KAI Klaim Penggunaan Kereta Api Dorong Peningkatan Kualitas Udara di Jabodetabek
07 December 2024 |
18:00 WIB
PT Kereta Api Indonesia mengeklaim bahwa kualitas udara di wilayah aglomerasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi yang membaik dalam beberapa hari terakhir tidak hanya karena alam. Peningkatan kualitas udara dapat terjadi lantaran ada peran aktif masyarakat dalam menggunakan transportasi umum kereta api.
Vice President Public Relations PT Kereta Api Indonesia (KAI) Anne Purba mengatakan bahwa peningkatan penggunaan transportasi umum kereta api berkontribusi signifikan dalam mengurangi emisi karbon dan polusi udara di Jabodetabek.
“Perbaikan kualitas udara tentunya tidak hanya bergantung pada fenomena alam, selain itu ada juga peran aktif masyarakat dalam mendukung transportasi berkelanjutan,” katanya dalam siaran pes pada Sabtu (7/12/2024).
Baca juga: Hari Pencegahan Polusi 2 Desember: Waktunya Bertindak Sebelum Terlambat
Dengan semakin banyak masyarakat yang beralih ke transportasi kereta api, pengguna kereta api akan mengurangi emisi CO2 secara signifikan. Anne mengatakan bahwa penggunaan kereta api mengurangi sekitar 2.141 ton CO2 setiap hari.
Kemudian, dalam setahun, total pengurangan emisi CO2 mencapai sekitar 780.528 ton. Dengan begitu, penggunaan kereta api berkontribusi menciptakan udara yang lebih bersih dan sehat bagi masyarakat di wilayah Jabodetabek.
Anne menuturkan, moda transportasi umum kereta api memiliki kapasitas angkut yang besar, sehingga pengurangan emisi CO2 dapat terjadi. Satu rangkaian kereta api jarak jauh yang terdiri dari 8 sampai 14 kereta penumpang memiliki kapasitas 1.120 tempat duduk dalam sekali jalan.
Dengan begitu, 1 perjalanan kereta api dapat menggantikan 160 mobil atau 560 motor jika dibandingkan dengan mobil berkapasitas 7 orang atau sepeda motor dengan kapasitas 2 orang.
“Kementerian Perhubungan juga menyampaikan bahwa emisi yang dihasilkan kereta api jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan mobil atau pesawat. Dalam 200 mil perjalanan, emisi yang dihasilkan mobil atau pesawat 5 kali lipat jika dibandingkan dengan kereta api,” ujarnya.
Anne menambahkan, penelitian dari Departemen Bisnis, Energi, dan Strategi Industri Inggris via Our World in Data mengungkapkan bahwa emisi setara CO2 per penumpang per kilometer dari kereta adalah 41 gram. Sementara itu, emisi CO2 per penumpang per kilometer dari sepeda motor dan mobil masing-masing 103 gram dan mobil 192 gram.
Data tersebut menunjukkan bahwa perjalanan kereta api dengan penumpang hanya menghasilkan 45.920 gram CO2 per km atau jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan sepeda motor yang mencapai 115.360 gram CO2 dan mobil sebanyak 215.040 gram CO2.
Sementara terkait dengan perjalanan commuter line, 1 rangkaian yang terdiri dari 8 sampai 12 kerta dengan kapasitas maksimal 3.000 pelanggan dapat menggantikan 438 mobil pribadi dan 1.500 motor.
Anne optimistis bahwa KAI Group dapat terus berkontribusi dalam mengurangi polusi udara di wilayah perkotaan dengan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga lingkungan. KAI Group mencatat total 333.371.342 orang yang telah memanfaatkan layanan transportasi kereta api di wilayah Jabodetabek pada Januari-November 2024.
“Rinciannya, sebanyak 9.714.046 penumpang tercatat menggunakan layanan kereta jarak jauh dan lokal yang dioperasikan oleh KAI Daerah Operasi 1 Jakarta. Selain itu, 18.891.719 penumpang memilih LRT Jabodebek sebagai solusi transportasi modern untuk mobilitas harian mereka,” katanya.
