Kartini: From Darkness to Light, Board Game Lokal dengan Latar Sejarah Nasional
17 December 2024 |
18:00 WIB
Permainan papan berjudul Kartini: From Darkness to Light karya desainer gim lokal tembus pasar permainan internasional. Gim ini dibuat oleh rumah produksi gim, ION Game Design. Sesuai judulnya, permainan ini punya cerita dengan latar sejarah nasional.
Kartini: From Darkness to Light dirancang oleh desainer gim asal Indonesia, Sherria Ayuandini. Mengambil latar sejarah ke dalam unsur permainannya, gim ini tidak hanya ditujukan sebagai sarana rekreasi yang menarik tetapi juga bagian dari alat edukasi dalam bentuk gamifikasi.
Melansir situs ION Game Design, permainan ini terinspirasi dari kehidupan Raden Ajeng Kartini. Seorang tokoh terkemuka dalam sejarah Indonesia yang dikenal karena advokasinya terhadap hak-hak perempuan dan pendidikan.
Baca juga: Cek Daftar Kafe dengan Fasilitas Board Game yang Seru
Lahir pada 1879, sejarah mencatat Kartini sebagai sosok yang berani menantang norma-norma tradisional pada masanya. Dia banyak mengadvokasi pendidikan anak perempuan dan pemberdayaan perempuan dalam masyarakat yang didominasi oleh nilai-nilai patriarki kala itu.
Bukan itu saja, surat-suratnya, yang diterbitkan setelah dia wafat, banyak mengekspresikan keinginannya agar perempuan memiliki kesempatan yang sama dalam hal pendidikan maupun keterlibatan di dalam masyarakat. Latar belakang sejarah inilah yang menjadi dasar bagi mekanisme permainan Kartini: From Darkness to Light.
Berlatar belakang perjuangan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda, permainan papan ini memungkinkan para pemain untuk terlibat dalam situasi mengelola sekolah yang bertujuan untuk mendidik anak perempuan dari berbagai pulau.
Para pemain mengambil peran yang mencerminkan beragam kontribusi perempuan selama periode transformatif ini, termasuk menjadi politisi, pelindung, maupun pengajar. Gim ini dibuat sangat selaras dengan visi Kartini untuk Indonesia pada masa penjajahan kala itu.
Adapun, teknis pelaksanaan boardgame Kartini disusun dalam tiga ronde. Masing-masing terdiri dari fase aksi, di mana pemain dapat mempekerjakan guru, merekrut murid, mendaftarkan murid, mengumpulkan buku, sampai meluluskan murid. Mekanismenya mengharuskan para pemain membuat perencanaan strategis dan berkolaborasi untuk berhasil memainkannya.
Dilansir dari Boardgame Cafe, terlihat bahwa gim Kartini didesain untuk dimainkan oleh 1-6 orang pemain, dengan durasi permainan sekitar 60-120 menit (1-2 jam).
Komponen permainan ini meliputi papan yang dirancang sebagai alas dan dasar permainan papan, kartu yang mewakili berbagai karakter dan pencapaian, serta potongan kayu yang mewakili karakter siswa dan guru. Desain visual yang sangat diperhitungkan ini disebut mampu meningkatkan mood sepanjang permainan.
Sejak diluncurkan di platform gim Kickstarter, board game Kartini: From Darkness to Light telah menarik perhatian sejumlah pemain gim tidak hanya karena gameplay-nya, tetapi juga karena signifikansi budaya yang menjadi latar belakang kisah permainan.
Bukan itu saja, gim ini bahkan telah diakui sebagai finalis Zenobia Award (ajang kompetisi dan program pendampingan untuk perancang gim ), yang menunjukan kemampuan Sherria sebagai pengembang dalam negeri untuk bersaing di tingkat yang lebih tinggi.
Baca juga: Eksistensi Bisnis Board Game yang Tak Tergerus Digitalisasi
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Kartini: From Darkness to Light dirancang oleh desainer gim asal Indonesia, Sherria Ayuandini. Mengambil latar sejarah ke dalam unsur permainannya, gim ini tidak hanya ditujukan sebagai sarana rekreasi yang menarik tetapi juga bagian dari alat edukasi dalam bentuk gamifikasi.
Melansir situs ION Game Design, permainan ini terinspirasi dari kehidupan Raden Ajeng Kartini. Seorang tokoh terkemuka dalam sejarah Indonesia yang dikenal karena advokasinya terhadap hak-hak perempuan dan pendidikan.
Baca juga: Cek Daftar Kafe dengan Fasilitas Board Game yang Seru
Lahir pada 1879, sejarah mencatat Kartini sebagai sosok yang berani menantang norma-norma tradisional pada masanya. Dia banyak mengadvokasi pendidikan anak perempuan dan pemberdayaan perempuan dalam masyarakat yang didominasi oleh nilai-nilai patriarki kala itu.
Bukan itu saja, surat-suratnya, yang diterbitkan setelah dia wafat, banyak mengekspresikan keinginannya agar perempuan memiliki kesempatan yang sama dalam hal pendidikan maupun keterlibatan di dalam masyarakat. Latar belakang sejarah inilah yang menjadi dasar bagi mekanisme permainan Kartini: From Darkness to Light.
Berlatar belakang perjuangan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda, permainan papan ini memungkinkan para pemain untuk terlibat dalam situasi mengelola sekolah yang bertujuan untuk mendidik anak perempuan dari berbagai pulau.
Para pemain mengambil peran yang mencerminkan beragam kontribusi perempuan selama periode transformatif ini, termasuk menjadi politisi, pelindung, maupun pengajar. Gim ini dibuat sangat selaras dengan visi Kartini untuk Indonesia pada masa penjajahan kala itu.
Adapun, teknis pelaksanaan boardgame Kartini disusun dalam tiga ronde. Masing-masing terdiri dari fase aksi, di mana pemain dapat mempekerjakan guru, merekrut murid, mendaftarkan murid, mengumpulkan buku, sampai meluluskan murid. Mekanismenya mengharuskan para pemain membuat perencanaan strategis dan berkolaborasi untuk berhasil memainkannya.
Dilansir dari Boardgame Cafe, terlihat bahwa gim Kartini didesain untuk dimainkan oleh 1-6 orang pemain, dengan durasi permainan sekitar 60-120 menit (1-2 jam).
Komponen permainan ini meliputi papan yang dirancang sebagai alas dan dasar permainan papan, kartu yang mewakili berbagai karakter dan pencapaian, serta potongan kayu yang mewakili karakter siswa dan guru. Desain visual yang sangat diperhitungkan ini disebut mampu meningkatkan mood sepanjang permainan.
Sejak diluncurkan di platform gim Kickstarter, board game Kartini: From Darkness to Light telah menarik perhatian sejumlah pemain gim tidak hanya karena gameplay-nya, tetapi juga karena signifikansi budaya yang menjadi latar belakang kisah permainan.
Bukan itu saja, gim ini bahkan telah diakui sebagai finalis Zenobia Award (ajang kompetisi dan program pendampingan untuk perancang gim ), yang menunjukan kemampuan Sherria sebagai pengembang dalam negeri untuk bersaing di tingkat yang lebih tinggi.
Baca juga: Eksistensi Bisnis Board Game yang Tak Tergerus Digitalisasi
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.