Jangan Main Layang-layang di Sekitar Jalur Kereta Cepat, Ini Bahayanya
26 June 2024 |
21:00 WIB
Layang-layang adalah permainan yang kerap menjadi pilihan anak-anak atau orang dewasa. Namun, permainan yang mengasyikan ini dapat berpotensi membahayakan ketika dilakukan di dekat prasarana moda transportasi kereta cepat Whoosh.
Manager Corporate Communication PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Emir Monti mengungkapkan bahwa permainan layang-layang yang diterbangkan di sekitar jalur kereta cepat Whoosh berpotensi menyebabkan banyak hal, seperti keterlambatan kereta atau kerusakan prasarana.
Baca juga: Begini Cara Mengubah Jadwal dan Membatalkan Tiket Kereta Cepat Whoosh
Pertama, adalah layang-layang yang menyangkut dapat menggores kereta cepat Whoosh dan dikategorikan sebagai kerusakan sarana. Manajemen perlu mengganti suku cadang jika goresan yang ditimbulkan akibat layang-layang cukup dalam.
Penggantian suku cadang itu berarti membuat manajemen harus mengeluarkan biaya. Tidak hanya itu, suku cadang yang harus diganti juga berarti sarana yang siap beroperasi akan mengalami pengurangan.
Selain itu, layang-layang juga berpotensi menyebabkan kabel rusak hingga terbakar ketika menyangkut di jaringan listrik aliran atas. “Sama seperti kerusakan sarana, kerusakan kabel [Prasarana] dapat mengganggu operasional,” katanya kepada Hypeabis.id.
Dia mengungatakan bahwa operasional kereta cepat Whoosh dapat terganggu jika kondisi listrik aliran atas berada dalam keadaan parah, sehingga harus dilakukan pemadaman listrik yang menyebabkan kereta kereta tidak beroperasi, penggantian kabel listrik, dan terhambatnya operasi.
Kemudian, petugas harus membersihkan jaringan listrik aliran atas terlebih dahulu jika layangan yang menyangkut tidak membuat kerusakan. Langkah pembersihan itu membuat kereta harus berhenti terlebih dahulu.
Tim akan melakukan pemeriksaan kondisi jika layang-layang yang menyangkut sudah dibersihkan. Langkah tersebut untuk mengetahui apakah prasarana masih andal untuk digunakan dan aman bagi perjalanan kereta cepat. “Jika dinyatakan aman, Whoosh dapat melintas,” ujarnya.
Seluruh proses pembersihan layang-layang itu akan menyebabkan perjalanan kereta cepat Whoosh mengalami keterlambatan mengingat manajemen selalu mengutamakan keselamatan perjalanan.
Dia menambahkan, sudah ada 5 kejadian layang-layang menjadi penyebab kereta dengan kecepatan 350 kilometer per jam itu mengalami keterlambatan pada 2024. Pada saat itu, petugas harus masuk ke jalur kereta untuk membersihkannya dan memastikan kondisi prasarana dalam kondisi aman.
Sementara itu, GM Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa mengungkapkan bahwa jumlah titik lokasi permainan layang-layang pada akhir Juni 2024 mengalami penurunan sampai 78 persen, yakni dari 14 menjadi 3.
Eva menuturkan, jumlah layang-layang yang berada dalam radius 500 meter di kiri dan kanan jalur Whoosh juga mengalami pengurangan, yakni dari rata-rata 15 layang-layang di setiap titik per hari menjadi 1-2 layang-layang dan hanya ada pada akhir pekan.
Dia mengatakan bahwa pengurangan itu dapat terjadi lantaran manajemen selalu melakukan sosialisasi ke berbagai sekolah dan masyarakat.
“Alhamdulillah kegiatan sosialisasi yang kami lakukan mendapat respons baik dan juga berdampak pada kelancaran operasional Whoosh. Semoga dukungan masyarakat ini bisa terus mengalir dan terjaga sehingga Whoosh bisa beroperasi tanpa adanya kendala di lapangan,” katanya.
Selain itu, petugas keamanan dari perusahaan bekerja sama dengan warga setempat juga terus melakukan patroli rutin ke perumahan warga dan titik-titik tertentu yang berpotensi menciptakan gangguan layang-layang.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Manager Corporate Communication PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Emir Monti mengungkapkan bahwa permainan layang-layang yang diterbangkan di sekitar jalur kereta cepat Whoosh berpotensi menyebabkan banyak hal, seperti keterlambatan kereta atau kerusakan prasarana.
Baca juga: Begini Cara Mengubah Jadwal dan Membatalkan Tiket Kereta Cepat Whoosh
Pertama, adalah layang-layang yang menyangkut dapat menggores kereta cepat Whoosh dan dikategorikan sebagai kerusakan sarana. Manajemen perlu mengganti suku cadang jika goresan yang ditimbulkan akibat layang-layang cukup dalam.
Penggantian suku cadang itu berarti membuat manajemen harus mengeluarkan biaya. Tidak hanya itu, suku cadang yang harus diganti juga berarti sarana yang siap beroperasi akan mengalami pengurangan.
Selain itu, layang-layang juga berpotensi menyebabkan kabel rusak hingga terbakar ketika menyangkut di jaringan listrik aliran atas. “Sama seperti kerusakan sarana, kerusakan kabel [Prasarana] dapat mengganggu operasional,” katanya kepada Hypeabis.id.
Dia mengungatakan bahwa operasional kereta cepat Whoosh dapat terganggu jika kondisi listrik aliran atas berada dalam keadaan parah, sehingga harus dilakukan pemadaman listrik yang menyebabkan kereta kereta tidak beroperasi, penggantian kabel listrik, dan terhambatnya operasi.
Kemudian, petugas harus membersihkan jaringan listrik aliran atas terlebih dahulu jika layangan yang menyangkut tidak membuat kerusakan. Langkah pembersihan itu membuat kereta harus berhenti terlebih dahulu.
Tim akan melakukan pemeriksaan kondisi jika layang-layang yang menyangkut sudah dibersihkan. Langkah tersebut untuk mengetahui apakah prasarana masih andal untuk digunakan dan aman bagi perjalanan kereta cepat. “Jika dinyatakan aman, Whoosh dapat melintas,” ujarnya.
Seluruh proses pembersihan layang-layang itu akan menyebabkan perjalanan kereta cepat Whoosh mengalami keterlambatan mengingat manajemen selalu mengutamakan keselamatan perjalanan.
Dia menambahkan, sudah ada 5 kejadian layang-layang menjadi penyebab kereta dengan kecepatan 350 kilometer per jam itu mengalami keterlambatan pada 2024. Pada saat itu, petugas harus masuk ke jalur kereta untuk membersihkannya dan memastikan kondisi prasarana dalam kondisi aman.
Sementara itu, GM Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa mengungkapkan bahwa jumlah titik lokasi permainan layang-layang pada akhir Juni 2024 mengalami penurunan sampai 78 persen, yakni dari 14 menjadi 3.
Eva menuturkan, jumlah layang-layang yang berada dalam radius 500 meter di kiri dan kanan jalur Whoosh juga mengalami pengurangan, yakni dari rata-rata 15 layang-layang di setiap titik per hari menjadi 1-2 layang-layang dan hanya ada pada akhir pekan.
Dia mengatakan bahwa pengurangan itu dapat terjadi lantaran manajemen selalu melakukan sosialisasi ke berbagai sekolah dan masyarakat.
“Alhamdulillah kegiatan sosialisasi yang kami lakukan mendapat respons baik dan juga berdampak pada kelancaran operasional Whoosh. Semoga dukungan masyarakat ini bisa terus mengalir dan terjaga sehingga Whoosh bisa beroperasi tanpa adanya kendala di lapangan,” katanya.
Selain itu, petugas keamanan dari perusahaan bekerja sama dengan warga setempat juga terus melakukan patroli rutin ke perumahan warga dan titik-titik tertentu yang berpotensi menciptakan gangguan layang-layang.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.