Belitung, Indonesia. (Sumber foto: Unsplash/Vive Vio)

Outlook Industri Pariwisata 2024 : Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Jadi Kunci Utama

29 November 2023   |   19:59 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Seiring dengan peningkatan kepedulian para pemilik modal terhadap isu perubahan iklim, pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia pada masa yang akan datang perlu memperhatikan isu-isu keberlanjutan lingkungan.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan bahwa pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang memperhatikan isu keberlanjutan dalam konsep investasi hijau menjadi kunci sukses utama.

Baca juga: Penyedia Akomodasi Adu Fasilitas & Atraksi Jelang Musim Libur Akhir Tahun

"Ada kekhawatiran tentang perubahan iklim, sehingga fasilitas pariwisata seperti hotel dan pariwisata lainnya sudah seharusnya bisa mengacu kepada ekonomi hijau," katanya dalam siaran pers yang diterima Hypeabis.id.

Dia menuturkan, pariwisata hijau menjadi peluang dan daya tarik Indonesia di mata investor, sehingga harus ada komitmen pembangunan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan di dalam negeri.

Menurutnya, pemerintah selalu mengacu kepada pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan sebagai cita-cita utama pariwisata Merah Putih dalam berbagai program yang dijalankan. Salah satu program itu adalah desa wisata.

Program desa wisata telah mendapatkan banyak apresiasi ketika berada di ajang World Travel Mart, London, Inggris, seperti Anugerah Desa Wisata Indonesia, sertifikasi desa wisata berkelanjutan, juga kampanye sadar wisata 5.0. Puncaknya, UNWTO menobatkan Desa Wisata Penglipuran sebagai Best Tourism Villages 2023.

Selain itu, Kemenparekraf juga berkolaborasi dengan Jejakin dalam menghadirkan Carbon Footprint Calculator sebagai program yang memonitor produksi carbon footprint atas aktivitas pariwisata di Indonesia.

Dia menambahkan, di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Marves, pemerintah juga berupaya mengimplementasikan program Blue Green Circular Economy dalam tiga program utama.

Program tersebut merupakan penerapan instrumen ekonomi lingkungan hidup melalui dana terumbu karang, penggunaan kendaraan listrik di destinasi wsiata, dan pengelolaan sampah berkelanjutan. “Ini menunjukkan fokus kita untuk investasi pariwisata berkelanjutan," katanya.

Selain investasi di bidang infrastruktur, investasi dalam pengembangan sumber daya manusia juga harus jadi perhatian utama. Dia menuturkan, langkah itu juga sejalan dengan kerangka investasi sektor pariwisata UNWTO.

Selama ini, sekitar 60 persen investasi di bidang pariwisata diarahkan ke infrastruktur. Jadi, pada masa yang akan datang, perlu lebih banyak investasi yang dilakukan terhadap manusia guna memastikan tenaga kerja yang tepat untuk resilient dan menciptakan masa depan sektor pariwisata yang lebih baik.

"Kita tidak bisa berkelanjutan jika tidak memiliki cukup banyak manusia yang kompeten. Kita jangan hanya membangun fisik tapi kita harus fokus juga kepada sumber daya manusia,” ujarnya.

Sebagai bagian dalam pembangunan manusia di sektor pariwisata, pemerintah akan menggiatkan dua Politeknik Baru pada tahun ini dan tahun depan, yakni Poltekpar Solo Raya di Sragen untuk mendukung DPSP Borobudur dan Poltekpar Manado yang akan menopang destinasi prioritas Likupang.

Sementara itu, Direktur Kajian Strategis Kemenparekraf Agustini Rahayu mengungkapkan bahwa akan ada banyak tren pariwisata baru pada masa yang akan datang. Wisatawan akan akan meninggalkan beragam konsep wisata yang konvensional dan mencari banyak pengalaman baru saat berlibur.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Rekomendasi Tayangan Keluarga Jelang Libur Nataru

BERIKUTNYA

Pikat Kaum Milenial & Gen Z, Tulola Hadirkan Koleksi Artwear Pertemuan Purnama

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: