Muhammadiyah Tetapkan Awal Puasa pada Senin, 11 Maret 2024, Ini Penjelasannya
10 March 2024 |
13:09 WIB
Pemerintah baru akan menetapkan awal Ramadan 1445 Hijriah pada hari ini, Minggu, 10 Maret 2024. Meskipun begitu, Muhammadiyah sudah menetapkan bahwa 1 Ramadan 1445 Hijriah atau awal puasa pada tahun ini adalah Senin, 11 Maret 2024.
Dikutip dari laman Muhammadiyah, keputusan itu tertuang dalam Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah No. 1/MLM/I.0/E/2024 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1445 Hijriah.
Keputusan penetapan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1445 Hijriah berdasarkan hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh majelis tarjih dan tajdid pimpinan pusat Muhammadiyah.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Film & Serial Terbaru untuk Menemani Puasa Ramadan 2024
Dalam maklumat itu tertulis bahwa Hisab Hakiki adalah metode hisab yang berpatokan terhadap gerak benda langit, khususnya Matahari dan bulan faktual atau yang sebenarnya. Gerak dan posisi bulan dalam metde ini dihitung secara cermat untuk mendapatkan gerak dan posisi bulan yang sesungguhnya dan setepat-tepatnya sebagaimana adanya.
Kemudian, wujudal hilal adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pada saat matahari terbenam, bulan belum terbenam. “Dengan kata lain, bulan terbenam terlambat dari terbenamnya matahari berapa pun selisih matahari. Dengan istilah geometrik, pada saat matahari terbenam posisi bulan masih di atas ufuk berapa pun tingginya,” demikian tertulis.
Kemudian, untuk menetapkan tanggal 1 bulan baru Kamariah dalam konsep hisab hakiki wujudul-hilal, terdapat tiga kriteria yang harus terpenuhi secara kumulatif. Pertama adalah sudah terjadi ijtimak antara bulan dan matahari.
Kedua, ijtimak terjadi sebelum terbenam matahari. Ketiga adalah matahari terbenam bulan belum terbenam atau bulan masih berada di atas ufuk.
“Apabila tiga kriteria tersebut suda terpenuhi, dikatakanlah hilal sudah wujudu dan sejak saat terbenam matahari tersebut sudah masuk bulan baru. Sebaliknya, apabila salah satu saja dari tiga kriteria tersebut tidak dipenuhi, dikatakanlah hilal belum wujud dan saat terbenam matahari sampai esok harinya belum masuk bulan baru Kamariah. Bulan baru akan dimulai pada saat terbenam matahari berikutnya setelah tiga kriteria terpenuhi,” demikian tertulis.
Maklumat itu menyebutkkan bahwa pada Ahad Legi, 29 syakban 1445 Hijriah bertepatan dengan 10 Maret 2024 M, itjimak jelang Ramadan 1445 Hijiriah pada pukul 16.07.42 WIB. Menurut maklumat, ijtimak ini terjadi pada momen yang sama untuk seluruh muka bumi, hanya saja waktunya tergantung kepada di tempat yang bersangkutan.
Ijtimak yang terjadi pada pukul 16.07.42 WIB berarti sama dengan pukul 12.07.42 waktu Arab Saudi lantaran terdapat perbedaan waktu 4 jam antara Indonesia bagian barat dengan negara tersebut. Dengan ijtimak ini berarti kriteria pertama sudah dipenuhi.
“Kriteria kedua dengan mudah diketahui, karena kalau ijtimak terjadi pada pukul 16.07.42 B sudah dapat dipastikan terjadi sebelum terbenam matahari pada hari dan tanggal tersebut. Terbenam matahari di Yogyakarta pada hari itu pukul 17.55.25 WIB,” demikian tertulis.
Dalam maklumat itu juga tertulis bahwa kriteria ketika juga sudah terpenuhi lantaran berdasarkan perhitungan tersebut bulan masih di atas ufuk dengan ketinggian 00 derajat 56’ 28” pada saat terbenam matahari di Yogyakarta pada 10 Maret 2024.
Dengan begitu berarti pada saat matahari terbenam, bulan belum terbenam. Jadi, hilal sudah wujud. Dengan demikian, keseluruhan kriteria yang diperlukan sudah terpenuhi.
“Karena ketiga kriteria sudah terpenuhi, ditetapkanlah 1 Ramadan 1445 Hijirah dimulai pada saat terbenam matahari 10 Maret 2024 dan konversinya dengan kalender masehi ditetapkan pada keesokan harinya, yaitu 11 Maret 2024,” demikian tertulis.
Baca Juga: 4 Resep Sayur dan Sup yang Praktis Untuk Menu Sahur dan Buka Puasa
Editor: M. Taufikul Basari
Dikutip dari laman Muhammadiyah, keputusan itu tertuang dalam Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah No. 1/MLM/I.0/E/2024 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1445 Hijriah.
Keputusan penetapan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1445 Hijriah berdasarkan hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh majelis tarjih dan tajdid pimpinan pusat Muhammadiyah.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Film & Serial Terbaru untuk Menemani Puasa Ramadan 2024
Dalam maklumat itu tertulis bahwa Hisab Hakiki adalah metode hisab yang berpatokan terhadap gerak benda langit, khususnya Matahari dan bulan faktual atau yang sebenarnya. Gerak dan posisi bulan dalam metde ini dihitung secara cermat untuk mendapatkan gerak dan posisi bulan yang sesungguhnya dan setepat-tepatnya sebagaimana adanya.
Kemudian, wujudal hilal adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pada saat matahari terbenam, bulan belum terbenam. “Dengan kata lain, bulan terbenam terlambat dari terbenamnya matahari berapa pun selisih matahari. Dengan istilah geometrik, pada saat matahari terbenam posisi bulan masih di atas ufuk berapa pun tingginya,” demikian tertulis.
Kemudian, untuk menetapkan tanggal 1 bulan baru Kamariah dalam konsep hisab hakiki wujudul-hilal, terdapat tiga kriteria yang harus terpenuhi secara kumulatif. Pertama adalah sudah terjadi ijtimak antara bulan dan matahari.
Kedua, ijtimak terjadi sebelum terbenam matahari. Ketiga adalah matahari terbenam bulan belum terbenam atau bulan masih berada di atas ufuk.
“Apabila tiga kriteria tersebut suda terpenuhi, dikatakanlah hilal sudah wujudu dan sejak saat terbenam matahari tersebut sudah masuk bulan baru. Sebaliknya, apabila salah satu saja dari tiga kriteria tersebut tidak dipenuhi, dikatakanlah hilal belum wujud dan saat terbenam matahari sampai esok harinya belum masuk bulan baru Kamariah. Bulan baru akan dimulai pada saat terbenam matahari berikutnya setelah tiga kriteria terpenuhi,” demikian tertulis.
Maklumat itu menyebutkkan bahwa pada Ahad Legi, 29 syakban 1445 Hijriah bertepatan dengan 10 Maret 2024 M, itjimak jelang Ramadan 1445 Hijiriah pada pukul 16.07.42 WIB. Menurut maklumat, ijtimak ini terjadi pada momen yang sama untuk seluruh muka bumi, hanya saja waktunya tergantung kepada di tempat yang bersangkutan.
Ijtimak yang terjadi pada pukul 16.07.42 WIB berarti sama dengan pukul 12.07.42 waktu Arab Saudi lantaran terdapat perbedaan waktu 4 jam antara Indonesia bagian barat dengan negara tersebut. Dengan ijtimak ini berarti kriteria pertama sudah dipenuhi.
“Kriteria kedua dengan mudah diketahui, karena kalau ijtimak terjadi pada pukul 16.07.42 B sudah dapat dipastikan terjadi sebelum terbenam matahari pada hari dan tanggal tersebut. Terbenam matahari di Yogyakarta pada hari itu pukul 17.55.25 WIB,” demikian tertulis.
Dalam maklumat itu juga tertulis bahwa kriteria ketika juga sudah terpenuhi lantaran berdasarkan perhitungan tersebut bulan masih di atas ufuk dengan ketinggian 00 derajat 56’ 28” pada saat terbenam matahari di Yogyakarta pada 10 Maret 2024.
Dengan begitu berarti pada saat matahari terbenam, bulan belum terbenam. Jadi, hilal sudah wujud. Dengan demikian, keseluruhan kriteria yang diperlukan sudah terpenuhi.
“Karena ketiga kriteria sudah terpenuhi, ditetapkanlah 1 Ramadan 1445 Hijirah dimulai pada saat terbenam matahari 10 Maret 2024 dan konversinya dengan kalender masehi ditetapkan pada keesokan harinya, yaitu 11 Maret 2024,” demikian tertulis.
Baca Juga: 4 Resep Sayur dan Sup yang Praktis Untuk Menu Sahur dan Buka Puasa
Editor: M. Taufikul Basari
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.