Moms, Begini Cara Seru Tanamkan Minat Baca pada Anak Sejak Dini

Membangun kebiasaan membaca pada anak ternyata bukan sekadar mengenalkan huruf dan kata sejak dini, tetapi juga menumbuhkan kecintaan terhadap proses membaca itu sendiri. Minat baca menjadi fondasi penting untuk perkembangan kognitif dan emosional anak.

Menanamkan kecintaan membaca sejak dini adalah investasi berharga untuk masa depan anak. Namun, bagaimana caranya agar kegiatan membaca tidak terasa seperti kewajiban, melainkan menjadi momen menyenangkan yang dinanti-nanti.

Baca juga: 5 Tips Membangun Kebiasaan Membaca Buku Agar Tetap Fokus di Era Digital

Berikut beberapa kiat untuk membuat kegiatan membaca dengan anak menjadi aktivitas seru dan menyenangkan.

1. Membaca untuk membantu anak menemukan minatnya

Meriana Kartini, Kepala Sekolah HEI Schools Senayan mengatakan bahwa literasi bukan sekadar kemampuan membaca, melainkan perjalanan panjang yang dimulai sejak dini sebagai jendela untuk membuka dunia baru, mempeluas imajinasi dan membantu anak menemukan minatnya dengan cara yang menyenangkan dan efektif.

Menurutnya, anak-anak bisa diperkenalkan dengan buku bahkan sebelum mereka bisa membaca kata. Misalnya, mengajak mereka membalik halaman, mengamati gambar, dan mendengarkan cerita akan membantu mereka memahami konsep buku.

Penelitian dari University of Rochester Horizons dan Greater Good Science Center mendukung hal ini, bahwa paparan membaca sejak dini berperan penting dalam mendukung perkembangan kognitif dan emosional yang signifikan pada anak-anak.

2. Ciptakan suasana yang mendukung dan nyaman

Lingkungan berperan besar dalam membentuk kebiasaan membaca. Meriana mengatakan untuk membuat anak-anak merasa nyaman, Perpustakaan HEI Book Cabin dirancang dengan interior menenangkan dengan koleksi buku yang menarik bisa menumbuhkan minat baca secara alami.

Ruangan ini mengundang rasa ingin tahu dan menciptakan suasana positif. Ini menunjukkan bahwa suasana yang mendukung dapat meningkatkan fokus dan motivasi anak untuk membaca.

HEI Schools Senayan sendiri terinspirasi dari pendidikan ala Finlandia yang menjadikan literasi sebagai landasan dari perkembangan anak usia dini. “Kami percaya bahwa rasa cinta membaca dapat dibangun dalam lingkungan yang menyenangkan dan orang dewasa yang lebih banyak mendampingi dibandingkan memberi ekspektasi.

Kombinasi antara tempat/fasilitas yang nyaman dan pendamping yang bersikap suportif ini dilakukan agar anak dapat menikmati proses membaca dan memahami konteks sebuah cerita dengan cara mereka sendiri.

Selain di sekolah, orang tua juga bisa menciptakan pojok baca di rumah. Tempat ini harus bebas dari gangguan dan dipenuhi buku-buku yang mudah diakses. Kombinasi tempat yang nyaman dan pendamping suportif, seperti yang diterapkan di HEI Schools, mendorong anak menikmati proses membaca.

3. Pilih buku yang menarik dan berkualitas

Buku yang menarik secara visual dan tematis akan lebih mudah menarik perhatian anak. Misalnya, buku yang mencakup berbagai tema multikultural dan cerita bergambar yang memicu imajinasi. Memilih buku yang sesuai minat anak apakah itu tentang dinosaurus, petualangan, atau emosi akan membuat mereka lebih antusias membaca.

Selain itu, libatkan anak dalam proses memilih buku. Ini memberi mereka rasa memiliki dan meningkatkan minat baca. "Mengajak anak memilih sendiri buku yang menarik bagi mereka adalah kunci untuk membangun kecintaan membaca," ujar Meriana Kartini.

4. Tunjukkan bahwa membaca itu menyenangkan

Anak-anak belajar melalui observasi. Ketika mereka melihat orang dewasa menikmati membaca, mereka cenderung meniru. Dengan melibatkan berbagai pihak baik guru-guru maupun keluarga, maka akan tercipta budaya membaca di lingkungan sekolah dan rumah.

“Anak-anak yang suka membaca membutuhkan orang dewasa yang suka membaca,” ujar Arthalia Larsen, Direktur HEI Schools Senayan.

Orang tua dan guru bisa membuat sesi membaca bersama yang santai. Bukan hanya membaca, tetapi juga menunjukkan ekspresi antusias terhadap cerita, yang membuat aktivitas ini terlihat menyenangkan.

5. Ajak anak berdiskusi setelah membaca

Diskusi setelah membaca dapat membantu anak memahami cerita lebih dalam. Mereka juga belajar mengekspresikan pendapat dan memahami sudut pandang. Misalnya dengan mendorong anak untuk menceritakan ulang isi buku, bahkan jika itu hanya interpretasi gambar. Ini membangun rasa percaya diri mereka.

Menurut Artha, pendampingan yang suportif juga kunci. Guru atau orang tua bisa bertanya, "Menurut kamu, apa yang terjadi selanjutnya?" atau "Bagaimana perasaan karakter ini?" tanpa memaksakan jawaban tertentu.

6. Batasi waktu gadget dan berikan alternatif yang menarik

Persaingan antara buku dan gadget adalah tantangan modern. Membatasi waktu layar dan menggantinya dengan aktivitas membaca sangat penting. Artha mengatakan, dalam proses membaca coba ciptakan pengalaman membaca yang menarik melalui kegiatan mendongeng dan aktivitas literasi kolaboratif.

Baca juga: Moms, Ini Loh Manfaat Membaca Dongeng Bagi Anak

Di rumah, ciptakan rutinitas membaca harian. Misalnya, menjadikan membaca buku sebelum tidur sebagai kebiasaan. Anak akan melihat membaca bukan sebagai kewajiban, melainkan bagian menyenangkan dari keseharian.

7. Libatkan anak dalam repetisi dan variasi buku

Anak-anak menyukai pengulangan. Membaca buku yang sama berulang kali membantu mereka memahami cerita lebih dalam dan memperkuat koneksi emosional. Pendampingan yang suportif tanpa mengintervensi pemahaman anak juga penting. Misalnya dengan mengajak anak memahami cerita dengan cara mereka sendiri, menciptakan momen kebahagiaan yang berkesan.

Editor: Fajar Sidik