tinggi, karena banyak orang yang mulai menyadari pentingnya menjaga asupan makanan yang alami sehingga banyak di antaranya yang beralih ke produk-produk organik termasuk ayam dan telur.
Namun, sebelum beralih ke produk-produk organik tersebut, Genhype juga harus dapat memahami perbedaan antara ayam dan telur organik dengan ayam dan telur biasa.
Wisnu mengatakan ada banyak perbedaan di antara keduanya. Dari sisi kualitas, ayam organik jauh lebih tinggi dari ayam broiler biasa, karena ayam organik ini rendah lemak dan kolesterol sehingga tidak amis dan memiliki rasa lebih gurih.
Rasa gurih tersebut, menurutnya didapatkan karena saat dipelihara ayam diberikan ramuan jamu yang sudah diolah dan ditambahkan ke dalam pakan dan minuman pada saat diternak. Jamu tersebut menyerap ke dalam daging sehingga membuat rasa dagingnya lebih gurih.
Ayam organik juga sangat empuk dan tidak susut saat dimasak sehingga cocok digunakan untuk restoran yang membutuhkan kualitas daging ayam yang sangat baik.
“Kualitas ayam organik yang rendah lemak dan kolesterol ini sangat dicari oleh para customer yang sudah menderita penyakit tertentu yang sudah tidak bisa mengonsumsi ayam broiler biasa, atau yang wajib menjaga asupan makanannya,” terangnya.
Sementara itu, untuk telur organik juga lebih sehat serta memiliki rasa yang lebih gurih dibandingkan dengan telur biasa. Dia mngungkapkan bahwa dari beberapa pelanggan yang tidak bisa mengonsumsi telur karena alergi, justru tidak merasakan efek samping alergi setelah mengonsumsi telur organik.
Sebagai perusahaan yang menyediakan ayam dan telur organik, pihaknya mengantongi sertifikasi lengkap mulai dari rumah potong hewan yang sudah memiliki sertifikat halal, sertifikat NKV yaitu sertifikat yang menjamin kesehatan hewan yang dipotong dan diawasi oleh dokter hewan secara langsung. Peternakannya juga memiliki sertifikat organik dari lembaga sertifikasi resmi yang ditunjuk oleh Kementerian Pertanian.
"Untuk standardisasi ayam organik kami sudah diatur dalam SOP yang dimiliki mitra peternak seperti dari standar pakan, standar jamu sebagai probiotik, standar kandang, dan beberapa standar lain yang diatur dalam ketentuan pemeliharaan secara organik lainnya."
Meski baru dikembangkan pada awal 2021, bisnis ayam organiknya menunjukkan pertumbuhan signifikan. Setidaknya rata-rata penjualan ayam organik mencapai 2.000 ekor per bulan, sedangkan untuk telur organik mencapai 500 butir per bulan.
"Kami sadar dengan konsumen yang sudah memiliki tingkat kesadaran kesehatan yang tinggi, pelanggan pun tersegmentasi yaitu mereka yang memiliki tingkat ekonomi menengah ke atas. Jadi harga yang kami tetapkan untuk kualitas ayam organik yang sangat baik ini masih terjangkau untuk para konsumen," ungkapnya.
Jika dibandingkan dengan bisnis ayam dan telur biasa, pelaku usaha bisa mengatur harga dengan lebih stabil, karena tidak ada permainan harga dari pihak-pihak tertentu. "Keuntungan untuk bisnis ini bisa kami prediksi dengan baik."
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.