Ilustrasi terapi CPAP. (Sumber foto: Freepik/rawpixel.com)

Napas Terhenti saat Tidur? Kenali Gejala dan Cara Mengatasi Sleep Apnea

31 July 2024   |   07:30 WIB
Image
Kintan Nabila Jurnalis Hypeabis.id

Sleep apnea adalah gangguan tidur yang menyebabkan seseorang berhenti bernapas sementara selama beberapa kali saat sedang tidur. Penderita sleep apnea dapat berhenti bernapas selama sekitar 10 detik sebanyak ratusan kali saat tubuh tertidur, mengakibatkan tidur yang tidak nyenyak dan berdampak pada kesehatan secara keseluruhan.

Kondisi ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan tubuh kekurangan oksigen sehingga sering terasa sesak napas di malam hari. Orang yang mengalami sleep apnea biasanya sering mendengkur dan selalu merasa mengantuk walaupun sudah tidur lama.

Baca juga: Pentingnya Menjaga Pola Tidur, Kenali Gejala dan Cara Mengatasi Insomnia

Terdapat tiga jenis utama sleep apnea. Pertama ada Obstructive Sleep Apnea (OSA) yang disebabkan oleh penyumbatan jalan napas ketika otot di belakang tenggorokan terlalu rileks. Kondisi ini membuat saluran pernapasan menyempit atau menutup saat menarik napas, misalnya karena lidah tertelan.

Selanjutnya, Central Sleep Apnea (CSA) yang terjadi ketika otak gagal mengirim sinyal yang tepat ke otot yang mengontrol pernapasan, sehingga seseorang tidak dapat bernapas selama beberapa waktu. Terakhir, Complex Sleep Apnea Syndrome yang merupakan kombinasi dari OSA dan CSA.

Kebanyakan orang tidak menyadari dirinya mengalami gejala sleep apnea. Gejala tersebut justru disadari oleh orang lain yang tidur bersama mereka. Gejala umum sleep apnea meliputi mendengkur keras, terbangun tengah malam dengan tersedak atau terengah-engah, berhenti bernapas selama beberapa kali ketika sedang tidur, insomnia, dan  merasa lelah atau mengantuk di siang hari.

Selain gejala yang muncul saat tidur, penderita sleep apnea juga bisa merasakan keluhan setelah bangun tidur, misalnya mulut kering di pagi hari, sakit kepala, sangat mengantuk di siang hari, sulit berkonsentrasi, belajar, atau mengingat sesuatu, mood mudah berubah, dan mengalami penurunan libido.

Sleep apnea dapat terjadi pada siapa saja, bahkan pada anak-anak. Namun, seseorang akan lebih berisiko terserang sleep apnea jika memiliki beberapa faktor risiko seperti berjenis kelamin laki-laki, berusia 40 tahun ke atas, memiliki amandel dan lidah yang besar atau rahang yang kecil, terdapat hambatan di hidung akibat tulang hidung yang bengkok, memiliki penyakit alergi atau gangguan sinus, mengonsumsi minuman beralkohol dan rokok, serta mengonsumsi obat tidur.
 

Cara Mengobati Sleep Apnea

Mengobati sleep apnea bisa dilakukan melalui beberapa pendekatan tergantung pada jenis dan tingkat keparahan gangguannya. Perubahan gaya hidup seperti menurunkan berat badan, menghindari alkohol dan obat penenang, tidur miring, serta berhenti merokok dapat membantu mengurangi gejala.

Apabila kondisinya sudah cukup parah, sleep apnea perlu mendapatkan penanganan medis, antara lain dengan terapi dengan alat CPAP (Continuous Positive Airway Pressure), yang memberikan tekanan udara melalui masker untuk menjaga saluran napas tetap terbuka.

Cara lainnya bisa juga dengan terapi alat BPAP (bilevel positive airway pressure), alat ini bekerja dengan cara menaikkan tekanan udara saat pasien menarik napas dan menurunkan tekanan udara saat pasien mengembuskan napas. Tujuannya untuk menjaga agar jumlah oksigen dalam tubuh pasien tercukupi

Selain itu, dokter juga mungkin akan menyarankan terapi dengan alat MAD (mandibular advancement device) yang didesain untuk menahan rahang dan lidah untuk mencegah penyempitan pada saluran pernapasan yang menyebabkan seseorang mendengkur.

Pada beberapa kasus, pembedahan mungkin diperlukan. Misalnya prosedur Uvulopalatopharyngoplasty, dokter akan mengangkat sebagian jaringan di bagian belakang mulut dan bagian atas tenggorokan sekaligus mengangkat amandel dan kelenjar adenoid untuk mencegah pasien mendengkur saat tidur. Konsultasikan dengan dokter untuk menentukan metode pengobatan yang paling sesuai dengan kondisi pasien.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Kenali Gejala dan Penyebab Virus Oropouche yang Mirip DBD

BERIKUTNYA

Ikuti 5 Gaya Fesyen yang Sedang Trending untuk Tampil Modis & Nyaman

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: