Pesawat sedang terbang (Sumber gambar: pexels/ Brett Sayles)

Penyebab Pesawat Turbulensi, Kejadian Parah Dialami Qatar Airways & Singapore Airlines

27 May 2024   |   17:11 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Setelah kasus Singapore Airlines dengan nomor penerbangan SQ321, turbulensi yang menyebabkan penumpang dan awak pesawat mengalami luka-luka dialami oleh maskapai penerbangan Qatar Airways QR017 dengan rute Doha, Qatar-Dublin, Irlandia. 

Dikutip dari laman Sky, informasi tentang turbulensi yang dialami oleh pesawat Qatar Airways disampaikan oleh Dublin Airport. Dalam informasinya, manajemen bandara mengungkapkan terdapat 12 orang terluka akibat turbulensi tersebut. Dari 12 orang itu, 6 orang di antaranya adalah penumpang, sementara 6 lainnya merupakan anggota kru kabin Qatar Airways.

Pesawat yang tengah melakukan perjalanan dari Doha menuju Dublin tersebut mengalami turbulensi ketika berada di atas wilayah udara Turki. Dari total individu yang terluka akibat turbulensi, 8 di antaranya harus dibawa petugas ke rumah sakit. Guna mengetahui penyebab turbulensi tersebut, investigasi internal tengah dilakukan. 

Baca juga: Tetap Tenang, Ikuti Langkah Ini Saat Pesawat Mengalami Turbulensi

Kejadian turbulensi yang menyebabkan penumpang pesawat terluka kini menjadi perhatian banyak pihak. Lantas apa itu turbulensi dan apa yang menjadi penyebabnya? Dikutip dari laman resmi Dinas Perhubungan Provinsi Aceh, penumpang pesawat sebenarnya kerap mengalami turbulensi ketika berada dalam penerbangan. 

Tanda turbulensi biasanya berupa getaran atau guncangan ketika pesawat terbang. Pada umumnya, kondisi ini tidak berbahaya bagi pesawat atau penumpang, meskipun kerap menimbulkan ketidaknyamanan dan ketakutan bagi sebagian orang.

Turbulensi terjadi lantaran beberapa penyebab. Pertama adalah perbedaan suhu dan tekanan udara. Saat udara hangat bertemu dengan dingin, suhu dan tekanan di langit dapat berbeda. Kondisi ini dapat menyebabkan arus udara yang tidak stabil sehingga membuat pesawat mengalami turbulensi.

Kedua, jet stream, yakni aliran udara cepat yang berada di atmosfer dan bergerak dari barat menuju timur. Pesawat yang melewati atau berada dekat dengan aliran ini dapat mengalami turbulensi. Ketiga adalah pegunungan atau struktur topografi lainnya yang dapat mengganggu aliran udara, dan pada akhirnya membuat pesawat turbulensi.

Keempat, aktivitas cuaca. Badai, awan cumulus, dan kondisi cuaca lainnya kerap menjadi penyebab aliran udara mengalami perubahan secara mendadak, sehingga turbulensi dapat terjadi. 
 

Jenis-jenis Turbulensi 

Turbulensi juga memiliki berbagai jenis yang bisa dibedakan satu sama lain. Pertama adalah mekanik, yang terjadi saat aliran udara terganggu oleh objek fisik, seperti pegunungan atau bangunan yang menjulang tinggi ke atas. Aliran udara kerap menjadi tidak stabil kala udara melewati objek tersebut dan membuat guncangan terhadap pesawat.

Kedua, turbulensi termal yang disebabkan oleh pemanasan permukaan bumi oleh sinar matahari. Udara hangat yang naik dari permukaan bumi dan bertemu dengan udara dingin di atas membuat arus udara tidak stabil. Kondisi ini kerap terjadi saat siang di daerah tropis atau pada musim panas.

Ketiga, turbulensi clear air yang terjadi kala langit cerah tanpa ada badai atau awan yang terlihat. Clear Air Turbulence (CAT) kerap dialami di ketinggian 20.000-40.000 kaki. Penyebab jenis ini adalah perbedaan kecepatan angin yang signifikan di aliran udara cepat d atmosfer.

Keempat, turbulensi wake terjadi di belakang pesawat besar akibat pusaran udara yang terbentuk karena sayap. Pesawat yang terlalu dekat dengan pesawat lainnya dapat mengalami turbulensi.

Untuk diketahui, pesawat dapat mengalami turbulensi atau golakan massa kapan saja, baik saat kondisi cuaca cerah atau tidak. Selain itu, kondisi ini kerap terjadi pada berapa fase, seperti ketika pesawat dalam kondisi mencapai ketinggian awal, cruising atau jelajah pesawat, dan penurunan ketinggian.

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub – dalam unggahan media sosial Twitter – mengungkapkan bahwa turbulensi dibagi menjadi 4 kategori level, yakni level 1 (ringan), level 2 atau moderat, level 3 atau parah, dan level ekstrem.

Baca juga: Simak Cara Efektif Mencegah Jet Lag saat Naik Pesawat

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Fenomena Matahari Tepat di Atas Ka'bah 27-28 Mei 2024, Apa Pengaruhnya?

BERIKUTNYA

Cara Mengecek Arah Kiblat saat Terjadi Fenomena Matahari Tepat di Atas Ka'bah

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: