Suasana diskusi buku Minanto berjudul Kemelut Rondasih dan Dua Anaknya (sumber gambar:Hypeabis.id/Prasetyo Agung Ginanjar)

Refleksi Kemiskinan dalam Novel Kemelut Rondasih dan Dua Anaknya Karya Minanto

10 July 2024   |   20:05 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Narasi tentang kemiskinan dan eksplorasi kelas sudah galib dijadikan tema oleh para sastrawan Indonesia dalam karya-karya mereka. Penyair WS Rendra misalnya, sudah menggambarkan rudinnya sebagian masyarakat di Tanah Air lewat Sajak Orang-orang Miskin, pada 1978.

Dari narasi teks prosa, momen pertentangan kelas hingga sengkarut kemiskinan juga dituturkan dengan ciamik oleh Sabda Armandio lewat Dekat dan Nyaring (2019). Ada pula karya tetralogi Laskar Pelangi, besutan Andrea Hirata, yang akhirnya juga difilmkan dan meraih kesuksesan.

Baca juga: Ambil Latar Orba, Novel Anak-anak Gerhana Yusi Avianto Pareanom Siap Diterbitkan 

Terbaru, lanskap dari tema tersebut dituliskan oleh Minanto dalam karya berjudul Kemelut Rondasih dan Dua Anaknya (2024). Karya teranyar dari penulis asal Indramayu, Jawa Tengah itu diungkai dalam diskusi bertajuk Sastra dan Relevansi Sosial, di Aula PDS H.B. Jassin, Taman Ismail Marzuki, Rabu, (10/7/2024).

Dihelat oleh Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta, acara ini bekerja sama dengan FIB, Prodi Sastra Inggris, Prodi Sastra Indonesia dan Prodi S2 Ilmu Sastra Universitas Padjadjaran. Diskusi ini menghadirkan tiga panelis, yakni Minanto, Zen Hae, dan Lina Meilinawati Rahayu yang dimoderatori oleh Kusuma Pertiwi.

Dari hasil pembacaannya, Lina Meilinawati Rahayu mengatakan, secara umum Minanto berhasil menyajikan cerita yang cukup utuh. Novel berjumlah 269 halaman ini juga memotret kelas sosial masyarakat Indramayu yang sebagian besar hidup di bawah garis kemiskinan. 

Secara umum, novel ini menceritakan tentang Rondasih, seorang ibu yang menghadapi berbagai tantangan dalam hidup bersama dua anaknya. Dengan lugas, buku ini juga menggali keluarga tersebut dalam menghadapi berbagai rintangan sosial, ekonomi, dan emosional yang mempengaruhi mereka.

"Pokoknya ini tentang bagaimana keruwetan yang dialami oleh Rondasih, di mana dia memiliki anak kembar, yakni Roman dan Rojaman. Kedua anak tersebut juga biasa saja, tidak pintar dan tidak baik. Takdirnya pun biasa saja," paparnya.

Senada, Zen He mengungkap, secara umum novel Kemelut Rondasih dan Dua Anaknya mendedah tentang kemiskinan masyarakat di Tanah Air. Di samping itu, karya ini juga menyampaikan pesan tentang kekuatan cinta keluarga yang terwakili dari sosok sang ibu, yang digambarkan sebagai perempuan kuat.

Menurut Zen, dibanding karya Minanto sebelumnya, Aib dan Nasib, yang berhasil memenangkan Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta 2019, novel terbarunya ini terasa lebih ringan baik dari segi tema dan isi. Alih-alih menggunakan alur kilas balik, novel ini juga terasa lebih linear karena menggunakan alur maju.

"Aib dan Nasib itu memang lebih kelam dari karya terbaru ini. Artinya banyak sekali aspek perasaan yang bertumpuk. Namun yang justru menarik karena lapisannya jadi lebih banyak, saling menutupi satu sama lain," katanya.

Sementara itu, Minanto mengungkap karya terbarunya merupakan bentuk penebusan terhadap Aib dan Nasib. Ini tak lepas dari beberapa kritik yang mengatakan bahwa katanya tersebut terasa sangat misoginis oleh beberapa orang. Padahal, sang pengarang sudah mencoba menempatkan dirinya secara lebih feminin.

"Ketika menulis karya ini juga sering ada gangguan di kepala. Apakah ingin menggunakan Bahasa Jawa, Inggris, atau Indonesia. Gambaran semacam inilah yang seringkali muncul saat menulis, sehingga tidak dapat memberikan pola penggunaan Bahasa Indonesia yang utuh," katanya.

Baca juga: Novel Romansa Stovia, Kisah Empat Sahabat di Sekolah Kedokteran Hindia Belanda

Menurut catatan Hypeabis.id, Kemelut Rondasih dan Dua Anaknya ini mengambil pesan moral untuk mengajak pembaca dalam mencermati problematika kehidupan pedesaan oleh kaum rural yang tak jarang penuh dengan cekcok.

Melalui buku ini juga, penulis mencoba mengajak pembaca menemukan definisi serta makna keluarga yang terkadang sulit dijelaskan.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Nike X Bandai Namco Luncurkan Sneakers Spesial Gim Legendaris Tekken 8

BERIKUTNYA

Survei Ungkap Dating App Mulai Ditinggalkan, Kencan Tradisional Kembali Dilirik

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: