Ketua APMI Dino Hamid Soroti Dukungan Pemerintah Terkait Insiden Konser Musik Batal
16 November 2024 |
18:50 WIB
Fenomena konser musik yang batal digelar kini kembali sorotan di Indonesia. Terbaru, solois wanita asal Inggris, Dua Lipa, yang sedianya menggelar konser di Indonesia Arena, Senayan, Jakarta pada 9 November 2024 lalu, juga mendadak batal digelar.
Mirisnya, pengumuman pembatalan tersebut terjadi kurang dari 24 jam sebelum konser dimulai. Pengumuman tersebut tentu saja membuat fans kecewa. Padahal, Dua Lipa sendiri pun sebenarnya sudah tiba di Indonesia.
Ketua Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) Dino Hamid menyoroti tidak adanya peran aktif pemerintah dalam mendukung industri pertunjukan, terutama konser musik. Padahal, potensi pengembangan konser di Indonesia sangatlah besar.
Baca juga: BPKN: Aduan Konser Gagal di Indonesia Tembus 200 Laporan dalam 2 Bulan Terakhir
Menurutnya, selama ini promotor Indonesia sering kali bekerja sendiri tanpa dukungan dari pemerintah. Dia mengambil contoh dari batalnya konser Dua Lipa di Jakarta. Padahal, menurutnya, jika pemerintah turun gunung, permasalahan tersebut bisa dihindari.
“Kemarin, konser Dua Lipa gagal, promotor yang dihujat. Padahal, kalau pemerintah bisa involve di situ, hal tersebut tidak akan terjadi,” ucap Dino Hamid dalam diskusi Ngopi Santai dengan Insan Musik bersama Kementerian kebudayaan.
Lewat diskusi tersebut, Dino berharap pemerintah lebih mendorong dan melihat, serta memperbaiki masalah yang ada di industri konser di Tanah Air. Menurutnya, industri konser bisa lebih besar karena sinergi yang baik dari berbagai stakeholder.
Dia kemudian menyebutkan pemerintah Singapura, yang dalam beberapa tahun terakhir menaruh perhatian besar terhadap konser musik. Hasilnya, secara industrinya jadi lebih berkembang dengan pesat. “Jadi, saya harapkan dari pemerintah bisa lebih mendorong para pelaku pertunjukan,” imbuhnya.
Dino merasa saat ini kehadiran sejumlah kementerian baru, terutama terkait dengan ekonomi kreatif, bisa menjadi harapan baru. Namun, menurutnya, perlu ada kepastian terkait koridor dari masing-masing kerja kementerian tersebut.
“Pertanyaannya, industri pertunjukan itu sebenarnya di bawah siapa?” tuturnya.
Dino mengatakan saat ini dunia tengah melihat musik secara berbeda. Musik tak hanya sebatas hiburan semata, tetapi juga seni yang punya nilai strategis. Peran musik di era sekarang telah begitu besar dan sudah seharusnya mendapat sorotan lebih untuk mengembangkannya.
Menurutnya, musik sebagai salah satu seni yang kekinian, punya ruang yang lebih fleksibel untuk masuk ke segala bidang. Musik pun bisa digunakan sebagai strategi budaya yang menarik.
Di luar itu, peran strategis musik juga menurut Dino bisa disaksikan ektika kampanye Pemilu 2024. Ketika itu, lagu Oke Gass dari Richard Jersey juga punya kekuatan penting untuk menggerakkan masyarakat.
Saat ini, sejumlah insiden pembatalan konser memang kembali jadi sorotan. Solois wanita asal Inggris, Dua Lipa, seharusnya menggelar konser di Indonesia Arena, Senayan, pada 9 November 2024. Namun, kurang dari 24 jam sebelum konser dimulai, dibatalkan,
Kemudian, NEVAEVA! Festival 2024, sebuah festival musik Korea yang rencananya mendatangkan 10 artis, juga gagal digelar pada 2 November 2024 lalu. Lalu, Konser Super Diva yang menggabungkan 3 Diva (Kris Dayanti, Ruth Sahanaya, Titi DJ) dan Super Girls (Lyodra, Tiara Andini, Ziva Magnolya) yang harusnya dijadwalkan pada Sabtu, 2 November 2024, juga mendadak ditunda sampai 17 Januari 2025.
Baca juga: Venue Konser Stray Kids Pindah ke Indonesia Arena, Promotor Tuai Kritik
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Mirisnya, pengumuman pembatalan tersebut terjadi kurang dari 24 jam sebelum konser dimulai. Pengumuman tersebut tentu saja membuat fans kecewa. Padahal, Dua Lipa sendiri pun sebenarnya sudah tiba di Indonesia.
Ketua Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) Dino Hamid menyoroti tidak adanya peran aktif pemerintah dalam mendukung industri pertunjukan, terutama konser musik. Padahal, potensi pengembangan konser di Indonesia sangatlah besar.
Baca juga: BPKN: Aduan Konser Gagal di Indonesia Tembus 200 Laporan dalam 2 Bulan Terakhir
Menurutnya, selama ini promotor Indonesia sering kali bekerja sendiri tanpa dukungan dari pemerintah. Dia mengambil contoh dari batalnya konser Dua Lipa di Jakarta. Padahal, menurutnya, jika pemerintah turun gunung, permasalahan tersebut bisa dihindari.
“Kemarin, konser Dua Lipa gagal, promotor yang dihujat. Padahal, kalau pemerintah bisa involve di situ, hal tersebut tidak akan terjadi,” ucap Dino Hamid dalam diskusi Ngopi Santai dengan Insan Musik bersama Kementerian kebudayaan.
Lewat diskusi tersebut, Dino berharap pemerintah lebih mendorong dan melihat, serta memperbaiki masalah yang ada di industri konser di Tanah Air. Menurutnya, industri konser bisa lebih besar karena sinergi yang baik dari berbagai stakeholder.
Dia kemudian menyebutkan pemerintah Singapura, yang dalam beberapa tahun terakhir menaruh perhatian besar terhadap konser musik. Hasilnya, secara industrinya jadi lebih berkembang dengan pesat. “Jadi, saya harapkan dari pemerintah bisa lebih mendorong para pelaku pertunjukan,” imbuhnya.
Konser musik (Sumber gambar: Unsplash/Yvette de Wit)
“Pertanyaannya, industri pertunjukan itu sebenarnya di bawah siapa?” tuturnya.
Dino mengatakan saat ini dunia tengah melihat musik secara berbeda. Musik tak hanya sebatas hiburan semata, tetapi juga seni yang punya nilai strategis. Peran musik di era sekarang telah begitu besar dan sudah seharusnya mendapat sorotan lebih untuk mengembangkannya.
Menurutnya, musik sebagai salah satu seni yang kekinian, punya ruang yang lebih fleksibel untuk masuk ke segala bidang. Musik pun bisa digunakan sebagai strategi budaya yang menarik.
Di luar itu, peran strategis musik juga menurut Dino bisa disaksikan ektika kampanye Pemilu 2024. Ketika itu, lagu Oke Gass dari Richard Jersey juga punya kekuatan penting untuk menggerakkan masyarakat.
Saat ini, sejumlah insiden pembatalan konser memang kembali jadi sorotan. Solois wanita asal Inggris, Dua Lipa, seharusnya menggelar konser di Indonesia Arena, Senayan, pada 9 November 2024. Namun, kurang dari 24 jam sebelum konser dimulai, dibatalkan,
Kemudian, NEVAEVA! Festival 2024, sebuah festival musik Korea yang rencananya mendatangkan 10 artis, juga gagal digelar pada 2 November 2024 lalu. Lalu, Konser Super Diva yang menggabungkan 3 Diva (Kris Dayanti, Ruth Sahanaya, Titi DJ) dan Super Girls (Lyodra, Tiara Andini, Ziva Magnolya) yang harusnya dijadwalkan pada Sabtu, 2 November 2024, juga mendadak ditunda sampai 17 Januari 2025.
Baca juga: Venue Konser Stray Kids Pindah ke Indonesia Arena, Promotor Tuai Kritik
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.