Profil Pembalap Spanyol Jorge Martin, Juara Dunia MotoGP 2024
18 November 2024 |
12:15 WIB
Jorge Martin menjadi juara dunia MotoGP 2024. Pembalap Prima Pramac Racing ini mengalahkan pesaing kuatnya, Francesco Bagnaia. Dalam balapan penutup yang berlangsung di Sirkuit Catalunya, Barcelona, Minggu (17/11/2024) waktu setempat, Martin sukses mengoleksi total 508 poin, unggul 10 poin dari Bagnaia dengan 498 poin.
Martin mengamankan posisi ketiga dengan poin yang cukup untuk mengungguli rival utamanya, Bagnaia. Meski Bagnaia tampil gemilang dan memenangkan MotoGP Barcelona 2024, pencapaian tersebut tidak cukup untuk mengalahkan perolehan poin Martin.
Keberhasilan Martin ini juga dibarengi dengan penampilan konsisten sepanjang musim, yang membuatnya unggul di klasemen meskipun tidak selalu menjadi pemenang di setiap balapan. Posisi ketiga dalam balapan terakhir memastikan Martin mempertahankan keunggulannya dalam perebutan gelar juara dunia.
Francesco Bagnaia, yang merupakan juara dunia dua musim sebelumnya, harus puas dengan posisi kedua meski memenangkan 11 seri balapan utama sepanjang musim. Adapun, Marc Marquez berhasil menempati peringkat ketiga dengan 392 poin, setelah mengalahkan Enea Bastianini dengan selisih poin yang tipis yakni hanya 6 poin.
Baca juga: Profil & Sepak Terjang Mario Aji, Pembalap Muda yang Bakal Debut di MotoGP 2026
Mengutip situs resmi MotoGP, Jorge Martin adalah pembalap kelahiran Madrid, Spanyol, 29 Januari 1998. Kecintaan Martin pada dunia sepeda motor diturunkan dari ayahnya, yang membelikannya sepeda motor saku saat masih kecil. Berangkat dengan ambisi untuk mengalahkan rekor idolanya, Valentino Rossi, dia mulai terjun ke dunia balap dan menunjukkan kemampuannya.
Karier balap profesional Martin dimulai dengan mengikuti laga Red Bull Rookies Cup 2012. Sayang, lantaran dilanda berbagai cedera, kinerjanya jadi tak maksimal dalam kompetisi tersebut. Namun, dia tak patah arang. Setahun berikutnya, Martin mencoba lagi dan menjadi runner-up 2013. Pada 2014, dia tampil dominan dan akhirnya meraih gelar juara.
Setelah itu, pemilik nama asli Jorge Martin Almoguera tersebut langsung naik ke kelas Moto3 bersama Mapfre Mahindra Team pada musim 2015. Performanya belum menonjol kala itu. Prestasi terbaiknya hanya finis di posisi ketujuh dan dia mengakhiri klasemen di peringkat ke-17.
Pada 2017, Martin memantapkan posisinya sebagai front runner saat memperkuat tim Del Conca Gresini Moto3. Dia membuka musim dengan raihan podium ketiga di MotoGP Qatar, serta mencatatkan 9 pole position dan 8 podium.
Namun, butuh waktu lama baginya untuk meraih kemenangan perdana. Martin akhirnya berhasil mencetak kemenangan di MotoGP Valencia 2017. Inilah fondasi yang menempatkannya pada peringkat keempat klasemen akhir, juga membuatnya siap untuk memperebutkan titel kejuaraan musim berikutnya.
Musim 2018 dimulai oleh Martin dengan sempurna. Dia berhasil keluar sebagai juara di MotoGP Qatar, dan mengalahkan Marco Bezzecchi dalam perebutan titel Moto3. Total 7 kemenangan dikantonginya, walau sempat mengalami cedera pada pertengahan musim. Berkat prestasi mengesankannya ini, Martin naik kelas ke Moto2 bersama Red Bull KTM Ajo pada 2019.
Dia tercatat menghabiskan dua musim bersama Red Bull KTM Ajo. Musim pertama cukup sulit bagi Martin dan dia berakhir di peringkat ke-11. Sedangkan musim kedua, mengalami peningkatkan dan bertahan di peringkat kelima. Sementara pada 2020, Martin meraih tiga podium dalam 6 balapan pertama, termasuk kemenangan perdana Moto2 di GP Austria.
Musim 2021 membawa Martin promosi ke MotoGP bersama Pramac Racing. Boleh dibilang, penampilan perdananya di kelas premier begitu impresif. Dia berhasil menyabet pole position dan podium pada seri pembuka di MotoGP Doha.
Namun, kecelakaan besar membuat Martin harus absen empat balapan. Setelah menjalani pemulihan, dia langsung mencetak kemenangan di GP Styria, dilanjutkan podium ketiga di GP Austria. Termasuk, dua podium lagi yang membantunya mengamankan gelar Rookie of The Year.
Musim 2022 menjadi fase yang sulit bagi Martin. Pembalap berusia 26 tahun itu tak mampu mengeluarkan potensinya secara maksimal. Kendati demikian, musim keduanya dalam kelas premier diwarnai 4 podium, dan bertahan di peringkat kesembilan pada akhir musim.
Setelah 2022 yang penuh tantangan, Martin memasuki 2023 dengan menjalani musim dengan performa yang jauh lebih baik. Setelah berhasil finis di posisi keempat dalam laga di Jerez, dia meraih kemenangan perdana Tissot Sprint di MotoGP Prancis, sekaligus didukung dengan podium ganda di GP Italia.
Sejak itu, Martin mulai menghadapi Francesco Bagnaia dari tim Ducati Lenovo yang merupakan juara dunia bertahan. Secara statistik, Bagnaia lebih banyak meraih kemenangan. Namun, Martin bisa tampil konsisten dan mampu bertahan cukup lama di puncak klasemen hingga akhir.
Untuk diketahui, Bagnaia merupakan mantan rekan setim Martin sewaktu keduanya berada di kelas Moto3. Martin dan Bagnaia membalap untuk Mahindra pada musim 2015 dan 2016. Setelah persaingan yang ketat sepanjang musim, dengan balapan hingga seri terakhir, Martin meraih gelar juara dunia MotoGP 2024 di Catalunya, Barcelona.
Jorge Martin menjadi pembalap tim satelit pertama pada era MotoGP yang berhasil menjadi juara dunia. Termasuk, menjadi pembalap Ducati ketiga era MotoGP yang menjadi juara dunia, setelah Casey Stoner dan Bagnaia.
Sayangnya, musim depan Pramac Racing akan meninggalkan Ducati dan menjadi tim satelit Yamaha. Martin akan membalap untuk Aprilia mulai musim 2025. Meski demikian, menurut regulasi yang berlaku, dia tetap berhak menggunakan nomor start 1 pada RS-GP.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Martin mengamankan posisi ketiga dengan poin yang cukup untuk mengungguli rival utamanya, Bagnaia. Meski Bagnaia tampil gemilang dan memenangkan MotoGP Barcelona 2024, pencapaian tersebut tidak cukup untuk mengalahkan perolehan poin Martin.
Keberhasilan Martin ini juga dibarengi dengan penampilan konsisten sepanjang musim, yang membuatnya unggul di klasemen meskipun tidak selalu menjadi pemenang di setiap balapan. Posisi ketiga dalam balapan terakhir memastikan Martin mempertahankan keunggulannya dalam perebutan gelar juara dunia.
Francesco Bagnaia, yang merupakan juara dunia dua musim sebelumnya, harus puas dengan posisi kedua meski memenangkan 11 seri balapan utama sepanjang musim. Adapun, Marc Marquez berhasil menempati peringkat ketiga dengan 392 poin, setelah mengalahkan Enea Bastianini dengan selisih poin yang tipis yakni hanya 6 poin.
Baca juga: Profil & Sepak Terjang Mario Aji, Pembalap Muda yang Bakal Debut di MotoGP 2026
Mengutip situs resmi MotoGP, Jorge Martin adalah pembalap kelahiran Madrid, Spanyol, 29 Januari 1998. Kecintaan Martin pada dunia sepeda motor diturunkan dari ayahnya, yang membelikannya sepeda motor saku saat masih kecil. Berangkat dengan ambisi untuk mengalahkan rekor idolanya, Valentino Rossi, dia mulai terjun ke dunia balap dan menunjukkan kemampuannya.
Karier balap profesional Martin dimulai dengan mengikuti laga Red Bull Rookies Cup 2012. Sayang, lantaran dilanda berbagai cedera, kinerjanya jadi tak maksimal dalam kompetisi tersebut. Namun, dia tak patah arang. Setahun berikutnya, Martin mencoba lagi dan menjadi runner-up 2013. Pada 2014, dia tampil dominan dan akhirnya meraih gelar juara.
