Jumlah Talenta Film Belum Cukup, Wamen Kebudayaan Giring Siapkan Beasiswa Sineas
05 December 2024 |
22:00 WIB
1
Like
Like
Like
Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha mengungkap sumber daya manusia di kancah perfilman Indonesia selama ini masih terbilang minim. Dia menyebut talenta film serta kru film masih sangat sedikit, terutama ketika dibandingkan dengan geliat produksinya yang dalam beberapa tahun terakhir makin masif.
Suburnya produksi film dalam negeri tak lepas dari kepercayaan penonton Indonesia terhadap film local yang makin tinggi. Di luar itu, munculnya medium pemutaran baru, termasuk platform over the top (OTT), juga jadi alasan produksi film makin melimpah.
Namun, di balik pertumbuhan yang menggembirakan itu, para pembuat film mesti berjibaku dengan terbatasnya sumber daya manusia. Tak jarang, waktu produksi mesti disesuaikan sedemikian rupa agar menyesuaikan jadwal talenta film yang terbatas ini.
“Waktu kopi pagi bersama sineas, beberapa masalah yang ada di perfilman itu adalah soal layar. Kedua adalah soal jumlah SDM,” ungkap Giring sesuai pembukaan bioskop Sam’s Studios di Cibadak, Sukabumi, Kamis (5/12/2024).
Baca juga: Pesan Sineas Indonesia untuk Saling Jaga Ekosistem Kebudayaan di FFI 2024
Giring mengatakan kebutuhan talenta film dengan film yang akan diproduksi tidak sebanding. Padahal, di Indonesia saat ini, jumlah produksi film sedang dalam kondisi yang sangat menggembirakan.
Tentu sayang, lanjutnya, jika produksi yang melimpah ini tidak dikelola dengan baik karena minimnya SDM film. Terlebih, kekurangan talenta film ini berada di posisi-posisi yang penting. “Penulis naskah misalnya, masih kurang. Lalu, sutradara juga, ya masih ada beberapa lainnya juga,” jelasnya.
Sembari mengatasi masalah persebaran layar, Giring menyebut Kemenkebud secara bersamaan juga akan mengatasi masalah jumlah SDM film. Salah satu yang akan dilakukannya ialah dengan memberikan beasiswa untuk para sineas muda.
Ketika ide ini muncul, Giring dan Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengaku langsung berkomunikasi dengan Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Stella Christie.
“Katanya, di Kementerian Diktisaintek memang ada program untuk langsung beasiswa ke industry. Makanya, ini kita lagi ngobrol dulu. Belum banyak yang bisa diomongin sekarang, tetapi segera akan ada hasilnya,” kata Giring.
Giring mengatakan saat ini industry perfilman Indonesia tengah dalam periode yang menarik. Saat ini, jumlah penonton film Indonesia telah menembus 75 juta dan masih sangat mungkin menutupnya menjadi 80 juta pada akhir tahun nanti.
Kepercayaan penonton terhadap film Indonesia memang sudah tinggi. Dirinya berharap, progres ini bisa berkelanjutan. Dengan demikian, bukan tidak mungkin, target 100 juta penonton film Indonesia akan bisa terwujud dalam tahun-tahun mendatang.
Namun, di luar angka-angka, Giring ingin menegaskan film mesti terus hadir tidak hanya sebatas hiburan, tetapi juga membawa pesan positif, membawa nilai tradisi, budaya, dan wawasan bagi generasi .
“Film bisa menjadi medium untuk kita lebih bangga lagi menjadi bangsa Indoneisa dengan mega diversity kebudayaannya,” tutupnya.
Baca juga: Menteri Kebudayaan Fadli Zon Berharap Sineas Lokal dapat Berjejaring & Perluas Wawasan di Lanskap Global
Editor: Puput Ady Sukarno
Suburnya produksi film dalam negeri tak lepas dari kepercayaan penonton Indonesia terhadap film local yang makin tinggi. Di luar itu, munculnya medium pemutaran baru, termasuk platform over the top (OTT), juga jadi alasan produksi film makin melimpah.
Namun, di balik pertumbuhan yang menggembirakan itu, para pembuat film mesti berjibaku dengan terbatasnya sumber daya manusia. Tak jarang, waktu produksi mesti disesuaikan sedemikian rupa agar menyesuaikan jadwal talenta film yang terbatas ini.
“Waktu kopi pagi bersama sineas, beberapa masalah yang ada di perfilman itu adalah soal layar. Kedua adalah soal jumlah SDM,” ungkap Giring sesuai pembukaan bioskop Sam’s Studios di Cibadak, Sukabumi, Kamis (5/12/2024).
Baca juga: Pesan Sineas Indonesia untuk Saling Jaga Ekosistem Kebudayaan di FFI 2024
Giring mengatakan kebutuhan talenta film dengan film yang akan diproduksi tidak sebanding. Padahal, di Indonesia saat ini, jumlah produksi film sedang dalam kondisi yang sangat menggembirakan.
Tentu sayang, lanjutnya, jika produksi yang melimpah ini tidak dikelola dengan baik karena minimnya SDM film. Terlebih, kekurangan talenta film ini berada di posisi-posisi yang penting. “Penulis naskah misalnya, masih kurang. Lalu, sutradara juga, ya masih ada beberapa lainnya juga,” jelasnya.
Produksi film (Sumber gambar: Unsplash/Jakob Owens)
Sembari mengatasi masalah persebaran layar, Giring menyebut Kemenkebud secara bersamaan juga akan mengatasi masalah jumlah SDM film. Salah satu yang akan dilakukannya ialah dengan memberikan beasiswa untuk para sineas muda.
Ketika ide ini muncul, Giring dan Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengaku langsung berkomunikasi dengan Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Stella Christie.
“Katanya, di Kementerian Diktisaintek memang ada program untuk langsung beasiswa ke industry. Makanya, ini kita lagi ngobrol dulu. Belum banyak yang bisa diomongin sekarang, tetapi segera akan ada hasilnya,” kata Giring.
Giring mengatakan saat ini industry perfilman Indonesia tengah dalam periode yang menarik. Saat ini, jumlah penonton film Indonesia telah menembus 75 juta dan masih sangat mungkin menutupnya menjadi 80 juta pada akhir tahun nanti.
Kepercayaan penonton terhadap film Indonesia memang sudah tinggi. Dirinya berharap, progres ini bisa berkelanjutan. Dengan demikian, bukan tidak mungkin, target 100 juta penonton film Indonesia akan bisa terwujud dalam tahun-tahun mendatang.
Namun, di luar angka-angka, Giring ingin menegaskan film mesti terus hadir tidak hanya sebatas hiburan, tetapi juga membawa pesan positif, membawa nilai tradisi, budaya, dan wawasan bagi generasi .
“Film bisa menjadi medium untuk kita lebih bangga lagi menjadi bangsa Indoneisa dengan mega diversity kebudayaannya,” tutupnya.
Baca juga: Menteri Kebudayaan Fadli Zon Berharap Sineas Lokal dapat Berjejaring & Perluas Wawasan di Lanskap Global
Editor: Puput Ady Sukarno
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.