Sutradara Edwin dan Produser Meiske Taurisia (Sumber gambar: Chelsea Venda.Hypeabis.id)

Eksplorasi Baru Sutradara Edwin Garap Horor Fantasi di Film Monster Pabrik Rambut

18 November 2024   |   22:00 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Setelah sukses menyandingkan genre thriller dan kriminal dalam film Kabut Berduri, sutradara Edwin kali ini bakal mengawinkan horor dan fantasi dalam film Monster Pabrik Rambut. Sebuah film yang akan mengungkap kejadian-kejadian aneh dan ajaib dengan latar tempat di pabrik rambut.

Genre horor dan fantasi memang belum lazim terdengar di Indonesia. Namun, kombinasi dua genre ini telah banyak dieksplorasi oleh sineas-sineas global, seperti di film Darkness Falls (2003), Season of The Witch (2011), hingga Pan’s Labyrinth (2006).

Baca juga: Serba-serbi Film Horor Hutang Nyawa, Diangkat dari Threat Viral di Twitter

Penggabungan dua genre ini sebenarnya cukup menarik dinanti. Horor adalah genre film yang bertujuan untuk menimbulkan perasaan takut, jijik, dan terkejut pada penontonnya, sedangkan fantasi adalah film yang bercerita tentang hal-hal yang tidak nyata atau berdasarkan imajinasi, seperti sihir, mitologi, atau monster.

Genre horor fantasi merupakan sajian sinematik fantasi yang menggabungkan tema-tema yang menakutkan dan mengganggu. Di dalamnya, kerap kali unsur-unsur cerita dijalin dengan unsur-unsur horor supernatural.
 

a

Sutradara Edwin dan Produser Meiske Taurisia dan para pemain film Monster Pabrik Rambut (Sumber gambar: Chelsea Venda.Hypeabis.id)


Sutradara Edwin mengatakan dalam film ini dirinya ingin bermain-main dengan hal baru. Lewat film Monster Pabrik Rambut, dirinya ingin menciptakan dunia yang penuh teror dengan latat tempat di sebuah pabrik rambut.

“Teror mencekam itu datang dari monster. Oleh karena itu, Monster Pabrik Rambut lebih mendekati horor fantasi,” ucap Edwin saat ditemui di gedung Produksi Film Negara, Jakarta Timur, yang menjadi set lokasi filmnya, Senin (18/11/2024).

Edwin mengatakan keberadaan monster ini akan cukup menarik. Sebab, monster tersebut bisa memasuki tubuh para pekerja, yang menyebabkan kejadian-kejadian aneh dan berbahaya di pabrik tersebut.

Dalam meramu naskahnya ini, Edwin kembali menggandeng sastrawan Eka Kurniawan. Duet apik sineas dan novelis ini terakhir kali menghasilkan film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibalas Tuntas (2021), yang piala Golden Leopard, penghargaan tertinggi di Festival Film Internasional Locarno ke-74.

Produser Muhammad Zaidy mengatakan Edwin dan Palari Films memang selalu berusaha mengeksplorasi hal-hal baru untuk memberikan keberagaman film dan konten. Kali ini, wadah eksplorasi itu adalah horor fantasi.

Zaidy mengatakan ada perubahan besar dari Palari Films setelah film ketujuhnya, yaitu keberanian mencoba. Dia mencontohkan pada film Kabut Berduri, rumah produksinya mencoba memainkan genre kriminal, thriller, misteri dan drama dalam satu sajian utuh.

“Kami berpikir kalau enggak berani mencoba sesuatu yang baru, kami enggak akan berkembang. Jadi, kita akan terus mencoba, tetap gambling, mencoba, demi merasakan rasa-rasa yang baru,” jelasnya.

Sementara itu, produser eksekutif sekaligus aktor Iqbaal Ramadhan mengatakan film Monster Pabrik Rambut akan memberikan warna baru pada perfilman Indonesia. Menurutnya, kombinasi horor dan fantasi cukup jarang terjadi.

“Film ini menggabungkan salah satu genre yang paling diminati oleh para penonton dengan elemen fantasi, yang akan memberikan twist dan pengalaman menonton berbeda,” imbuhnya.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Palari Films (@palarifilms)


Film Monster Pabrik Rambut bercerita tentang dua kakak beradik perempuan, yakni Putri dan Ida, yang diperankan oleh Rachel Amanda dan Lutesha. Keduanya terpaksa bekerja di pabrik rambut untuk melunasi utang ibunya yang dikabarkan bunuh diri.

Mereka bukanlah buruh pabrik. Mereka terpaksa menjadi buruh pabrik karena suatu hal. Lambat laun, makin lama keduanya bekerja di pabrik tersebut siang dan malam, hal-hal ajaib mulai terjadi kepada mereka.

Keduanya tak hanya mendengar, tetapi sampai menyaksikan kejadian-kejadian aneh menimpa para pekerja di dalamnya. Ida pun makin meyakini kalau ibundanya meninggal karena hal-hal mistis di pabrik tersebut.

Film ko-produksi tiga negara, yakni Indonesia, Jepang, dan Singapura saat ini tengah melakukan syuting di gedung Produksi Film Negara, Jakarta Timur. Karya yang menandai produksi film panjang ke-9 Palari Films ini direncanakan tayang pada 2025. 

Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

Cek Harga Tiket Konser SUPER DIVA 2025, Ruth Sahanaya hingga Lyodra Ginting

BERIKUTNYA

Puluhan Karya Pemenang Basoeki Abdullah Art Award Bakal Dipamerkan di Galeri Nasional Indonesia

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: