Hari Kegagalan Internasional Tiap 13 Oktober, Ini Alasan di Balik Perayaannya
13 October 2024 |
12:30 WIB
Ada satu perayaan unik yang diperingati setiap tahunnya secara internasional yakni International Day for Failure atau Hari Kegagalan Internasional. Perayaan tiap 13 Oktober ini dibuat untuk mengajak publik di seluruh dunia memandang kegagalan sebagai hal yang wajar, dan tidak perlu mendapatkan stigma yang buruk.
Hari Kegagalan Internasional dibuat untuk menyebarkan argumen bahwa membuat kesalahan dan mengalami kegagalan adalah hal yang normal, dan bahkan merupakan bagian yang sangat berharga dari pertumbuhan dan kesuksesan seseorang pada masa mendatang.
Selain itu, Hari Kegagalan Internasional juga hadir untuk memotivasi orang-orang agar berani mencoba hal-hal yang baru, memotivasi dan menginspirasi orang lain untuk sukses dengan berbagi kisah orang-orang berhasil, termasuk cerita kegagalan dalam perjalanan mereka.
Baca juga: Daftar Tanggal Merah dan Hari Besar Nasional & Internasional Oktober 2024
Hari Kegagalan Internasional pertama kali dicetuskan oleh sebuah komunitas wirausaha bernama Aaltoes di Universitas Aalto Finlandia. Perayaannya pertama kali dilakukan pada 2010. Sejak saat itu, perayaannya pun mendapatkan sorotan publik dunia hingga telah dirayakan di sekitar 17 negara lainnya sampai saat ini.
Perayaan ini juga mendapat dukungan besar dari ketua dewan direksi Nokia Jorma Ollila, dan pencipta Angry Bird, Peter Vesterbacka. Bahkan, Hari Kegagalan Internasional juga berfungsi sebagai wadah bagi tokoh-tokoh Finlandia yang populer untuk berbagi kisah tentang kegagalan mereka yang menjadi bagian dari proses untuk meraih kesuksesan.
Mengutip dari Euro News, gagasan perayaan ini muncul di tengah kondisi orang-orang Finlandia yang umumnya membenci kegagalan, dan enggan memulai usaha rintisan. Ketakutan akan kegagalan dan stigma yang muncul membuat banyak calon pengusaha Finlandia enggan memulai usaha.
Di tengah kondisi tersebut, muncul gagasan untuk menciptakan sebuah hari untuk merayakan kegagalan, yang menurut komunitas wirausaha tersebut, pada gilirannya akan menghilangkan ketakutan untuk mengambil risiko dan pada akhirnya akan meningkatkan jumlah usaha rintisan.
Seperti diketahui, Finlandia merupakan negara dengan jumlah perusahaan rintisan (startup) yang besar dan nilai pendapatan yang fantastis. Menurut Dealroom, Finlandia telah mengalami lonjakan besar dalam jumlah perusahaan rintisan selama 15 tahun terakhir.
Per 2022, negara tersebut tercatat memiliki lebih dari 3.800 perusahaan rintisan, dengan nilai perusahaan gabungan sebesar 48,2 miliar euro. Sektor perusahaan rintisan diperkirakan kini menyediakan hampir 30.000 lapangan pekerjaan di Finlandia.
Di Finlandia, khususnya di wilayah ibu kota, terjadi perluasan yang pesat dalam ekosistem perusahaan rintisan. Hal ini ditandai dengan kehadiran pusat-pusat wirausaha, inkubator ide seperti Startup Sauna, dan ruang kerja bersama bagi para wirausahawan yang bermunculan.
Termasuk, bantuan keuangan dari pemerintah bagi perusahaan rintisan yang menjanjikan dengan potensi untuk ditingkatkan secara internasional. Dalam dekade terakhir, keseluruhan investasi di perusahaan rintisan Finlandia telah tumbuh dari 186 juta euro pada 2013 menjadi 1,79 miliar euro pada 2022.
"Kami mempromosikan kewirausahaan dan khususnya mendorong kaum muda untuk membangun sesuatu. Jadi dalam hal ini, mempromosikan kegagalan dan menghilangkan stigma adalah hal yang baik," kata Niklas Hamberg, mahasiswa sekaligus Presiden Komunitas Kewirausahaan Aaltoes.
Menurut Hamberg, di Finlandia, membicarakan kegagalan adalah hal yang sangat tabu. Kondisinya berbeda dengan di Amerika Serikat yang cenderung lebih terbuka berbicara tentang kegagalan, serta tidak menganggap serius jika seorang pengusaha tidak pernah gagal.
"Kegagalan dan kesalahan bukanlah hal yang sama. Kegagalan hanya berarti sesuatu yang salah dan tidak berjalan sesuai rencana, dan sekarang Anda belajar darinya," katanya.
Hamberg juga menilai tak hanya dari sisi individu, perusahaan-perusahaan besar di Finlandia juga perlu menerima gagasan bahwa kegagalan adalah hal yang normal.
"Bagi perusahaan rintisan kecil, kegagalan tidak akan menjadi berita utama. Namun, bagi perusahaan besar, kegagalan akan menjadi berita utama. Oleh karena itu, mereka bersikap lebih konservatif dan berhati-hati dalam menyikapi kegagalan," imbuhnya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Hari Kegagalan Internasional dibuat untuk menyebarkan argumen bahwa membuat kesalahan dan mengalami kegagalan adalah hal yang normal, dan bahkan merupakan bagian yang sangat berharga dari pertumbuhan dan kesuksesan seseorang pada masa mendatang.
Selain itu, Hari Kegagalan Internasional juga hadir untuk memotivasi orang-orang agar berani mencoba hal-hal yang baru, memotivasi dan menginspirasi orang lain untuk sukses dengan berbagi kisah orang-orang berhasil, termasuk cerita kegagalan dalam perjalanan mereka.
Baca juga: Daftar Tanggal Merah dan Hari Besar Nasional & Internasional Oktober 2024
Hari Kegagalan Internasional pertama kali dicetuskan oleh sebuah komunitas wirausaha bernama Aaltoes di Universitas Aalto Finlandia. Perayaannya pertama kali dilakukan pada 2010. Sejak saat itu, perayaannya pun mendapatkan sorotan publik dunia hingga telah dirayakan di sekitar 17 negara lainnya sampai saat ini.
Perayaan ini juga mendapat dukungan besar dari ketua dewan direksi Nokia Jorma Ollila, dan pencipta Angry Bird, Peter Vesterbacka. Bahkan, Hari Kegagalan Internasional juga berfungsi sebagai wadah bagi tokoh-tokoh Finlandia yang populer untuk berbagi kisah tentang kegagalan mereka yang menjadi bagian dari proses untuk meraih kesuksesan.
Mengutip dari Euro News, gagasan perayaan ini muncul di tengah kondisi orang-orang Finlandia yang umumnya membenci kegagalan, dan enggan memulai usaha rintisan. Ketakutan akan kegagalan dan stigma yang muncul membuat banyak calon pengusaha Finlandia enggan memulai usaha.
Di tengah kondisi tersebut, muncul gagasan untuk menciptakan sebuah hari untuk merayakan kegagalan, yang menurut komunitas wirausaha tersebut, pada gilirannya akan menghilangkan ketakutan untuk mengambil risiko dan pada akhirnya akan meningkatkan jumlah usaha rintisan.
Seperti diketahui, Finlandia merupakan negara dengan jumlah perusahaan rintisan (startup) yang besar dan nilai pendapatan yang fantastis. Menurut Dealroom, Finlandia telah mengalami lonjakan besar dalam jumlah perusahaan rintisan selama 15 tahun terakhir.
Per 2022, negara tersebut tercatat memiliki lebih dari 3.800 perusahaan rintisan, dengan nilai perusahaan gabungan sebesar 48,2 miliar euro. Sektor perusahaan rintisan diperkirakan kini menyediakan hampir 30.000 lapangan pekerjaan di Finlandia.
Di Finlandia, khususnya di wilayah ibu kota, terjadi perluasan yang pesat dalam ekosistem perusahaan rintisan. Hal ini ditandai dengan kehadiran pusat-pusat wirausaha, inkubator ide seperti Startup Sauna, dan ruang kerja bersama bagi para wirausahawan yang bermunculan.
Termasuk, bantuan keuangan dari pemerintah bagi perusahaan rintisan yang menjanjikan dengan potensi untuk ditingkatkan secara internasional. Dalam dekade terakhir, keseluruhan investasi di perusahaan rintisan Finlandia telah tumbuh dari 186 juta euro pada 2013 menjadi 1,79 miliar euro pada 2022.
"Kami mempromosikan kewirausahaan dan khususnya mendorong kaum muda untuk membangun sesuatu. Jadi dalam hal ini, mempromosikan kegagalan dan menghilangkan stigma adalah hal yang baik," kata Niklas Hamberg, mahasiswa sekaligus Presiden Komunitas Kewirausahaan Aaltoes.
Menurut Hamberg, di Finlandia, membicarakan kegagalan adalah hal yang sangat tabu. Kondisinya berbeda dengan di Amerika Serikat yang cenderung lebih terbuka berbicara tentang kegagalan, serta tidak menganggap serius jika seorang pengusaha tidak pernah gagal.
"Kegagalan dan kesalahan bukanlah hal yang sama. Kegagalan hanya berarti sesuatu yang salah dan tidak berjalan sesuai rencana, dan sekarang Anda belajar darinya," katanya.
Hamberg juga menilai tak hanya dari sisi individu, perusahaan-perusahaan besar di Finlandia juga perlu menerima gagasan bahwa kegagalan adalah hal yang normal.
"Bagi perusahaan rintisan kecil, kegagalan tidak akan menjadi berita utama. Namun, bagi perusahaan besar, kegagalan akan menjadi berita utama. Oleh karena itu, mereka bersikap lebih konservatif dan berhati-hati dalam menyikapi kegagalan," imbuhnya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.