Proses Kreatif The Brandals Bikin Karya-karya yang Sarat Pesan Sosial Politik
29 September 2024 |
17:40 WIB
Lebih dari sekadar menghibur, musik juga bisa menjadi sarana propaganda atau penyampaian pesan tentang banyak hal kepada masyarakat. Lewat musik, para musisi menyampaikan keresahan banyak hal, seperti sosial, politik, dan sebagainya. Salah satu grup musik yang kerap menyuarakan itu adalah The Brandals.
Musisi dan vokalis The Brandals, Eka Annash, mengungkapkan bahwa sejak 2001, The Brandals selalu membawa lagu-lagu yang memiliki pesan sosial dan politik ketika tampil dari panggung ke panggung. Terbaru, band ini membawakan lagu dengan pesan tersebut di festival Pestapora.
“Sedikit banyak yang masih relatif, tapi kita mencoba membawa pesan itu,” katanya di Jakarta, Sabtu (28/9/2024) malam.
Baca juga: Voice of Baceprot Gaungkan No Music on A Dead Planet di Pestapora 2024
Dia mengungkapkan bahwa The Brandals selalu memberikan dampak terhadap para pendengarnya lewat lirik-lirik yang diciptakan. Dengan begitu, pria yang telah berkecimpung di dunia musik Indonesia sejak 1994 tersebut belajar dari berbagai macam media. Dia juga banyak mengamati para musisi dari dalam dan luar negeri yang vokal. Setelah banyak belajar, dia mulai “menduplikasi” apa yang diperoleh ke album-album yang dibuat oleh The Brandals.
Dalam proses pembuatan karya, Eka mengungkapkan bahwa formula yang paling benar adalah dengan mengalaminya terlebih dahulu, juga menggali pengalaman yang pernah dirasakan. Kemudian, dia mengimplementasikan hal tersebut ke dalam lirik. Selain itu, proses lainnya dalam mencipta lirik adalah dengan melakukan riset.
Dia mengungkapkan tidak jarang menghubungi individu-individu yang langsung memiliki pengalaman tertentu sebelum membuat lirik lagu. Sebagai contoh adalah album terakhir The Brandals berjudul Suara Rumah Rakyat.
Dalam album tersebut, The Brandals berbicara mengenai peristiwa yang pernah terjadi. Dia menghubungi beberapa teman di Komisi untuk orang hilang dan tindak kekerasan, bertemu dengan keluarga korban 1998 yang hilang sampai sekarang, dan sebagainya.
“Jadi, kami bersinggungan dengan mereka, mengekstrak ceritanya, esensinya, baru diterapkan ke lirik. Jadi, buat saya harus mengalami terlebih dahulu, mengalami dan tahu. Kembali, memperkaya literasi agar ada pertanggungjawabannya,” ujarnya.
Untuk diketahui, sebelum bernama The Brandals, grup band ini memiliki nama The Motives yang diisi oleh Rully Annash sebagai pemain drum, Bayu Indrasoewarman di lini gitar, dan Edo Walad yang menjadi vokalis pada 2001. Kemudian, Tony Dwi Setiaji di gitar dan Dody Widyono yang bermain bas menjadi bagian dari band ini.
Dua tahun berselang atau pada awal 2003, Edo keluar dari The Motives dan digantikan oleh Eka Annash yang merupakan kakak dari Rully. Mereka pun berganti nama menjadi The Brandals dengan genre musik punk rock, blues, dan rock n roll.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Musisi dan vokalis The Brandals, Eka Annash, mengungkapkan bahwa sejak 2001, The Brandals selalu membawa lagu-lagu yang memiliki pesan sosial dan politik ketika tampil dari panggung ke panggung. Terbaru, band ini membawakan lagu dengan pesan tersebut di festival Pestapora.
“Sedikit banyak yang masih relatif, tapi kita mencoba membawa pesan itu,” katanya di Jakarta, Sabtu (28/9/2024) malam.
Baca juga: Voice of Baceprot Gaungkan No Music on A Dead Planet di Pestapora 2024
Dia mengungkapkan bahwa The Brandals selalu memberikan dampak terhadap para pendengarnya lewat lirik-lirik yang diciptakan. Dengan begitu, pria yang telah berkecimpung di dunia musik Indonesia sejak 1994 tersebut belajar dari berbagai macam media. Dia juga banyak mengamati para musisi dari dalam dan luar negeri yang vokal. Setelah banyak belajar, dia mulai “menduplikasi” apa yang diperoleh ke album-album yang dibuat oleh The Brandals.
Dalam proses pembuatan karya, Eka mengungkapkan bahwa formula yang paling benar adalah dengan mengalaminya terlebih dahulu, juga menggali pengalaman yang pernah dirasakan. Kemudian, dia mengimplementasikan hal tersebut ke dalam lirik. Selain itu, proses lainnya dalam mencipta lirik adalah dengan melakukan riset.
Dia mengungkapkan tidak jarang menghubungi individu-individu yang langsung memiliki pengalaman tertentu sebelum membuat lirik lagu. Sebagai contoh adalah album terakhir The Brandals berjudul Suara Rumah Rakyat.
Dalam album tersebut, The Brandals berbicara mengenai peristiwa yang pernah terjadi. Dia menghubungi beberapa teman di Komisi untuk orang hilang dan tindak kekerasan, bertemu dengan keluarga korban 1998 yang hilang sampai sekarang, dan sebagainya.
“Jadi, kami bersinggungan dengan mereka, mengekstrak ceritanya, esensinya, baru diterapkan ke lirik. Jadi, buat saya harus mengalami terlebih dahulu, mengalami dan tahu. Kembali, memperkaya literasi agar ada pertanggungjawabannya,” ujarnya.
Untuk diketahui, sebelum bernama The Brandals, grup band ini memiliki nama The Motives yang diisi oleh Rully Annash sebagai pemain drum, Bayu Indrasoewarman di lini gitar, dan Edo Walad yang menjadi vokalis pada 2001. Kemudian, Tony Dwi Setiaji di gitar dan Dody Widyono yang bermain bas menjadi bagian dari band ini.
Dua tahun berselang atau pada awal 2003, Edo keluar dari The Motives dan digantikan oleh Eka Annash yang merupakan kakak dari Rully. Mereka pun berganti nama menjadi The Brandals dengan genre musik punk rock, blues, dan rock n roll.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.