Eksplorasi Metaforis Kehidupan Melalui Origami dalam Buku 100 Things I Wish I Knew Earlier
06 December 2024 |
06:46 WIB
Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan yang berujung pada kekecewaan atau penyesalan. Sulit rasanya untuk mengulang momentum yang terlewat, pengalaman hidup tersebut bisa menjadi pelajaran dalam langkah berikutnya, entah untuk si yang empunya cerita maupun mereka yang mengetahuinya.
Pelajaran hidup inilah yang ingin dibagikan tiga perempuan inspiratif, Grace Tahir, Fen, dan Jacqueline Karina melalui buku bertajuk 100 Things I Wish I Knew Earlier. Buku ini menghadirkan wawasan mendalam dari para penulis tentang perjalanan kompleks kehidupan manusia.
100 Things I Wish I Knew Earlier terbilang menarik lantaran menawarkan eksplorasi metaforis yang menakjubkan tentang kehidupan melalui seni origami. Kenapa origami? Fen sebagai konseptor buku ini menerangkan bahwa hidup layaknya selembar kertas sederhana yang awalnya polos.
Baca juga: 5 Tips Membangun Kebiasaan Membaca Buku Agar Tetap Fokus di Era Digital
Kertas polos itu kemudian berubah menjadi menjadi kreasi rumit melalui lipatan-lipatan cermat hingga menjadi karya yang indah. Hal ini menggambarkan bagaimana manusia terbentuk dari pengalaman yang telah dilaluinya.
“Dari sanalah aku kepikiran untuk mem-visualize our story dengan karya origami, supaya dari pengalaman-pengalaman kita, dari semua pembentukan-pembentukan ini menjadi karya yang indah,” ujarnya saat peluncuran buku 100 Things I Wish I Knew Earlier di Gramedia, Matraman, Jakarta, Kamis (5/12/2024).
Menghadirkan wawasan mendalam dari para penulis tentang perjalanan kompleks kehidupan manusia, narasi buku ini mengajak para pembaca untuk memahami bahwa momen-momen sulit tidak mendefinisikan keseluruhan hidup, setiap individu memiliki timeline yang berbeda-beda, dan cinta serta penyembuhan adalah proses yang berkelanjutan.
Buku 100 Things I Wish I Knew Earlier mengajak para pembaca untuk merefleksikan perjalanan personal melalui kisah-kisah yang mendalam dan filosofis. Dengan gaya bertutur yang intim, buku ini menantang kebijaksanaan konvensional dan menawarkan perspektif segar tentang perkembangan diri.
Para pembaca akan diajak untuk memahami kompleksitas hidup, ketangguhan personal, kedewasaan emosional, serta keseimbangan antara harapan finansial dan emosional, melalui 10 chapter dengan total 100 bahasan. Pembaca dapat menemukan karya inspiratif ini sebagai panduan untuk memahami diri sendiri dan menavigasi berbagai tantangan kehidupan dengan lebih bijak dan penuh pemahaman.
Jacqueline berharap melalui buku ini, pembaca tidak mengalami kesalahan-kesalahan yang akhirnya disesali para penulis dalam hidup. Misal, tidak sempat mengutarakan kasih sayang kepada orang yang telah pergi atau menghilang.
Begitu pula Grace yang menilai waktu menjadi bagian berharga dalam perjalanan hidup. Jangan sampai waktu yang dijalani terbuang sia-sia dan menjadi penyesalan di masa depan.
“Jadi dari pengalaman-pengalaman kita hopefully, especially teenager yang baca ini, supaya kesalahan yang kita perbuat yang kita tanggung konsekuensinya saat ini, mereka bisa avoid those mistakes,” tutur Grace.
Tersedia di toko-toko buku Gramedia di seluruh Indonesia mulai 11 Desember 2024, buku dengan tebal 224 halaman ini dibanderol dengan harga Rp169.000.
Diketahui, 100 Things I Wish I Knew Earlier merupakan buku kedua yang ditulis bersama Grace Tahir, Fen, dan Jacqueline Karina. Sebelumnya mereka membuat karya berjudul This Is Not A Cook Book yang terbit pada 2023.
Di tengah kesibukan ketiganya, 100 Things I Wish I Knew Earlier terbilang rampung dalam waktu yang singkat, yakni sekitar 6 bulan. Bahkan Fen menyebut mereka hanya bertemu 2 kali selama proses penulisan hingga buku terbit, selebihnya dikoordinasikan secara online.
Grace menyampaikan buku ini dibuat sesederhana mungkin agar pembaca tidak merasa bosan. Tulisan pada setiap bahasan pun tidak terlalu panjang bahkan tampak seperti caption di Instagram.
Pembaca tidak perlu terpaku membaca setiap halaman secara runut. “Banyak chapter yang bisa dibaca di mobil sambil menunggu dokter, bisa lompat-lompat bacanya, banyak juga quotes-quotes yang pendek,” ungkap Grace,
100 Things I Wish I Knew Earlier menjadi buku menarik untuk dibaca lantaran pengalaman penulis yang bukan sosok kaleng-kaleng. Grace, Fen, maupun Jacqueline merupakan perempuan pebisnis yang namanya cukup dikenal.
Grace Tahir merupakan Co-founder Everest Media, dan memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun di industri kesehatan. Saat ini dia menempati posisi sebagai Direktur Mayapada Healthcare.
Sementara Fen merupakan seorang seniman dan pendiri Axioo Photography, yang kemudian berkembang menjadi Sweet Escape. Saat ini, Fen mengejar passion lainnya di bidang desain produk dan menulis.
Fen merupakan penulis jurnal Antara Bintang-Bintang. Kini dia sedang menikmati waktu luangnya dengan bepergian, melukis, dan menulis.
Adapun Jacqueline Karina merupakan pendiri dari Kokumi Group dan Natura, perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan pertanian, makanan, dan minuman. Memiliki 16 tahun pengalaman di bidang teknologi pangan dan nutrisi, dia juga memiliki passion dalam menulis, terutama tentang anak-anak, wanita, dan hubungannya dengan pengembangan diri.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Pelajaran hidup inilah yang ingin dibagikan tiga perempuan inspiratif, Grace Tahir, Fen, dan Jacqueline Karina melalui buku bertajuk 100 Things I Wish I Knew Earlier. Buku ini menghadirkan wawasan mendalam dari para penulis tentang perjalanan kompleks kehidupan manusia.
100 Things I Wish I Knew Earlier terbilang menarik lantaran menawarkan eksplorasi metaforis yang menakjubkan tentang kehidupan melalui seni origami. Kenapa origami? Fen sebagai konseptor buku ini menerangkan bahwa hidup layaknya selembar kertas sederhana yang awalnya polos.
Baca juga: 5 Tips Membangun Kebiasaan Membaca Buku Agar Tetap Fokus di Era Digital
Kertas polos itu kemudian berubah menjadi menjadi kreasi rumit melalui lipatan-lipatan cermat hingga menjadi karya yang indah. Hal ini menggambarkan bagaimana manusia terbentuk dari pengalaman yang telah dilaluinya.
“Dari sanalah aku kepikiran untuk mem-visualize our story dengan karya origami, supaya dari pengalaman-pengalaman kita, dari semua pembentukan-pembentukan ini menjadi karya yang indah,” ujarnya saat peluncuran buku 100 Things I Wish I Knew Earlier di Gramedia, Matraman, Jakarta, Kamis (5/12/2024).
Menghadirkan wawasan mendalam dari para penulis tentang perjalanan kompleks kehidupan manusia, narasi buku ini mengajak para pembaca untuk memahami bahwa momen-momen sulit tidak mendefinisikan keseluruhan hidup, setiap individu memiliki timeline yang berbeda-beda, dan cinta serta penyembuhan adalah proses yang berkelanjutan.
Buku 100 Things I Wish I Knew Earlier mengajak para pembaca untuk merefleksikan perjalanan personal melalui kisah-kisah yang mendalam dan filosofis. Dengan gaya bertutur yang intim, buku ini menantang kebijaksanaan konvensional dan menawarkan perspektif segar tentang perkembangan diri.
Para pembaca akan diajak untuk memahami kompleksitas hidup, ketangguhan personal, kedewasaan emosional, serta keseimbangan antara harapan finansial dan emosional, melalui 10 chapter dengan total 100 bahasan. Pembaca dapat menemukan karya inspiratif ini sebagai panduan untuk memahami diri sendiri dan menavigasi berbagai tantangan kehidupan dengan lebih bijak dan penuh pemahaman.
Grace Tahir, Fen, dan Jacqueline Karina (tiga dari kiri), saat peluncuran buku bertajuk 100 Things I Wish I Knew Earlier. (Sumber gambar: Desyinta Nuraini/Hypeabis.id)
Begitu pula Grace yang menilai waktu menjadi bagian berharga dalam perjalanan hidup. Jangan sampai waktu yang dijalani terbuang sia-sia dan menjadi penyesalan di masa depan.
“Jadi dari pengalaman-pengalaman kita hopefully, especially teenager yang baca ini, supaya kesalahan yang kita perbuat yang kita tanggung konsekuensinya saat ini, mereka bisa avoid those mistakes,” tutur Grace.
Tersedia di toko-toko buku Gramedia di seluruh Indonesia mulai 11 Desember 2024, buku dengan tebal 224 halaman ini dibanderol dengan harga Rp169.000.
Diketahui, 100 Things I Wish I Knew Earlier merupakan buku kedua yang ditulis bersama Grace Tahir, Fen, dan Jacqueline Karina. Sebelumnya mereka membuat karya berjudul This Is Not A Cook Book yang terbit pada 2023.
Di tengah kesibukan ketiganya, 100 Things I Wish I Knew Earlier terbilang rampung dalam waktu yang singkat, yakni sekitar 6 bulan. Bahkan Fen menyebut mereka hanya bertemu 2 kali selama proses penulisan hingga buku terbit, selebihnya dikoordinasikan secara online.
Grace menyampaikan buku ini dibuat sesederhana mungkin agar pembaca tidak merasa bosan. Tulisan pada setiap bahasan pun tidak terlalu panjang bahkan tampak seperti caption di Instagram.
Pembaca tidak perlu terpaku membaca setiap halaman secara runut. “Banyak chapter yang bisa dibaca di mobil sambil menunggu dokter, bisa lompat-lompat bacanya, banyak juga quotes-quotes yang pendek,” ungkap Grace,
100 Things I Wish I Knew Earlier menjadi buku menarik untuk dibaca lantaran pengalaman penulis yang bukan sosok kaleng-kaleng. Grace, Fen, maupun Jacqueline merupakan perempuan pebisnis yang namanya cukup dikenal.
Grace Tahir merupakan Co-founder Everest Media, dan memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun di industri kesehatan. Saat ini dia menempati posisi sebagai Direktur Mayapada Healthcare.
Sementara Fen merupakan seorang seniman dan pendiri Axioo Photography, yang kemudian berkembang menjadi Sweet Escape. Saat ini, Fen mengejar passion lainnya di bidang desain produk dan menulis.
Fen merupakan penulis jurnal Antara Bintang-Bintang. Kini dia sedang menikmati waktu luangnya dengan bepergian, melukis, dan menulis.
Adapun Jacqueline Karina merupakan pendiri dari Kokumi Group dan Natura, perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan pertanian, makanan, dan minuman. Memiliki 16 tahun pengalaman di bidang teknologi pangan dan nutrisi, dia juga memiliki passion dalam menulis, terutama tentang anak-anak, wanita, dan hubungannya dengan pengembangan diri.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.