Setelah itu, pemilik nama asli Jorge Martin Almoguera tersebut langsung naik ke kelas Moto3 bersama Mapfre Mahindra Team pada musim 2015. Performanya belum menonjol kala itu. Prestasi terbaiknya hanya finis di posisi ketujuh dan dia mengakhiri klasemen di peringkat ke-17.
Pada 2017, Martin memantapkan posisinya sebagai front runner saat memperkuat tim Del Conca Gresini Moto3. Dia membuka musim dengan raihan podium ketiga di MotoGP Qatar, serta mencatatkan 9 pole position dan 8 podium.
Namun, butuh waktu lama baginya untuk meraih kemenangan perdana. Martin akhirnya berhasil mencetak kemenangan di MotoGP Valencia 2017. Inilah fondasi yang menempatkannya pada peringkat keempat klasemen akhir, juga membuatnya siap untuk memperebutkan titel kejuaraan musim berikutnya.
Musim 2018 dimulai oleh Martin dengan sempurna. Dia berhasil keluar sebagai juara di MotoGP Qatar, dan mengalahkan Marco Bezzecchi dalam perebutan titel Moto3. Total 7 kemenangan dikantonginya, walau sempat mengalami cedera pada pertengahan musim. Berkat prestasi mengesankannya ini, Martin naik kelas ke Moto2 bersama Red Bull KTM Ajo pada 2019.
Dia tercatat menghabiskan dua musim bersama Red Bull KTM Ajo. Musim pertama cukup sulit bagi Martin dan dia berakhir di peringkat ke-11. Sedangkan musim kedua, mengalami peningkatkan dan bertahan di peringkat kelima. Sementara pada 2020, Martin meraih tiga podium dalam 6 balapan pertama, termasuk kemenangan perdana Moto2 di GP Austria.
Musim 2021 membawa Martin promosi ke MotoGP bersama Pramac Racing. Boleh dibilang, penampilan perdananya di kelas premier begitu impresif. Dia berhasil menyabet pole position dan podium pada seri pembuka di MotoGP Doha.
Namun, kecelakaan besar membuat Martin harus absen empat balapan. Setelah menjalani pemulihan, dia langsung mencetak kemenangan di GP Styria, dilanjutkan podium ketiga di GP Austria. Termasuk, dua podium lagi yang membantunya mengamankan gelar Rookie of The Year.
Musim 2022 menjadi fase yang sulit bagi Martin. Pembalap berusia 26 tahun itu tak mampu mengeluarkan potensinya secara maksimal. Kendati demikian, musim keduanya dalam kelas premier diwarnai 4 podium, dan bertahan di peringkat kesembilan pada akhir musim.
Setelah 2022 yang penuh tantangan, Martin memasuki 2023 dengan menjalani musim dengan performa yang jauh lebih baik. Setelah berhasil finis di posisi keempat dalam laga di Jerez, dia meraih kemenangan perdana Tissot Sprint di MotoGP Prancis, sekaligus didukung dengan podium ganda di GP Italia.
Sejak itu, Martin mulai menghadapi Francesco Bagnaia dari tim Ducati Lenovo yang merupakan juara dunia bertahan. Secara statistik, Bagnaia lebih banyak meraih kemenangan. Namun, Martin bisa tampil konsisten dan mampu bertahan cukup lama di puncak klasemen hingga akhir.
Untuk diketahui, Bagnaia merupakan mantan rekan setim Martin sewaktu keduanya berada di kelas Moto3. Martin dan Bagnaia membalap untuk Mahindra pada musim 2015 dan 2016. Setelah persaingan yang ketat sepanjang musim, dengan balapan hingga seri terakhir, Martin meraih gelar juara dunia MotoGP 2024 di Catalunya, Barcelona.
Jorge Martin menjadi pembalap tim satelit pertama pada era MotoGP yang berhasil menjadi juara dunia. Termasuk, menjadi pembalap Ducati ketiga era MotoGP yang menjadi juara dunia, setelah Casey Stoner dan Bagnaia.
Sayangnya, musim depan Pramac Racing akan meninggalkan Ducati dan menjadi tim satelit Yamaha. Martin akan membalap untuk Aprilia mulai musim 2025. Meski demikian, menurut regulasi yang berlaku, dia tetap berhak menggunakan nomor start 1 pada RS-GP.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.