Sejumlah warga negara Filipina yang tinggal di Indonesia tengah belajar membatik dalam rangka perayaan 75 tahun hubungan diplomatik, persahabatan, dan pertukaran budaya antara Indonesia dan Filipina (Sumber gambar: Hypeabis.id/Salsabila Rahmadhany)

Merayakan 75 Tahun Hubungan Diplomatik Filipina-Indonesia dengan Membatik Bersama

01 September 2024   |   22:25 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Sharon, seorang warga negara Filipina, tampak begitu menikmati ketika dirinya pertama kali belajar membatik. Dengan penuh hati-hati, Sharon mulai menorehkan cairan malam panas dengan canting berwarna emas ke selembar kain putih yang dibentangkan di sisi tangannya.

Mulanya, ada perasaan gugup. Goresan-goresan canting di atas kainnya pun kadang-kadang penuh keraguan. Namun, lama-kelamaan Sharon mulai terbiasa. Goresan cantingnya pun perlahan bisa membentuk sebuah pola.

Setelah sejumlah motif makin mewujud di kain putihnya, Sharon dibantu oleh instruktur dari Rumah Batik Palbatu untuk menuntaskan gambar dan warna yang telah dibuatnya.

Baca juga: Bingung Libur Sekolah Mau ke Mana? Yuk Ikut Workshop Membatik di Museum Batik Indonesia

“Ini pertama kalinya saya membuat batik. Rasanya cukup menyenangkan ya. Meski pada awalnya tampak susah, setelahnya justru saya seperti tidak ingin berhenti, banyak gambar yang ingin saya tuangkan,” ucap Sharon kepada Hypeabis.id.
 

Sejumlah warga negara Filipina yang tinggal di Indonesia tengah belajar membatik dalam rangka  perayaan 75 tahun hubungan diplomatik, persahabatan, dan pertukaran budaya antara Indonesia dan Filipina (Sumber gambar: Hypeabis.id/Salsabila Rahmadhany)

Sejumlah warga negara Filipina yang tinggal di Indonesia tengah belajar membatik dalam rangka perayaan 75 tahun hubungan diplomatik, persahabatan, dan pertukaran budaya antara Indonesia dan Filipina (Sumber gambar: Hypeabis.id/Salsabila Rahmadhany)


Sesekali, senyumnya mengembang ketika dia melihat batik hasil karyanya. Membatik bagi Sharon adalah pengalaman yang mengasyikkan.

Dia mengaku sempat kesulitan, terutama saat memosisikan canting. Namun, setelah terbiasa, lewat cairan malam dari canting, dirinya bisa membuat motif-motif yang diinginkannya.

Pada pengalaman pertamanya ini, Sharon memilih membuat motif bunga dan dedaunan. Dia pun membubuhi gambar-gambarnya dengan sapuan beragam warna yang cerah sebagai tanda semangat baru.

Sharon adalah satu dari puluhan Filipino (sebutan orang Filipina) lain yang tengah antusias terhadap kebudayaan Indonesia, terutama batik. Mereka tengah berkumpul untuk mengikuti workshop belajar membatik di Aula Serbaguna Kedutaan Besar Filipina di Jakarta pada Minggu (1/9/2024).
 

Sejumlah warga negara Filipina yang tinggal di Indonesia tengah belajar membatik dalam rangka  perayaan 75 tahun hubungan diplomatik, persahabatan, dan pertukaran budaya antara Indonesia dan Filipina (Sumber gambar: Hypeabis.id/Salsabila Rahmadhany)

Sejumlah warga negara Filipina yang tinggal di Indonesia tengah belajar membatik dalam rangka perayaan 75 tahun hubungan diplomatik, persahabatan, dan pertukaran budaya antara Indonesia dan Filipina (Sumber gambar: Hypeabis.id/Salsabila Rahmadhany)


Mayoritas yang mengikuti workshop ini ialah remaja dan dewasa. Namun, beberapa anak-anak juga hadir dan tak kalah semangat ketika mempelajari salah satu Warisan Budaya Tak Benda dari Indonesia yang diakui UNESCO tersebut.

Acara yang diinisiasi oleh Philippine Women’s Association-Indonesia (PWA) dan Kedutaan Besar Republik Filipina ini merupakan bagian dari perayaan 75 tahun hubungan diplomatik, persahabatan, dan pertukaran budaya antara Indonesia dan Filipina.

Workshop ini menawarkan pengalaman berbeda bagi warga Filipina di Indonesia untuk membenamkan diri dalam kerajinan tangan khas Nusantara yang unik. Sebelum mulai membatik sendiri, para peserta telah terlebih dahulu dipandu oleh pengrajin batik lokal, terutama dalam teknik canting, pewarnaan, dan pengeringan.

Ninuk, salah satu pengrajin lokal dari Rumah Batik Palbatu, mengatakan membatik memang bukan proses yang mudah. Perlu latihan berkali-kali agar tangannya bisa menjadi lebih terampil menggoreskan motif-motif khas Batik.

Dalam proses belajar kali ini, dirinya lebih menekankan pada penerapan teknik canting untuk membuat batik tulis. Ini adalah salah satu proses tua yang masih terus dijaga keasliannya dalam membuat batik.

Menurut Ninuk, biasanya dalam proses ini yang paling sulit ialah membuat motif. Kemudian, bagaimana cairan malam yang dituangkan ke dalam kain bisa tembus hingga ke sisi lain, tetapi tidak meluber.

Dalam hal motifnya, Ninuk memperkenalkan salah satu pola yang kerap muncul di batik Betawi, yakni bunga Ceremai dan Kembang Sepatu. Nantinya, batik hasil kreasi warga Filipina akan dikeringkan dan dihias menjadi semacam pigura dan bisa dibawa pulang masing-masing peserta.


Diplomasi Batik dan Penanda 75 Tahun Hubungan Bilateral Filipina-Indonesia


Konsulat Jenderal Kedutaan Besar Filipina Gonaranao B Musor mengatakan pemilihan workshop membatik sebagai penanda 75 tahun hubungan diplomatik Filipina dan Indonesia bukanlah tanpa alasan.

Menurutnya, batik telah menjadi satu kebudayaan yang punya nilai sejarah panjang dan penting. Kekayaan budaya ini juga tidak hanya dikenal oleh orang Indonesia saja, tetapi warga di dunia.
 

Sejumlah warga negara Filipina yang tinggal di Indonesia tengah belajar membatik dalam rangka  perayaan 75 tahun hubungan diplomatik, persahabatan, dan pertukaran budaya antara Indonesia dan Filipina (Sumber gambar: Hypeabis.id/Salsabila Rahmadhany)

Konsulat Jenderal Kedutaan Besar Filipina Gonaranao B Musor (Sumber gambar: Hypeabis.id/Salsabila Rahmadhany)


Bagi orang Filipina, kata Gonaranao, batik juga cukup populer. Menurutnya, orang Filipina banyak yang tengah tertarik pada proses pembuatan batik.

Dengan alasan-alasan tersebut, pihaknya kemudian mencoba menghadirkan workshop batik bagi warga Filipina yang kini tengah berada di Indonesia.

Di sisi lain, proses membatik baginya juga cukup unik. Menurutnya, ini bukan hanya perihal warna dan desain saja, tetapi di dalam prosesnya selalu membawa perasaan yang menyenangkan.

“Proses membatik itu kerap membawa perasaan-perasaan yang positif. Tentu, ini jadi menarik, semacam menghadirkan Diplomasi Batik bagi kedua negara,” ucapnya.
 

Sejumlah warga negara Filipina yang tinggal di Indonesia tengah belajar membatik dalam rangka  perayaan 75 tahun hubungan diplomatik, persahabatan, dan pertukaran budaya antara Indonesia dan Filipina (Sumber gambar: Hypeabis.id/Salsabila Rahmadhany)

Sejumlah warga negara Filipina yang tinggal di Indonesia tengah belajar membatik dalam rangka perayaan 75 tahun hubungan diplomatik, persahabatan, dan pertukaran budaya antara Indonesia dan Filipina (Sumber gambar: Hypeabis.id/Salsabila Rahmadhany)


Gonaranao berharap hubungan diplomatik Indonesia dan Filipina akan terus langgeng dan membawa dampak yang apik bagi kedua negara. Bukan perihal diplomasi saja, melainkan juga kebudayaan di dalamnya.

Menurutnya, hubungan bilateral yang kini memasuki usia ke-75 merupakan sebuah milestone yang perlu dirayakan. “Sebenarnya di ASEAN, Indonesia adalah teman terbaik. Kita memiliki banyak tingkat perkembangan yang mirip, termasuk dalam hal kebudayaannya,” imbuhnya.

Baca juga: Traveloka Catat Minat Perjalanan ke Filipina Meningkat Sepanjang 2023

Editor: Puput Ady Sukarno
 

SEBELUMNYA

Destinasi Wisata Seru di Sekitar Bromo

BERIKUTNYA

Synchronize Fest 2024 Bakal Potret Jejak Pengaruh Musik Indonesia di Kancah Global

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: