Ilustrasihacker. (Sumber gambar : Clint Patterson/Unsplash)

Ini Daftar PR Untuk Mencetak Ahli Keamanan Siber Sesuai Standar Industri

09 July 2024   |   15:56 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di bidang siber semakin santer digaungkan sejak Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang Brain Chiper. Terlebih, perusahaan yang berfokus dalam keamanan data digital sulit menemukan kandidat yang ahli di bidang ini.

Direktur Cyber Intelligence PT Spentera Royke Tobing mengatakan tenaga profesional di bidang keamanan siber, termasuk Indonesia masih terbatas. Memang, jumlah SDM di bidang keamanan siber sudah mulai meningkat, tetapi tidak dengan laju peningkatan kualitasnya.

Baca juga: Sering Bobol, Ahli Sarankan Pemerintah Cetak SDM Siber yang Berkualitas & Kompeten

Sejauh ini, katanya, Spentera melihat ada beberapa universitas negeri maupun swasta yang sudah menempatkan kurikulum keamanan siber pada program studinya. Semakin banyak juga penyedia training keamanan siber di Indonesia seperti Hacktrace.

Kendati demikian, Royke menegaskan bahwa keamanan siber merupakan bidang ilmu yang cukup luas dan mengharuskan pelakunya memiliki kemampuan teknis, teoretis juga konseptual. Jadi, tidak dapat dikatakan seseorang yang sudah memiliki ilmu IT dinyatakan paham secara utuh apa itu keamanan siber.

Untuk itu, Spentera selalu memberikan kesempatan kepada para profesional dan lulusan baru untuk berkontribusi dalam solusi keamanan siber melalui serangkaian ujian teknis dan non-teknis.

“Kami menemukan bahwa dari banyaknya kandidat yang mendaftar, hanya sebagian kecil yang memenuhi kriteria dan sesuai harapan kami,” ujar Royke kepada Hypeabis.id, beberapa waktu lalu.

Untuk meningkatkan kualitas keamanan siber ini, menurutnya diperlukan dukungan dari berbagai pihak agar lembaga pendidikan atau universitas yang memiliki jurusan IT dapat menghasilkan lulusan yang siap bekerja di bidang keamanan siber.

Royke menilai Institusi pendidikan harus dibantu untuk dapat membuat kurikulum yang tepat agar dapat mencetak lulusan yang dapat diserap pasar tenaga kerja di bidang strategis tersebut. “Pengenalan lebih luas dan konsisten mengenai program pendidikan keamanan siber sebagai bagian dari kurikulum formal mulai dari tingkat SMK hingga jenjang S1,” tambahnya.

Pengenalan mulai dari jenjang SMK, menurutnya sangat penting agar generasi muda tertarik untuk menjadi ahli di bidang siber dan bekerja secara profesional di bidang keamanan siber. Sebab, meskipun beberapa dari mereka mengambil jurusan IT, sebagian besar masih memiliki minat untuk bekerja sebagai programmer atau di bidang jaringan.

Begitu pula di tingkat perguruan tinggi, program S1 di bidang keamanan siber juga masih terbatas. Meskipun ada dari mereka lulus dari pendidikan formal dengan jurusan keamanan siber, secara profesional masih perlu pelatihan lebih lanjut dan berbagai sertifikasi teknikal agar dapat berkarir di bidang ini. 

Untuk berkarier di bidang keamanan siber secara profesional melalui pendidikan formal seperti S1 atau S2 saja belum cukup. Penting juga memiliki kemampuan teknis yang baik dan akan lebih baik lagi jika memiliki sertifikasi internasional yang kredibel sebagai pengakuan atas kemampuan teknis.

Baca juga: Waspada, Mayoritas Penjahat Siber Beraksi lewat Telegram

Royke menegaskan Indonesia memerlukan standar kompetensi yang jelas untuk profesi di bidang keamanan siber, dengan penekanan pada ujian praktik yang berbasis hands-on serta penguasaan teori yang mendalam. “Kami yakin dengan potensi generasi muda asalkan dilatih dengan rutin dan tepat,” sebut pria yang bisa disebut sebagai white hat hacker itu.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Rekomendasi Wisata Gratis di PIK: Ada Pantai Pasir Putih dan Greenbelt

BERIKUTNYA

Siap Dihelat, Cek Fakta Unik Pagelaran Sabang Merauke: Pahlawan Nusantara

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: