Efektivitas Vaksin Pfizer & Moderna Jadi 66 Persen
25 August 2021 |
21:54 WIB
Efektivitas vaksin Pfizer dan Moderna turun dalam menghadapi Covid-19 varian Delta. Menurut penelitian skala besar terhadap petugas kesehatan di Amerika Serikat, yang diterbitkan baru-baru ini, ditemukan bahwa efektivitas kedua vaksin itu menjadi 66 persen dari sebelumnya 91 persen.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) yang melakukan penelitian ini melibatkan ribuan pekerja di enam negara bagian yang dipantau setiap minggu dan setelah timbulnya gejala Covid-19. Hal ini memungkinkan para peneliti untuk memperkirakan kemanjuran terhadap infeksi simtomatik dan asimtomatik.
Pada studi awal 14 Desember 2020 hingga 10 April 2021, para peneliti menemukan bahwa efektivitas vaksin diperkirakan mencapai 91 persen. Namun selama berminggu-minggu menjelang 14 Agustus, ketika varian Delta menjadi dominan, efektivitasnya turun menjadi 66 persen.
Para ahli mengatakan bahwa ada kemungkinan perlindungan vaksin dapat berkurang dari waktu ke waktu. Namun demikian, vaksinasi tetap harus dilanjutkan sebagai upaya pencegahan infeksi atau keparahan gejala.
Sementara itu, menurut penelitian CDC terhadap pasien di New York, perlindungan vaksin ini terhadap keparahan gejala Covid-19 melebihi 90 persen. Sementara peneitian di Los Angeles yang dilakukan dari 1 Mei hingga 25 Juli menunjukkan orang yang tidak divaksinasi 29,2 kali lebih mungkin dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 daripada yang divaksinasi.
Di sisi lain, varian Delta memang menurunkan efektivitas sejumlah vaksin. Baru-baru ini para peneliti di China pun menyebut bahwa antibodi vaksin Sinovac akan memudar dalam 6 bulan.
Walaupun efektivitas maupun efikasinya menurun, vaksinasi saat ini menjadi salah satu langkah kita untuk menghadapi Covid-19. Jadi jangan takut divaksin ya Genhype.
Editor: Fajar Sidik
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) yang melakukan penelitian ini melibatkan ribuan pekerja di enam negara bagian yang dipantau setiap minggu dan setelah timbulnya gejala Covid-19. Hal ini memungkinkan para peneliti untuk memperkirakan kemanjuran terhadap infeksi simtomatik dan asimtomatik.
Pada studi awal 14 Desember 2020 hingga 10 April 2021, para peneliti menemukan bahwa efektivitas vaksin diperkirakan mencapai 91 persen. Namun selama berminggu-minggu menjelang 14 Agustus, ketika varian Delta menjadi dominan, efektivitasnya turun menjadi 66 persen.
Para ahli mengatakan bahwa ada kemungkinan perlindungan vaksin dapat berkurang dari waktu ke waktu. Namun demikian, vaksinasi tetap harus dilanjutkan sebagai upaya pencegahan infeksi atau keparahan gejala.
Sementara itu, menurut penelitian CDC terhadap pasien di New York, perlindungan vaksin ini terhadap keparahan gejala Covid-19 melebihi 90 persen. Sementara peneitian di Los Angeles yang dilakukan dari 1 Mei hingga 25 Juli menunjukkan orang yang tidak divaksinasi 29,2 kali lebih mungkin dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 daripada yang divaksinasi.
Di sisi lain, varian Delta memang menurunkan efektivitas sejumlah vaksin. Baru-baru ini para peneliti di China pun menyebut bahwa antibodi vaksin Sinovac akan memudar dalam 6 bulan.
Walaupun efektivitas maupun efikasinya menurun, vaksinasi saat ini menjadi salah satu langkah kita untuk menghadapi Covid-19. Jadi jangan takut divaksin ya Genhype.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.