Pameran Surakusuma - Mangkunegaran Art Garden Dibuka, Kolaborasi Seni Kontemporer & Kebudayaan Jawa
29 June 2024 |
21:46 WIB
Pracima Tuin Mangkunegaran dan Tumurun Museum menggelar pameran seni patung bertajuk SURAKUSUMA - Mangkunegaran Art Garden di taman Pracima Tuin, Pura Mangkunegaran Surakarta. Acara ini diresmikan oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegaran X di Plataran Pura Mangkunegaran dengan pertunjukan seni dari seniman lokal, pada Sabtu (29/6/2024).
Pameran ini akan berlangsung dari 29 Juni hingga 29 Juli 2024 di Taman Pracima Tuin. 'SURAKUSUMA' menghadirkan karya-karya patung kontemporer yang menggabungkan kerangka kerja artistik dengan konteks historis Pura Mangkunegaran, mencerminkan nilai-nilai budaya Surakarta yang kaya.
Baca juga: Hypereport: Wisata Museum Bangkit dengan Konsep Interaktif
Nama 'Surakusuma', berasal dari bahasa Jawa Kawi yang artinya "Bunga Dewa-Dewi" atau "Bunga Kahyangan", dipilih untuk mencerminkan keindahan dan makna dalam setiap karya seni yang dipamerkan. Pameran ini tidak hanya sebagai ajang apresiasi seni kontemporer, tetapi juga sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran akan warisan budaya di sekitar Pura Mangkunegaran.
Surakarta telah lama menjadi pusat budaya, terutama sejak era Hindia Belanda. Mangkunegaran, sebagai pusat kegiatan budaya dan dialog antarbudaya, menjadi tempat yang ideal untuk 'SURAKUSUMA'. Pameran ini juga menggambarkan evolusi seni patung dari masa Hindu-Budha hingga modernitas, dengan mengeksplorasi peran dan makna taman sebagai ruang budaya.
Sejumlah seniman kontemporer terlibat dalam pameran ini. Mereka adalah Aditya Novali, Faisal Habibie, Wedhar Riyadi, dan Gabriel Aries dari Indonesia, serta seniman internasional seperti Ugo Rondinone dari Swiss, Alicja Kwade dari Polandia/Jerman, Bernar Venet dari Perancis, dan Alex Seton dari Australia. Karya-karya mereka menghadirkan berbagai perspektif tentang sejarah, alam, dan realitas, serta mengundang pengunjung untuk berinteraksi langsung dengan seni patung kontemporer.
Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegaran menuturkan bahwa pameran ini merupakan bentuk sinergi dari dua aspek. Pertama, Mangkunegaran sebagai pusat kebudayaan Jawa berkolaborasi dengan Tumurun Museum, sebuah museum yang dikelola dengan sangat baik dan menampilkan banyak sekali karya seni kontemporer.
Kedua, sinergi lintas waktu, mengingat Mangkunegaran, sebagai pusat kebudayaan Jawa yang berdiri sejak 267 tahun yang lalu, kini bisa mewujudkan pameran seni kontemporer bersama Tumurun Museum. “Mangkunegaran sebagai laboratorium kebudayaan [Jawa] ke depannya kami harap bisa terus kembangkan dan pameran ini merupakan suatu terobosan. Mangkunegara yang telah berdiri selama ratusan tahun bisa juga menjadi wadah untuk seni kontemporer,” ujarnya dalam sambutan.
Dalam kesempatan yang sama, pendiri Tumurun Museum Iwan Kurniawan Lukminto, mengeklaim perhelatan ini merupakan pameran patung pertama di Indonesia yang digelar di taman. Oleh karena itu, dia berharap ajang seperti ini dapat terus dikembangkan sehingga bisa menumbuhkan antusiasme publik terhadap seni rupa Indonesia. “Seniman-seniman yang kami pamerkan di sini juga menghadirkan karya-karya yang luar biasa,” ujarnya.
Di pameran ini, pengunjung dapat mengapresiasi karya-karya seni kontemporer yang memukau. Pameran ini semakin menarik karena berlangsung di taman yang dahulunya merupakan taman pribadi kerajaan, sehingga memiliki nilai sejarah yang kaya di baliknya.
Tumurun Museum, didirikan pada 2018 di bawah kepemimpinan Iwan Kurniawan Lukminto, merupakan penjaga warisan seni di Solo. Museum ini tidak hanya menyimpan koleksi seni dari maestro hingga seniman muda, tetapi juga sebagai pusat pendidikan seni yang mengadakan pameran dua kali setahun untuk memperluas wawasan seni masyarakat.
Pracima Tuin Mangkunegaran adalah destinasi wisata yang menawarkan pengalaman kuliner dan taman bergaya Jawa di Puro Mangkunegaran Solo. Terletak di lingkungan keraton, Pracima Tuin menjadi latar yang sempurna untuk 'SURAKUSUMA', dengan suasana, arsitektur, dan menu makanan yang mencerminkan kekayaan budaya lokal, disetujui langsung oleh KGPAA Mangkunegoro X.
Editor: Fajar Sidik
Pameran ini akan berlangsung dari 29 Juni hingga 29 Juli 2024 di Taman Pracima Tuin. 'SURAKUSUMA' menghadirkan karya-karya patung kontemporer yang menggabungkan kerangka kerja artistik dengan konteks historis Pura Mangkunegaran, mencerminkan nilai-nilai budaya Surakarta yang kaya.
Baca juga: Hypereport: Wisata Museum Bangkit dengan Konsep Interaktif
Nama 'Surakusuma', berasal dari bahasa Jawa Kawi yang artinya "Bunga Dewa-Dewi" atau "Bunga Kahyangan", dipilih untuk mencerminkan keindahan dan makna dalam setiap karya seni yang dipamerkan. Pameran ini tidak hanya sebagai ajang apresiasi seni kontemporer, tetapi juga sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran akan warisan budaya di sekitar Pura Mangkunegaran.
Surakarta telah lama menjadi pusat budaya, terutama sejak era Hindia Belanda. Mangkunegaran, sebagai pusat kegiatan budaya dan dialog antarbudaya, menjadi tempat yang ideal untuk 'SURAKUSUMA'. Pameran ini juga menggambarkan evolusi seni patung dari masa Hindu-Budha hingga modernitas, dengan mengeksplorasi peran dan makna taman sebagai ruang budaya.
Sejumlah seniman kontemporer terlibat dalam pameran ini. Mereka adalah Aditya Novali, Faisal Habibie, Wedhar Riyadi, dan Gabriel Aries dari Indonesia, serta seniman internasional seperti Ugo Rondinone dari Swiss, Alicja Kwade dari Polandia/Jerman, Bernar Venet dari Perancis, dan Alex Seton dari Australia. Karya-karya mereka menghadirkan berbagai perspektif tentang sejarah, alam, dan realitas, serta mengundang pengunjung untuk berinteraksi langsung dengan seni patung kontemporer.
Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegaran menuturkan bahwa pameran ini merupakan bentuk sinergi dari dua aspek. Pertama, Mangkunegaran sebagai pusat kebudayaan Jawa berkolaborasi dengan Tumurun Museum, sebuah museum yang dikelola dengan sangat baik dan menampilkan banyak sekali karya seni kontemporer.
Kedua, sinergi lintas waktu, mengingat Mangkunegaran, sebagai pusat kebudayaan Jawa yang berdiri sejak 267 tahun yang lalu, kini bisa mewujudkan pameran seni kontemporer bersama Tumurun Museum. “Mangkunegaran sebagai laboratorium kebudayaan [Jawa] ke depannya kami harap bisa terus kembangkan dan pameran ini merupakan suatu terobosan. Mangkunegara yang telah berdiri selama ratusan tahun bisa juga menjadi wadah untuk seni kontemporer,” ujarnya dalam sambutan.
Dalam kesempatan yang sama, pendiri Tumurun Museum Iwan Kurniawan Lukminto, mengeklaim perhelatan ini merupakan pameran patung pertama di Indonesia yang digelar di taman. Oleh karena itu, dia berharap ajang seperti ini dapat terus dikembangkan sehingga bisa menumbuhkan antusiasme publik terhadap seni rupa Indonesia. “Seniman-seniman yang kami pamerkan di sini juga menghadirkan karya-karya yang luar biasa,” ujarnya.
Di pameran ini, pengunjung dapat mengapresiasi karya-karya seni kontemporer yang memukau. Pameran ini semakin menarik karena berlangsung di taman yang dahulunya merupakan taman pribadi kerajaan, sehingga memiliki nilai sejarah yang kaya di baliknya.
Tumurun Museum, didirikan pada 2018 di bawah kepemimpinan Iwan Kurniawan Lukminto, merupakan penjaga warisan seni di Solo. Museum ini tidak hanya menyimpan koleksi seni dari maestro hingga seniman muda, tetapi juga sebagai pusat pendidikan seni yang mengadakan pameran dua kali setahun untuk memperluas wawasan seni masyarakat.
Pracima Tuin Mangkunegaran adalah destinasi wisata yang menawarkan pengalaman kuliner dan taman bergaya Jawa di Puro Mangkunegaran Solo. Terletak di lingkungan keraton, Pracima Tuin menjadi latar yang sempurna untuk 'SURAKUSUMA', dengan suasana, arsitektur, dan menu makanan yang mencerminkan kekayaan budaya lokal, disetujui langsung oleh KGPAA Mangkunegoro X.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.