Perjalanan Panjang Jamu, Ramuan Tradisional yang Kini Berstatus Warisan Budaya Tak Benda UNESCO
12 December 2023 |
19:42 WIB
Yudi Supriyanto
Jurnalis Hypeabis.id
UNESCO menetapkan Budaya Sehat Jamu sebagai warisan budaya tak benda dunia. Salah satu ramuan tradisional asli Indonesia ini menempuh jalan dan proses yang panjang untuk menyandang status warisan budaya tak benda lembaga dari Perserikatan Bangsa Bangsa itu, yakni 28 tahun.
Ketua Tim Riset Gabungan Pengusaha Jamu Jony Yuwono mengungkapkan bahwa ide jamu menjadi salah satu warisan budaya tak benda dunia berawal sejak 1995 silam. Pada saat itu, Jaya Suprana memiliki ide untuk menjadikan jamu sebagai salah satu warisan budaya yang mengarah kepada dunia.
Baca juga: Resmi, Budaya Sehat Jamu Indonesia Ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO
Pada saat itu, dia ingin jamu dikenal oleh dunia dan ada rasa kekhawatiran rasa cinta dan minat generasi di dalam negeri terhadapnya akan luntur. Gagasan tersebut ditindaklanjuti oleh Gabungan Pengusaha (GP) Jamu. Dalam perjalanannya, gaung untuk menjadikan jamu sebagai warisan dunia berkobar dan meredup. Namun, perjuangan itu tidak pernah padam.
Setiap tahun, GP Jamu giat menyosialisasikan, mendorong, dan melakukan audiensi dengan berbagai lapisan masyarakat, perguruan tinggi, dan pemerintah seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Pada 2018, GP Jamu Jawa Tengah mendaftarkan jamu sebagai warisan budaya tak benda Indonesia. Kemudian, pemerintah menetapkannya pada tahun yang sama. Penetapan itu menjadi tiket masuk untuk mendaftarkanya ke UNESCO.
Pada Juni 2019, tim riset terbentuk. Tim ini memiliki tujuan untuk mengevaluasi berkas yang akan diserahkan ke UNESCO dan melakuakn riset. Tidak hanya itu, tim yang terdiri dari 26 anggota itu juga dibentuk guna mengisi sejumlah pertanyaan dalam berkas yang diperlukan.
Dia menuturkan, sejumlah tantangan dihadapi oleh tim dalam prosesnya, seperti menjelaskan dan menceritakan mengenai budaya sehat jamu yang memiliki sejarah 1.200 tahun dalam 500 kata.
Dalam persiapan mengisi berkas, tim riset GP Jamu melakukan survei terhadap 420 anggota komunitas yang mayoritas terdiri dari jamu gendong, wanita berumur lebih dari 50 tahun, tidak bisa membaca dan menulis, serta hanya fasih berbahasa Jawa.
Kondisi itu membuat tim mengevaluasi berkas dan mengubahnya menjadi bahasa Indonesia. Setelah dirancang, tim melakukan survei dengan menerjemahkan pertanyaan yang ada ke bahasa Jawa.
“Secara lisan kami menanyakan ke tukang jamu gendong. Tim mendapatkan jawaban dalam bahasa Jawa. Diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Kemudian, dirangkum dan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris,” papar Jony.
Berkas selesai pada Februari 2022. Kemudian, pada awal Maret 2022, terselenggara sidang verifikasi nominasi Budaya Sehat Jamu Sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia ICH-02 UNESCO.
Acara itu terselenggara secara daring dan luring di Pendopo Graha Satya Praja (GSP) Pemerintah Kabupaten Sukoharjo. Dalam sidang itu, semua pertanyaan dan jawaban dibacakan. Lalu, setelah semua sepakat, palu diketok dan berkas ditandatangani.
Saat proses penandatanganan, salah satu penjual jamu gendong yang telah berusia 70 tahun ikut serta. Meski tidak bisa membubuhkan tandatangan, dia menempelkan cap jempolnya di berkas tersebut.
Pada 31 Maret 2022, pemerintah Indonesia mengusulkan Budaya Sehat Jamu ke UNESCO. Sejak itu, tim tidak bubar untuk bersiap jika ada pertanyaan dari UNESCO terkait pengajuan Budaya Sehat Jamu sebagai warisan budaya tak benda dunia.
Hingga akhirnya pada 6 Desember 2023, di Kasane, Botswana, sidang UNESCO membacakan berkas nominasi dan hasil sidang Budaya Sehat Jamu. Sidang menyimpulkan bahwa Budaya Sehat Jamu layak untuk ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda dunia.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Ketua Tim Riset Gabungan Pengusaha Jamu Jony Yuwono mengungkapkan bahwa ide jamu menjadi salah satu warisan budaya tak benda dunia berawal sejak 1995 silam. Pada saat itu, Jaya Suprana memiliki ide untuk menjadikan jamu sebagai salah satu warisan budaya yang mengarah kepada dunia.
Baca juga: Resmi, Budaya Sehat Jamu Indonesia Ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO
Pada saat itu, dia ingin jamu dikenal oleh dunia dan ada rasa kekhawatiran rasa cinta dan minat generasi di dalam negeri terhadapnya akan luntur. Gagasan tersebut ditindaklanjuti oleh Gabungan Pengusaha (GP) Jamu. Dalam perjalanannya, gaung untuk menjadikan jamu sebagai warisan dunia berkobar dan meredup. Namun, perjuangan itu tidak pernah padam.
Setiap tahun, GP Jamu giat menyosialisasikan, mendorong, dan melakukan audiensi dengan berbagai lapisan masyarakat, perguruan tinggi, dan pemerintah seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Pada 2018, GP Jamu Jawa Tengah mendaftarkan jamu sebagai warisan budaya tak benda Indonesia. Kemudian, pemerintah menetapkannya pada tahun yang sama. Penetapan itu menjadi tiket masuk untuk mendaftarkanya ke UNESCO.
Pada Juni 2019, tim riset terbentuk. Tim ini memiliki tujuan untuk mengevaluasi berkas yang akan diserahkan ke UNESCO dan melakuakn riset. Tidak hanya itu, tim yang terdiri dari 26 anggota itu juga dibentuk guna mengisi sejumlah pertanyaan dalam berkas yang diperlukan.
Dia menuturkan, sejumlah tantangan dihadapi oleh tim dalam prosesnya, seperti menjelaskan dan menceritakan mengenai budaya sehat jamu yang memiliki sejarah 1.200 tahun dalam 500 kata.
Dalam persiapan mengisi berkas, tim riset GP Jamu melakukan survei terhadap 420 anggota komunitas yang mayoritas terdiri dari jamu gendong, wanita berumur lebih dari 50 tahun, tidak bisa membaca dan menulis, serta hanya fasih berbahasa Jawa.
Kondisi itu membuat tim mengevaluasi berkas dan mengubahnya menjadi bahasa Indonesia. Setelah dirancang, tim melakukan survei dengan menerjemahkan pertanyaan yang ada ke bahasa Jawa.
“Secara lisan kami menanyakan ke tukang jamu gendong. Tim mendapatkan jawaban dalam bahasa Jawa. Diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Kemudian, dirangkum dan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris,” papar Jony.
Berkas selesai pada Februari 2022. Kemudian, pada awal Maret 2022, terselenggara sidang verifikasi nominasi Budaya Sehat Jamu Sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia ICH-02 UNESCO.
Acara itu terselenggara secara daring dan luring di Pendopo Graha Satya Praja (GSP) Pemerintah Kabupaten Sukoharjo. Dalam sidang itu, semua pertanyaan dan jawaban dibacakan. Lalu, setelah semua sepakat, palu diketok dan berkas ditandatangani.
Saat proses penandatanganan, salah satu penjual jamu gendong yang telah berusia 70 tahun ikut serta. Meski tidak bisa membubuhkan tandatangan, dia menempelkan cap jempolnya di berkas tersebut.
Pada 31 Maret 2022, pemerintah Indonesia mengusulkan Budaya Sehat Jamu ke UNESCO. Sejak itu, tim tidak bubar untuk bersiap jika ada pertanyaan dari UNESCO terkait pengajuan Budaya Sehat Jamu sebagai warisan budaya tak benda dunia.
Hingga akhirnya pada 6 Desember 2023, di Kasane, Botswana, sidang UNESCO membacakan berkas nominasi dan hasil sidang Budaya Sehat Jamu. Sidang menyimpulkan bahwa Budaya Sehat Jamu layak untuk ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda dunia.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.