Prospek Usaha Kebugaran Kian Menggiurkan, Ini Tantangannya Menurut Pebisnis
10 January 2024 |
15:49 WIB
Tren olahraga telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Indonesia. Salah satunya dengan mengunjungi pusat kebugaran, yang kini marak ditemukan, baik di daerah atau pusat kota besar. Ya, tren olahraga di pusat kebugaran (gymnasium) alias ngegym memang digemari masyarakat saat ini, terutama di kalangan anak muda.
Berbagai kegiatan seperti yoga, hingga functional training di fitness center, juga dinilai lebih efektif, karena ada instruktur dan target yang jelas. Pebisnis sekaligus pelatih Kebugaran, Jansen Ongko mengatakan, kesadaran gaya hidup sehat masyarakat Indonesia saat ini sudah lumayan tinggi. Salah satunya sejak dunia dilanda pagebluk Covid-19, di mana masyarakat mulai rajin berolahraga.
Baca juga: Simak Cara Ngegym yang Efektif Mencapai Body Goals Menurut Pelatih Kebugaran
Minat masyarakat Indonesia terhadap gaya hidup sehat juga sejalan dengan peningkatan bisnis olahraga seperti bisnis pusat kebugaran. Bahkan, dia mengklaim pusat kebugaran yang menyediakan program-program kebugaran juga ramai dikunjungi masyarakat.
"Dari segi bisnis, pada momen pergantian hingga awal tahun, fitness center itu juga meningkat. Sebab, ada emotional planning resolusi dari masyarakat. Biasanya, mereka juga banyak membuat promo di akhir tahun," kata Co-Founder Asosiasi Pelatih Kebugaran Indonesia (APKI) itu.
Peluang bisnis gaya hidup sehat di pusat kebugaran, sepertinya bukan omong kosong. Sebab data Statista menyebut, potensi bisnis fitness di Indonesia pada 2027 akan mencapai US$13,20 juta, dengan pertumbuhan tahunan berkisar 8,74 persen (CAGR 2022-2027).
Namun, yang kerap menjadi masalah, para pelanggan di berbagi fitness center, biasanya akan mulai menurun kapasitasnya pada bulan ketiga atau keempat awal tahun. Menurut Jansen, hal ini dikarenakan berbagai pusat kebugaran tidak bisa mengelola tempat latihan mereka dengan sangkil dan mangkus.
Oleh karena itu, Jansen mengatakan diperlukan strategi yang efektif, dengan menjemput bola di kalangan publik. Artinya, pengelola fitness center harus membangun komunitas yang sportif, terutama dalam membangun semangat pelanggan yang pola gaya hidup sehatnya belum terbentuk dengan baik.
"Jadi berbagai pusat kebugaran ini juga harus proaktif dalam memberikan motivasi dan komitmen untuk memulai gaya hidup sehat. Salah satunya dengan membangun literasi yang baik. Selama ini, yang terjadi mereka seolah hanya jualan saja," terangnya.
Lebih lanjut, Jansen mengatakan tren olahraga kebugaran yang saat ini ramai dilakukan masyarakat pada adalah functional training. Menurutnya, latihan ini kian diminati karena disesuaikan dengan gerak tubuh dan menggunakan alat olahraga yang sederhana.
Pada umumnya, functional training adalah gerakan olahraga yang disesuaikan dengan gerakan tubuh dalam beraktivitas sehari-hari. Latihan jenis ini, papar Jansen, banyak diminati karena sifatnya yang fleksibel, dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, sehingga bakal lebih populer.
Tak hanya itu, tren latihan kekuatan untuk perempuan, saat ini juga sudah marak dilakukan kaum hawa. Bahkan tren mengunjungi pusat kebugaran juga diprediksi akan populer di kalangan para lansia, terutama untuk kembali melatih kemampuan fungsional tubuh.
"Dengan program latihan yang terstruktur, disesuaikan dengan kemampuan dan dipandu oleh pelatih, maka lansia tetap dapat mempertahankan kualitas hidup mereka," ujae Jansen.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Berbagai kegiatan seperti yoga, hingga functional training di fitness center, juga dinilai lebih efektif, karena ada instruktur dan target yang jelas. Pebisnis sekaligus pelatih Kebugaran, Jansen Ongko mengatakan, kesadaran gaya hidup sehat masyarakat Indonesia saat ini sudah lumayan tinggi. Salah satunya sejak dunia dilanda pagebluk Covid-19, di mana masyarakat mulai rajin berolahraga.
Baca juga: Simak Cara Ngegym yang Efektif Mencapai Body Goals Menurut Pelatih Kebugaran
Minat masyarakat Indonesia terhadap gaya hidup sehat juga sejalan dengan peningkatan bisnis olahraga seperti bisnis pusat kebugaran. Bahkan, dia mengklaim pusat kebugaran yang menyediakan program-program kebugaran juga ramai dikunjungi masyarakat.
"Dari segi bisnis, pada momen pergantian hingga awal tahun, fitness center itu juga meningkat. Sebab, ada emotional planning resolusi dari masyarakat. Biasanya, mereka juga banyak membuat promo di akhir tahun," kata Co-Founder Asosiasi Pelatih Kebugaran Indonesia (APKI) itu.
Ilustrasi pusat kebugaran (sumber gambar Unsplash/Anastase Maragos)
Namun, yang kerap menjadi masalah, para pelanggan di berbagi fitness center, biasanya akan mulai menurun kapasitasnya pada bulan ketiga atau keempat awal tahun. Menurut Jansen, hal ini dikarenakan berbagai pusat kebugaran tidak bisa mengelola tempat latihan mereka dengan sangkil dan mangkus.
Oleh karena itu, Jansen mengatakan diperlukan strategi yang efektif, dengan menjemput bola di kalangan publik. Artinya, pengelola fitness center harus membangun komunitas yang sportif, terutama dalam membangun semangat pelanggan yang pola gaya hidup sehatnya belum terbentuk dengan baik.
"Jadi berbagai pusat kebugaran ini juga harus proaktif dalam memberikan motivasi dan komitmen untuk memulai gaya hidup sehat. Salah satunya dengan membangun literasi yang baik. Selama ini, yang terjadi mereka seolah hanya jualan saja," terangnya.
Lebih lanjut, Jansen mengatakan tren olahraga kebugaran yang saat ini ramai dilakukan masyarakat pada adalah functional training. Menurutnya, latihan ini kian diminati karena disesuaikan dengan gerak tubuh dan menggunakan alat olahraga yang sederhana.
Pada umumnya, functional training adalah gerakan olahraga yang disesuaikan dengan gerakan tubuh dalam beraktivitas sehari-hari. Latihan jenis ini, papar Jansen, banyak diminati karena sifatnya yang fleksibel, dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, sehingga bakal lebih populer.
Tak hanya itu, tren latihan kekuatan untuk perempuan, saat ini juga sudah marak dilakukan kaum hawa. Bahkan tren mengunjungi pusat kebugaran juga diprediksi akan populer di kalangan para lansia, terutama untuk kembali melatih kemampuan fungsional tubuh.
"Dengan program latihan yang terstruktur, disesuaikan dengan kemampuan dan dipandu oleh pelatih, maka lansia tetap dapat mempertahankan kualitas hidup mereka," ujae Jansen.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.