Ini Bukti Bahwa Musik Bagian Tak Terpisahkan dari Flores
15 August 2021 |
21:21 WIB
Flores The Singing Island Festival yang dihelat pada 17 Agustus mendatang menjadi salah satu bagian untuk promosi wisata Flores, Nusa Tenggara Timur. Parade musik yang diinisiasi Ivan Nestorman, musisi neotradisi asal NTT bersama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLF), ingin menunjukkan bahwa pulau ini bukan hanya indah alamnya, tetapi juga musikalitas penduduknya.
“Kita kampanyekan bersama bahwa musik adalah bagian tidak terpisahkan dari wisata dan rekreasi di Flores,” ujar Direktur Utama BPOLF Shana Fatin dalam konferensi pers virtual, Minggu (15/8/2021).
Dia pun berharap agar festival ini bisa berkembang. Ini juga menjadi wadah agar pemusik tradisional atau world music. “Kami ingin Flores jadi acuan, berkumpul pemusik tradisional ini,” imbuhnya.
Ya, Flores selama ini dikenal sebagai destinasi wisata alam yang indah dengan hewan endemik berupa komodo di dalamnya. Namun kata Shana festival musik bisa menjadi wahana baru bagi wisatawan nantinya.
“Dengan fasilitas dibangun di Labuan Bajo, lebih mudah lagi berkunjung, berinteraksi, bangun ekosistem musik tradisional skala internasional bukan tidak mungkin dilakukan di sini,” tegasnya.
Dia tidak ingin musik tradisional nantinya hanya muncul dalam agenda tahunan saja. Shana berharap agar musik tradisional khsusunya dari Flores bisa digaungkan di seluruh tempat. Mulai dari bandara tempat kedatangan turis, hingga ke tempat penginapan mereka.
Dengan begitu mereka akan “kecanduan” dengan musik Flores seperti halnya kebanyakan orang kecanduan K-Pop. “Intinya tidak ada hari tanpa bernyanyi di Flores. Kita ingin ini jadi experience menyeluruh,” tutur Shana.
Sebagai informasi, Flores The Singing Island Festival merupakan kado dari Flores untuk merayakan HUT RI ke-76. Parade musik ini akan digelar pada Selasa (17/8/2021), pukul 14.00 WIB melalui kanal Youtube Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Setidaknya, 100 lebih musisi dari 8 kabupaten dan diaspora asal Flores akan tampil dalam acara berdurasi 1 jam 30 menit ini.
Editor: Dika Irawan
“Kita kampanyekan bersama bahwa musik adalah bagian tidak terpisahkan dari wisata dan rekreasi di Flores,” ujar Direktur Utama BPOLF Shana Fatin dalam konferensi pers virtual, Minggu (15/8/2021).
Dia pun berharap agar festival ini bisa berkembang. Ini juga menjadi wadah agar pemusik tradisional atau world music. “Kami ingin Flores jadi acuan, berkumpul pemusik tradisional ini,” imbuhnya.
Ya, Flores selama ini dikenal sebagai destinasi wisata alam yang indah dengan hewan endemik berupa komodo di dalamnya. Namun kata Shana festival musik bisa menjadi wahana baru bagi wisatawan nantinya.
Ilustrasi komodo (Sumber: Bisnis)
“Dengan fasilitas dibangun di Labuan Bajo, lebih mudah lagi berkunjung, berinteraksi, bangun ekosistem musik tradisional skala internasional bukan tidak mungkin dilakukan di sini,” tegasnya.
Dia tidak ingin musik tradisional nantinya hanya muncul dalam agenda tahunan saja. Shana berharap agar musik tradisional khsusunya dari Flores bisa digaungkan di seluruh tempat. Mulai dari bandara tempat kedatangan turis, hingga ke tempat penginapan mereka.
Dengan begitu mereka akan “kecanduan” dengan musik Flores seperti halnya kebanyakan orang kecanduan K-Pop. “Intinya tidak ada hari tanpa bernyanyi di Flores. Kita ingin ini jadi experience menyeluruh,” tutur Shana.
Sebagai informasi, Flores The Singing Island Festival merupakan kado dari Flores untuk merayakan HUT RI ke-76. Parade musik ini akan digelar pada Selasa (17/8/2021), pukul 14.00 WIB melalui kanal Youtube Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Setidaknya, 100 lebih musisi dari 8 kabupaten dan diaspora asal Flores akan tampil dalam acara berdurasi 1 jam 30 menit ini.
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.