Mengenal Karakter & Gaya Desain Interior Modern & Klasik Ala Prasetio Budhi
21 July 2024 |
16:30 WIB
Nama Prasetio Budhi sudah tidak diragukan lagi kiprahnya dalam perkembangan dunia desain interior Indonesia. Mulai dari proyek-proyek desain interior kreatifnya hingga karya spektakuler dalam pameran kolektif bersama kelompok 12 Indonesian Designer (ID12), dia kerap memukau klien dan penikmat karyanya dengan desain yang ekspresif, elegan, dan menyentuh jiwa.
Sebagai desainer interior, pria yang karib disapa Pras itu memiliki ciri khas garis rancangan desain interior yang berkarakter, artistik, ekspresif, sekaligus elegan. Desainnya juga acapkali memiliki kompleksitas yang unik, namun tetap simpel dan pragmatis secara bersamaan.
Baca juga: Inspirasi Desain Interior ala Jungalow, Hadirkan Hutan Tropis dalam Rumah
Dalam karya-karyanya, Pras kerap memperlihatkan kualitas kematangan dan detail desain yang halus tanpa keraguan atau batasan kreatif, dalam mewujudkan setiap hunian yang berbeda. Sebagai desainer, Pras kerap memadupadankan elemen interior dan gaya untuk mencapai ekspresi yang tepat dan menggugah hati.
Di tangan kreatif Pras, ruang diolah dengan kecermatan dan kreativitas memadupadankan gaya desain dalam satu karya. Satu kekuatan yang membuat karyanya selalu dalam, ekspresif, dan menyentuh. Sang desainer kerap meracik gaya desain secara padu padan dan menatanya dengan tatanan yang teratur, tidak berantakan, dan setiap elemen saling berdialog dan berada di tempat yang tepat.
Setiap karyanya merupakan refleksi dari cerita pemilik rumah dan bagaimana ruang menjadi perwujudan imajinasi para klien. Berkat kepiawaiannya itulah, Pras disebut sebagai salah satu desainer yang selalu berhasil membangun jiwa dan karakter dalam karya-karyanya. Satu dari sedikit desainer interior Indonesia yang mendesain dengan intuisi yang tajam dan kepekaan melihat kebutuhan dan konteks arsitektur secara menyeluruh.
Semua pendekatan itu tidak terlepas dari latar belakang pendidikan Pras. Sebelum berkarier secara profesional, Pras menempuh mendidikan pendidikan Desain Interior di Academy of Arts University di San Fransisco, California, AS, pada 1991-1993, berlanjut menempuh studi di Seattle Central College.
Saat masa studinya, Pras pernah magang di Hellmuth, Obata & Kassabaum yang juga berada di San Fransisco, dan pernah tergabung dalam Pacific Adhika Internusa pada tahun yang sama. Setelah 5 tahun berkarya di perusahaan tersebut, dia kemudian bergabung dengan biro Paramita Abirama Istasadhya (PAI) Design.
Barulah pada 2003, Pras memutuskan untuk membuat konsultan interior sendiri bernama Plus Design. Setumpuk pengalamannya tersebut telah membantunya membentuk karakter desain, dan membangun kepercayaan diri yang cukup untuk memulai biro desain interior miliknya sendiri yang sudah berusia lebih dari dua dekade tersebut.
Bersama Plus Design, Pras telah mengerjakan proyek desain interior dari banyak klien terkemuka di berbagai platform perumahan, ritel, dan komersial. Modern dan klasik adalah dua kata yang sangat mewakili karya-karya desain interior seorang Pras.
"Saya menyukai desain modern seperti halnya desain klasik, dan telah mengerjakan banyak proyek dalam kedua gaya tersebut," kata Pras dikutip dari laman The Colours of Indonesia (TCOI).
Mengutip dari Lifetime Design, gaya desain interior modern dikenal dengan cirinya yang simpel, bersih, fungsional, stylish, namun tetap mengedepankan kenyamanan untuk para penghuninya. Desain modern memiliki kesan yang kekinian, sehingga tidak heran jika gaya desain ini memiliki tempat tersendiri di kalangan masyarakat.
Pada prinsipnya, desain modern berfokus pada garis tegas, bentuk geometris, penataan ruang yang efisien, serta mengedepankan fungsi dari setiap furnitur dan dekorasi yang ada di ruangan tersebut. Oleh karena itu, desain ini dianggap cukup merefleksikan gaya hidup masyarakat di kota-kota besar yang dinamis.
Sementara desain interior klasik adalah gaya desain yang mengedepankan tampilan yang mewah, megah, dan elegan. Desain interior klasik biasanya menonjol dengan sejumlah hal, seperti penggunaan pilar, warna emas, serta furnitur dan dekorasi yang elegan.
Hal tersebut misalnya tampak pada salah satu ruang makan hasil rancangan Pras pada 2021. Ruangan makan yang luas tersebut terlihat memiliki komposisi simetri, dengan menampilkan lampu gantung hitam, kabinet ukiran, dan perabotan kayu yang menambah kemegahan suasana. Kombinasi warna gelap dan terang pada ruangan ini juga memberikan sentuhan abadi pada interior klasik modern.
Pada proyek yang lain yakni rumah klub pribadi mewah, juga menampilkan gaya desain serupa yang dirancang untuk tampil mengesankan. Rancangannya terdiri dari suasana terang dengan jendela dan pintu kaca dari lantai ke langit-langit, palet hitam dan abu-abu dengan aksen emas, dan perabotan kontemporer. Dibagi menjadi dua zona, bar dan area tempat duduk lounge, sangat sempurna untuk mengadakan pesta eksklusif dan malam santai bersama keluarga ataupun teman.
Keanggunan hampir serupa juga tampak misalnya pada desain interior kamar tidur. Ruangan itu tampak mengaplikasikan pola cermin langit-langit dan lampu gantung antik, serta wallpaper dan panel kayu sebagai latar belakang headboard yang menjadi titik fokus ruangan tersebut.
Selain berkarier secara profesional dengan biro Plus Design, Pras juga aktif tergabung dalam Interior Design 12 (ID12), perkumpulan 12 desainer interior kenamaan asal Indonesia yang beranggotakan Agam Riadi, Anita Boentarman, Ary Juwono, Eko Priharseno, Joke Roos, Prasetio Budhi, Reza Wahyudi, Roland Adam, Sammy Hendramianto, Shirley Gouw, Vivianne Faye, dan Yuni Jie.
Perkumpulan itu dibentuk untuk membawa dunia desain interior Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi dengan menghadirkannya secara elegan dengan standar internasional. Dengan ID12, Pras terlibat dalam banyak proyek, salah satunya The Colours of Indonesia (TCOI) yang berlangsung sejak 2014.
Baca juga: 5 Perbedaan Gaya Desain Interior Rustic vs Farmhouse
Selain itu, Pras juga telah merilis dua buku yakni Simply Stated: The Works of Prasetio Budhi (2012) dan Simply Refined: The Works of Prasetio Budhi (2020). Kedua buku itu berisikan kisah karya-karyanya yang terkurasi dengan cermat, mengajak pembacanya ke dalam perjalanan visual menikmati karya sang desainer.
Editor: Fajar Sidik
Sebagai desainer interior, pria yang karib disapa Pras itu memiliki ciri khas garis rancangan desain interior yang berkarakter, artistik, ekspresif, sekaligus elegan. Desainnya juga acapkali memiliki kompleksitas yang unik, namun tetap simpel dan pragmatis secara bersamaan.
Baca juga: Inspirasi Desain Interior ala Jungalow, Hadirkan Hutan Tropis dalam Rumah
Dalam karya-karyanya, Pras kerap memperlihatkan kualitas kematangan dan detail desain yang halus tanpa keraguan atau batasan kreatif, dalam mewujudkan setiap hunian yang berbeda. Sebagai desainer, Pras kerap memadupadankan elemen interior dan gaya untuk mencapai ekspresi yang tepat dan menggugah hati.
Di tangan kreatif Pras, ruang diolah dengan kecermatan dan kreativitas memadupadankan gaya desain dalam satu karya. Satu kekuatan yang membuat karyanya selalu dalam, ekspresif, dan menyentuh. Sang desainer kerap meracik gaya desain secara padu padan dan menatanya dengan tatanan yang teratur, tidak berantakan, dan setiap elemen saling berdialog dan berada di tempat yang tepat.
Setiap karyanya merupakan refleksi dari cerita pemilik rumah dan bagaimana ruang menjadi perwujudan imajinasi para klien. Berkat kepiawaiannya itulah, Pras disebut sebagai salah satu desainer yang selalu berhasil membangun jiwa dan karakter dalam karya-karyanya. Satu dari sedikit desainer interior Indonesia yang mendesain dengan intuisi yang tajam dan kepekaan melihat kebutuhan dan konteks arsitektur secara menyeluruh.
Semua pendekatan itu tidak terlepas dari latar belakang pendidikan Pras. Sebelum berkarier secara profesional, Pras menempuh mendidikan pendidikan Desain Interior di Academy of Arts University di San Fransisco, California, AS, pada 1991-1993, berlanjut menempuh studi di Seattle Central College.
Saat masa studinya, Pras pernah magang di Hellmuth, Obata & Kassabaum yang juga berada di San Fransisco, dan pernah tergabung dalam Pacific Adhika Internusa pada tahun yang sama. Setelah 5 tahun berkarya di perusahaan tersebut, dia kemudian bergabung dengan biro Paramita Abirama Istasadhya (PAI) Design.
Barulah pada 2003, Pras memutuskan untuk membuat konsultan interior sendiri bernama Plus Design. Setumpuk pengalamannya tersebut telah membantunya membentuk karakter desain, dan membangun kepercayaan diri yang cukup untuk memulai biro desain interior miliknya sendiri yang sudah berusia lebih dari dua dekade tersebut.
Bersama Plus Design, Pras telah mengerjakan proyek desain interior dari banyak klien terkemuka di berbagai platform perumahan, ritel, dan komersial. Modern dan klasik adalah dua kata yang sangat mewakili karya-karya desain interior seorang Pras.
"Saya menyukai desain modern seperti halnya desain klasik, dan telah mengerjakan banyak proyek dalam kedua gaya tersebut," kata Pras dikutip dari laman The Colours of Indonesia (TCOI).
Mengutip dari Lifetime Design, gaya desain interior modern dikenal dengan cirinya yang simpel, bersih, fungsional, stylish, namun tetap mengedepankan kenyamanan untuk para penghuninya. Desain modern memiliki kesan yang kekinian, sehingga tidak heran jika gaya desain ini memiliki tempat tersendiri di kalangan masyarakat.
Pada prinsipnya, desain modern berfokus pada garis tegas, bentuk geometris, penataan ruang yang efisien, serta mengedepankan fungsi dari setiap furnitur dan dekorasi yang ada di ruangan tersebut. Oleh karena itu, desain ini dianggap cukup merefleksikan gaya hidup masyarakat di kota-kota besar yang dinamis.
Sementara desain interior klasik adalah gaya desain yang mengedepankan tampilan yang mewah, megah, dan elegan. Desain interior klasik biasanya menonjol dengan sejumlah hal, seperti penggunaan pilar, warna emas, serta furnitur dan dekorasi yang elegan.
Hal tersebut misalnya tampak pada salah satu ruang makan hasil rancangan Pras pada 2021. Ruangan makan yang luas tersebut terlihat memiliki komposisi simetri, dengan menampilkan lampu gantung hitam, kabinet ukiran, dan perabotan kayu yang menambah kemegahan suasana. Kombinasi warna gelap dan terang pada ruangan ini juga memberikan sentuhan abadi pada interior klasik modern.
Pada proyek yang lain yakni rumah klub pribadi mewah, juga menampilkan gaya desain serupa yang dirancang untuk tampil mengesankan. Rancangannya terdiri dari suasana terang dengan jendela dan pintu kaca dari lantai ke langit-langit, palet hitam dan abu-abu dengan aksen emas, dan perabotan kontemporer. Dibagi menjadi dua zona, bar dan area tempat duduk lounge, sangat sempurna untuk mengadakan pesta eksklusif dan malam santai bersama keluarga ataupun teman.
Keanggunan hampir serupa juga tampak misalnya pada desain interior kamar tidur. Ruangan itu tampak mengaplikasikan pola cermin langit-langit dan lampu gantung antik, serta wallpaper dan panel kayu sebagai latar belakang headboard yang menjadi titik fokus ruangan tersebut.
Selain berkarier secara profesional dengan biro Plus Design, Pras juga aktif tergabung dalam Interior Design 12 (ID12), perkumpulan 12 desainer interior kenamaan asal Indonesia yang beranggotakan Agam Riadi, Anita Boentarman, Ary Juwono, Eko Priharseno, Joke Roos, Prasetio Budhi, Reza Wahyudi, Roland Adam, Sammy Hendramianto, Shirley Gouw, Vivianne Faye, dan Yuni Jie.
Perkumpulan itu dibentuk untuk membawa dunia desain interior Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi dengan menghadirkannya secara elegan dengan standar internasional. Dengan ID12, Pras terlibat dalam banyak proyek, salah satunya The Colours of Indonesia (TCOI) yang berlangsung sejak 2014.
Baca juga: 5 Perbedaan Gaya Desain Interior Rustic vs Farmhouse
Selain itu, Pras juga telah merilis dua buku yakni Simply Stated: The Works of Prasetio Budhi (2012) dan Simply Refined: The Works of Prasetio Budhi (2020). Kedua buku itu berisikan kisah karya-karyanya yang terkurasi dengan cermat, mengajak pembacanya ke dalam perjalanan visual menikmati karya sang desainer.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.