Diskusi Road to Warna Baru Warisan Budaya (sumber gambar Hypeabis.id/Prasetyo Agung Ginanjar)

Memaknai Sejarah dengan Cara Kekinian di Diskusi Road to Warna Baru Warisan Budaya 

14 December 2023   |   19:03 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Narasi cerita dan peninggalan objek bersejarah selalu menarik untuk digali. Terutama dalam memahami nilai-nilai yang berlaku pada masa silam, sebagai bentuk distribusi pengetahuan untuk melihat apa yang terjadi pada masa depan.

Sejak proklamasi digaungkan pada 1945, Indonesia telah mengalami perjalanan panjang. Berbagai peristiwa besar, baik dari lanskap kebudayaan hingga sejarah yang membentuk entitas masyarakat juga terus bergulir hingga saat ini.

CEO Lokananta dan Co-Founder M-Bloc Group, Wendi Putranto, mengatakan, peninggalan dari masa lampau memang perlu direaktivasi agar lebih dikenal masyarakat. Terutama untuk menjaga nilai historikal dari sebuah objek cagar budaya yang tersebar di berbagai daerah.

Dia mencontohkan, Lokananta yang dikenal sebagai lokasi pabrik piringan hitam di Kota Solo, yang sempat terbengkalai, akhirnya bisa direaktivasi lagi. Terutama setelah bangunan yang identik sebagai titik nol musik Indonesia itu rampung direvitalisasi pada Juni 2023.

Menurutnya, pascaperbaikan wajah baru Lokananta, saat ini publik lebih banyak mengetahui kontribusi dari perusahaan rekaman milik negara itu. Terutama dalam mengenalkan sosok-sosok legenda penyanyi Gesang, Waldjinah, Titiek Puspa, Bing Slamet, Sam Saimun, hingga Ki Narto Sabdo.

"Kalau melihat konteksnya, yang paling penting dari upaya [reaktivasi] ini adalah anak-anak muda bisa menangkap semangat zaman dari yang terjadi di masa lalu. Jadi, harus dikemas sedemikian rupa agar mereka tertarik," katanya dalam diskusi Road To Warna Baru Warisan Budaya, Kamis (14/12/23).

 
 


Selaras, dengan itu, sejarawan Christopher Reinhart, mengatakan bahwa upaya untuk kembali mengenalkan narasi masa lampau pada masyarakat adalah dengan menggunakan sejarah sesuai fungsi aslinya. Artinya, publik diajarkan untuk melihat secara jernih apa yang terjadi di masa silam, sehingga mereka bisa kritis melihat masa depan.

Adapun, pola pendekatan tersebut menurutnya bisa dilakukan dengan cara yang lebih populer. Misalnya dengan mengemas distribusi pengetahuan dari berbagai museum cagar budaya yang ada di Indonesia dengan pendekatan yang lebih kekinian, terutama dari sudut pandang audio visual.

Baca juga: Perjalanan Panjang Jamu, Ramuan Tradisional yang Kini Berstatus Warisan Budaya Tak Benda UNESCO

Menurutnya, dalam mengenalkan sejarah dari sudut pandang literasi, sekaligus pelestarian cagar budaya memang diperlukan treatment yang berbeda. Dia mencontohkan misalnya, untuk mengenalkan situs bersejarah pada publik, bisa dilakukan dengan cara yang lebih populis sesuai dengan target pasar.

"Sedangkan kalau dari sudut pandang literasi bisa dilakukan dengan membuat narasi yang anti mainstream. Misalnya dengan mengungkap fakta-fakta yang selama ini belum pernah diketahui publik. Sejauh ini cara tersebut mangkus untuk gen Z," terangnya.

Sebagai tambahan informasi, diskusi Road To Warna Baru Warisan Budaya merupakan program dari Museum Cagar Budaya untuk kegiatan pameran reimajinasi museum yang akan dilaksanakan pada Januari hingga Februari 2024.

Program ini berisi rangkaian diskusi publik yang dilaksanakan selama 3 hari pada bulan Desember 2023 setiap hari Kamis. Hari pertama akan memandang masa lalu dan bagaimana kita dapat belajar darinya. Hari kedua akan mencari relevansi museum masa kini. Hari ketiga akan mereimajinasi museum untuk masa depan. 

Seluruh rangkaian diskusi publik ini akan memiliki benang merah yang berisi diskusi kemuseuman dan perannya yang perlu bertransformasi akan menjadi relevan untuk generasi mendatang. Terutama untuk menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap warisan sejarah dan cagar budaya.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Roni Yunianto

 

SEBELUMNYA

Sutradara Barbie Greta Gerwig Bakal Jadi Presiden Dewan Juri Festival Film Cannes ke-77

BERIKUTNYA

Rekam Jejak Diana Krall, Penembang Jazz yang Raih 2 Kali Penghargaan Grammy

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: