Hadrah Daeng Ratu, Merajut Kisah Lebih Personal Lewat Rumah Produksi Film Sendiri
28 June 2024 |
20:00 WIB
Setelah cukup pengalaman terlibat dalam banyak produksi film, sutradara Hadrah Daeng Ratu akhirnya memberanikan diri membuat production house (PH) film sendiri. Bernama Narasi Semesta, rumah produksi yang dibangunnya bernama produser muda, Deni Saputra.
Nama Hadrah Daeng Ratu memang sudah tak asing lagi di dunia perfilman. Mengawali debut penyutradaraan melalui film pendek Sabotase (2009), Hadrah kala itu langsung jadi sorotan. Film pendeknya berhasil menang Film Pendek Terbaik FFI.
Setelahnya, namanya terus melambung dan banyak dipercaya menggarap sejumlah film, termasuk genre horor. Hadrah kian bersanding dengan nama-nama besar lain, seperti Joko Anwar, Kimo Stamboel, hingga Rizal Mantovani.
Sebab, karya filmnya mampu memunculkan sesuatu yang khas. Sejumlah film yang disutradarainya juga secara berturut-turut bertengger di barisan box office nasional. Sebut saja Pemandi Jenazah yang meraih 1,6 juta penonton atau film Sijjin yang ditonton 1,9 juta orang.
Baca juga: Film Pantaskah Aku Berhijab Jadi Proyek Eksplorasi Drama Religi Sutradara Hadrah Daeng Ratu
Kini, setelah malang melintang di dunia perfilman, Hadrah bakal menghadirkan karya-karya yang lebih segar sekaligus personal lewat Narasi Semesta. Untuk menandai kemunculan PH barunya, Hadrah juga kini tengah bersiap memproduksi film bergenre drama religi bertajuk Pantaskah Aku Berhijab.
“Aku memang sudah banyak bikin film yang bekerja sama dengan PH lain. Pada akhirnya, aku bikin Narasi Semesta sekarang. Ini sudah direncanakan dari beberapa tahun sebelumnya sebenarnya,” ucap Hadrah.
Hadrah berharap melalui rumah produksi barunya, dirinya bisa lebih leluasa dalam bereksplorasi. Satu hal yang selalu jadi keinginannya adalah membuat film yang menonjolkan nilai kemanusiaan dan nilai moral yang baik.
Sikap ini kemudian menjadi fondasi dasarnya ketika akan membuat cerita. Baginya, film adalah medium yang punya pengaruh kuat kepada penonton. Untuk itulah, ia ingin menjadikan karya ini sebagai medium menyebarkan nilai-nilai kebaikan.
“Ini seperti rumah baru bagi kami. Proses menggodok cerita dan mendiskusikan skenarionya itu bisa lebih tercurahkan semua, tanpa harus ada pembatasan jangan ini ya, atau jangan itu ya,” imbuhnya.
Hadrah telah memikirkan matang-matang proses pembentukan rumah produksinya ini. Bersama Deni, dirinya juga telah menyiapkan beberapa cerita yang akan dieksekusi ke depan.
Jadi, kata Hadrah, Narasi Semesta ini tidak hanya menjadi project coba-coba. Namun, sudah ada rencana panjang dengan bank cerita yang cukup banyak, hanya tinggal menunggu eksekusinya saja.
Hadrah mengatakan film berjudul Pantaskah Aku Berhijab akan menjadi sajian pembukanya. Film ini mencoba mengeksplorasi kisah anak muda dan gejolaknya terhadap agama, terutama pada pemakaian hijab.
“Film ini sangat personal karena aku yakin banget bukan bagi diriku sendiri, tapi banyak perempuan di luar sana tentang bagaimana hijabnya mereka. Karena untuk menerima diri sendiri, memaafkan masa lalu, berdamai sama takdir, itu sangat nggak mudah,” terangnya.
Meski berturut-turut menyutradarai horor dengan jutaan penonton, Hadrah rupanya lebih memilih membuat film drama religi pada produksi pertamanya. Rupanya, ada alasan tersendiri baginya.
Menurutnya, inilah salah satu keistimewaan membuat PH sendiri. Sebab, dirinya bebas memilih akan mengemas ceritanya akan bergenre apa. Menurutnya, saat ini dirinya sudah terlalu sering menyutradarai film horor.
Oleh karena itu, untuk pembaharuan, dirinya ingin mengeksplorasi genre drama religi. Secara preferensi, Hadrah juga terang-terangan mengaku lebih menyukai drama daripada horor.
Baca juga: 7 Film Indonesia Tayang Juli 2024 di Bioskop, Didominasi Horor
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Nama Hadrah Daeng Ratu memang sudah tak asing lagi di dunia perfilman. Mengawali debut penyutradaraan melalui film pendek Sabotase (2009), Hadrah kala itu langsung jadi sorotan. Film pendeknya berhasil menang Film Pendek Terbaik FFI.
Setelahnya, namanya terus melambung dan banyak dipercaya menggarap sejumlah film, termasuk genre horor. Hadrah kian bersanding dengan nama-nama besar lain, seperti Joko Anwar, Kimo Stamboel, hingga Rizal Mantovani.
Sebab, karya filmnya mampu memunculkan sesuatu yang khas. Sejumlah film yang disutradarainya juga secara berturut-turut bertengger di barisan box office nasional. Sebut saja Pemandi Jenazah yang meraih 1,6 juta penonton atau film Sijjin yang ditonton 1,9 juta orang.
Baca juga: Film Pantaskah Aku Berhijab Jadi Proyek Eksplorasi Drama Religi Sutradara Hadrah Daeng Ratu
Hadrah Daeng Ratu (Sumber gambar: POPLICIST Publicist)
“Aku memang sudah banyak bikin film yang bekerja sama dengan PH lain. Pada akhirnya, aku bikin Narasi Semesta sekarang. Ini sudah direncanakan dari beberapa tahun sebelumnya sebenarnya,” ucap Hadrah.
Hadrah berharap melalui rumah produksi barunya, dirinya bisa lebih leluasa dalam bereksplorasi. Satu hal yang selalu jadi keinginannya adalah membuat film yang menonjolkan nilai kemanusiaan dan nilai moral yang baik.
Sikap ini kemudian menjadi fondasi dasarnya ketika akan membuat cerita. Baginya, film adalah medium yang punya pengaruh kuat kepada penonton. Untuk itulah, ia ingin menjadikan karya ini sebagai medium menyebarkan nilai-nilai kebaikan.
“Ini seperti rumah baru bagi kami. Proses menggodok cerita dan mendiskusikan skenarionya itu bisa lebih tercurahkan semua, tanpa harus ada pembatasan jangan ini ya, atau jangan itu ya,” imbuhnya.
Hadrah telah memikirkan matang-matang proses pembentukan rumah produksinya ini. Bersama Deni, dirinya juga telah menyiapkan beberapa cerita yang akan dieksekusi ke depan.
Jadi, kata Hadrah, Narasi Semesta ini tidak hanya menjadi project coba-coba. Namun, sudah ada rencana panjang dengan bank cerita yang cukup banyak, hanya tinggal menunggu eksekusinya saja.
Hadrah mengatakan film berjudul Pantaskah Aku Berhijab akan menjadi sajian pembukanya. Film ini mencoba mengeksplorasi kisah anak muda dan gejolaknya terhadap agama, terutama pada pemakaian hijab.
“Film ini sangat personal karena aku yakin banget bukan bagi diriku sendiri, tapi banyak perempuan di luar sana tentang bagaimana hijabnya mereka. Karena untuk menerima diri sendiri, memaafkan masa lalu, berdamai sama takdir, itu sangat nggak mudah,” terangnya.
Meski berturut-turut menyutradarai horor dengan jutaan penonton, Hadrah rupanya lebih memilih membuat film drama religi pada produksi pertamanya. Rupanya, ada alasan tersendiri baginya.
Menurutnya, inilah salah satu keistimewaan membuat PH sendiri. Sebab, dirinya bebas memilih akan mengemas ceritanya akan bergenre apa. Menurutnya, saat ini dirinya sudah terlalu sering menyutradarai film horor.
Oleh karena itu, untuk pembaharuan, dirinya ingin mengeksplorasi genre drama religi. Secara preferensi, Hadrah juga terang-terangan mengaku lebih menyukai drama daripada horor.
Baca juga: 7 Film Indonesia Tayang Juli 2024 di Bioskop, Didominasi Horor
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.