Sementara itu, jumlah penumpang kereta cepat Whoosh mencapai 5.436.535 orang pada periode yang sama. Menurutnya, jumlah tersebut menandakan antusiasme masyarakat yang tinggi terhadap moda transportasi berkecepatan tinggi itu. Jumlah penumpang commuter line pada periode Januari-November 2024 mencapai 299.329.042 orang.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Vice President Public Relations PT Kereta Api Indonesia (KAI) Anne Purba mengatakan bahwa peningkatan penggunaan transportasi umum kereta api berkontribusi signifikan dalam mengurangi emisi karbon dan polusi udara di Jabodetabek.
“Perbaikan kualitas udara tentunya tidak hanya bergantung pada fenomena alam, selain itu ada juga peran aktif masyarakat dalam mendukung transportasi berkelanjutan,” katanya dalam siaran pes pada Sabtu (7/12/2024).
Baca juga: Hari Pencegahan Polusi 2 Desember: Waktunya Bertindak Sebelum Terlambat
Dengan semakin banyak masyarakat yang beralih ke transportasi kereta api, pengguna kereta api akan mengurangi emisi CO2 secara signifikan. Anne mengatakan bahwa penggunaan kereta api mengurangi sekitar 2.141 ton CO2 setiap hari.
Kemudian, dalam setahun, total pengurangan emisi CO2 mencapai sekitar 780.528 ton. Dengan begitu, penggunaan kereta api berkontribusi menciptakan udara yang lebih bersih dan sehat bagi masyarakat di wilayah Jabodetabek.
Anne menuturkan, moda transportasi umum kereta api memiliki kapasitas angkut yang besar, sehingga pengurangan emisi CO2 dapat terjadi. Satu rangkaian kereta api jarak jauh yang terdiri dari 8 sampai 14 kereta penumpang memiliki kapasitas 1.120 tempat duduk dalam sekali jalan.
Dengan begitu, 1 perjalanan kereta api dapat menggantikan 160 mobil atau 560 motor jika dibandingkan dengan mobil berkapasitas 7 orang atau sepeda motor dengan kapasitas 2 orang.
“Kementerian Perhubungan juga menyampaikan bahwa emisi yang dihasilkan kereta api jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan mobil atau pesawat. Dalam 200 mil perjalanan, emisi yang dihasilkan mobil atau pesawat 5 kali lipat jika dibandingkan dengan kereta api,” ujarnya.
Anne menambahkan, penelitian dari Departemen Bisnis, Energi, dan Strategi Industri Inggris via Our World in Data mengungkapkan bahwa emisi setara CO2 per penumpang per kilometer dari kereta adalah 41 gram. Sementara itu, emisi CO2 per penumpang per kilometer dari sepeda motor dan mobil masing-masing 103 gram dan mobil 192 gram.
Data tersebut menunjukkan bahwa perjalanan kereta api dengan penumpang hanya menghasilkan 45.920 gram CO2 per km atau jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan sepeda motor yang mencapai 115.360 gram CO2 dan mobil sebanyak 215.040 gram CO2.
Sementara terkait dengan perjalanan commuter line, 1 rangkaian yang terdiri dari 8 sampai 12 kerta dengan kapasitas maksimal 3.000 pelanggan dapat menggantikan 438 mobil pribadi dan 1.500 motor.
Anne optimistis bahwa KAI Group dapat terus berkontribusi dalam mengurangi polusi udara di wilayah perkotaan dengan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga lingkungan. KAI Group mencatat total 333.371.342 orang yang telah memanfaatkan layanan transportasi kereta api di wilayah Jabodetabek pada Januari-November 2024.
“Rinciannya, sebanyak 9.714.046 penumpang tercatat menggunakan layanan kereta jarak jauh dan lokal yang dioperasikan oleh KAI Daerah Operasi 1 Jakarta. Selain itu, 18.891.719 penumpang memilih LRT Jabodebek sebagai solusi transportasi modern untuk mobilitas harian mereka,” katanya.
Sementara itu, jumlah penumpang kereta cepat Whoosh mencapai 5.436.535 orang pada periode yang sama. Menurutnya, jumlah tersebut menandakan antusiasme masyarakat yang tinggi terhadap moda transportasi berkecepatan tinggi itu. Jumlah penumpang commuter line pada periode Januari-November 2024 mencapai 299.329.042 orang.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.