Segera Tampil di Bali, Cek 3 Album Psikedelik karya Tame Impala
29 February 2024 |
17:00 WIB
Indonesia akan segera kedatangan salah satu proyek musik Rock & pop psikedelik asal Australia, Tame Impala. Proyek musik yang diinisiasi Kevin Parker ini akan menampilkan set DJ eksklusif miliknya di The Lawn Canggu Beach Club Bali pada 29 Maret.
Kabar ini tentu mengejutkan para penggemarnya di Indonesia, setelah terakhir menggelar konser Currents di Jakarta pada 2016. Penampilannya nanti di Bali sedikit berbeda dengan penampilan Tame Impala di Indonesia sebelumnya, karena Parker akan memainkan DJ set.
Baca juga: Halsey, Post Malone, dan Tame Impala Bakal Tampil di Hangout Music Festival 2022
Banyak miskonsepsi bahwa Tame Impala adalah sebuah band, padahal nama tersebut adalah alias untuk Kevin Parker sang solo produser. Kesalahpahaman ini dapat terjadi karena saat sedang tur, Tame Impala terdiri atas Parker dan beberapa rekan dari timnya. Nyatanya, Parker menulis, merekam, menampilkan, dan memproduseri semua musik Tame Impala.
Setelah proyek musik ini didirikan pada 2007, Tame Impala sudah mencetak berbagai kesuksesaan. Dari perilisan album dan EP, kolaborasi dengan musisi ternama lainya seperti Travis Scott dan Lady Gaga, dan berbagai penghargaan musik.
Tame Impala adalah salah satu nama paling influential tak hanya di genre psikedelik, namun juga genre lainya seperti pop dan RnB. Untuk mengenali lebih lanjut inovasi musik dari Kevin Parker, berikut adalah 3 album Psikedelik terunik dari Tame Impala!
Pada 2012, Lonerism adalah album yang mengimplementasikan suara synths dalam suara psikedelik klasik milik Tame Impala. Album ini juga menunjukkan dimulainya perpindahan suara Tame Impala dari berfokus ke suara gitar rock, menjadi suara yang lebih elektrik.
Album ini membawa pendengarnya untuk merasa santai, tetapi juga eksperimental , tak hanya dari karakteristik produksi suara namun juga dari sisi penulisan lirik. Di album ini Parker mengeksplorasi tema isolasi dan penemuan diri, sesuai dengan judul album yang dapat diterjemahkan menjadi “penyendiri”. Walaupun bersifat eksperimental, para penggemar dan kritik menerima album ini dengan baik. Elephants dan Feels Like We Only Go Backwards merupakan dua lagu paling populer dari album ini, dengan ratusan juta plays di berbagai platform..
Jika Lonerism terasa eksperimental, Currents membawanya selangkah kedepan dengan menggabungkan elemen soul, funk, dan pop, dikemas dengan alunan synths yang indah. Di rilis pada 2015, album ini berfokus pada konsep perubahan dan memori. Ini terefleksikan dengan jelas di lagu New Person, Same Old Mistakes, menceritakan perjuangan untuk berubah dan berkembang, sekaligus menghadapi pengaruh kebiasaan dan kesalahan lama yang terus terulang kembali.
Hal paling menarik dari album ini adalah cara menikmatinya, dapat dinikmati dengan santai, namun juga dengan intens jika mendengarkan dan memahami liriknya secara dalam.
Sebagai album terbaru oleh Tame Impala yang dirilis pada 2020, Slow Rush adalah bukti evolusi produksi suara yang semakin kompleks dan memiliki banyak dimensi. Album ini memadukan unsur pop, R&B, dan rock, yang entah bagaimana menjadi suara yang sangat indah.
Penulisan dari album ini terhubung dengan penulisan album sebelumnya, menunjukan metamorfosa seseorang, khususnya di lagu Breathe Deeper dan Posthumous Forgiveness. Dari penyendiri, mencari jati diri sendiri, mulai berubah untuk lebih baik, dan akhirnya berintrospeksi diri. Slow Rush menandakan kemampuan Kevin Parker sebagai musisi yang terus berevolusi secara kreatif dan eksploratif, namun tidak kehilangan karakter.
Editor: Dika Irawan
Kabar ini tentu mengejutkan para penggemarnya di Indonesia, setelah terakhir menggelar konser Currents di Jakarta pada 2016. Penampilannya nanti di Bali sedikit berbeda dengan penampilan Tame Impala di Indonesia sebelumnya, karena Parker akan memainkan DJ set.
Baca juga: Halsey, Post Malone, dan Tame Impala Bakal Tampil di Hangout Music Festival 2022
Banyak miskonsepsi bahwa Tame Impala adalah sebuah band, padahal nama tersebut adalah alias untuk Kevin Parker sang solo produser. Kesalahpahaman ini dapat terjadi karena saat sedang tur, Tame Impala terdiri atas Parker dan beberapa rekan dari timnya. Nyatanya, Parker menulis, merekam, menampilkan, dan memproduseri semua musik Tame Impala.
Setelah proyek musik ini didirikan pada 2007, Tame Impala sudah mencetak berbagai kesuksesaan. Dari perilisan album dan EP, kolaborasi dengan musisi ternama lainya seperti Travis Scott dan Lady Gaga, dan berbagai penghargaan musik.
Tame Impala adalah salah satu nama paling influential tak hanya di genre psikedelik, namun juga genre lainya seperti pop dan RnB. Untuk mengenali lebih lanjut inovasi musik dari Kevin Parker, berikut adalah 3 album Psikedelik terunik dari Tame Impala!
1. Lonerism
Pada 2012, Lonerism adalah album yang mengimplementasikan suara synths dalam suara psikedelik klasik milik Tame Impala. Album ini juga menunjukkan dimulainya perpindahan suara Tame Impala dari berfokus ke suara gitar rock, menjadi suara yang lebih elektrik.Album ini membawa pendengarnya untuk merasa santai, tetapi juga eksperimental , tak hanya dari karakteristik produksi suara namun juga dari sisi penulisan lirik. Di album ini Parker mengeksplorasi tema isolasi dan penemuan diri, sesuai dengan judul album yang dapat diterjemahkan menjadi “penyendiri”. Walaupun bersifat eksperimental, para penggemar dan kritik menerima album ini dengan baik. Elephants dan Feels Like We Only Go Backwards merupakan dua lagu paling populer dari album ini, dengan ratusan juta plays di berbagai platform..
2. Currents
Jika Lonerism terasa eksperimental, Currents membawanya selangkah kedepan dengan menggabungkan elemen soul, funk, dan pop, dikemas dengan alunan synths yang indah. Di rilis pada 2015, album ini berfokus pada konsep perubahan dan memori. Ini terefleksikan dengan jelas di lagu New Person, Same Old Mistakes, menceritakan perjuangan untuk berubah dan berkembang, sekaligus menghadapi pengaruh kebiasaan dan kesalahan lama yang terus terulang kembali.Hal paling menarik dari album ini adalah cara menikmatinya, dapat dinikmati dengan santai, namun juga dengan intens jika mendengarkan dan memahami liriknya secara dalam.
3. Slow Rush
Sebagai album terbaru oleh Tame Impala yang dirilis pada 2020, Slow Rush adalah bukti evolusi produksi suara yang semakin kompleks dan memiliki banyak dimensi. Album ini memadukan unsur pop, R&B, dan rock, yang entah bagaimana menjadi suara yang sangat indah.Penulisan dari album ini terhubung dengan penulisan album sebelumnya, menunjukan metamorfosa seseorang, khususnya di lagu Breathe Deeper dan Posthumous Forgiveness. Dari penyendiri, mencari jati diri sendiri, mulai berubah untuk lebih baik, dan akhirnya berintrospeksi diri. Slow Rush menandakan kemampuan Kevin Parker sebagai musisi yang terus berevolusi secara kreatif dan eksploratif, namun tidak kehilangan karakter.
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.