5 Ilmu Keuangan yang Bisa Dipelajari dari Film Gampang Cuan
24 November 2023 |
19:47 WIB
Selain menghibur lewat lawakan-lawakan komedi yang segar, film Gampang Cuan juga membawa banyak isu penting tentang literasi keuangan. Dibalut dengan cerita anak rantau yang ada di situasi sandwich generation, film ini membungkus ilmu-ilmu seputar finansial secara mulus.
Disutradarai oleh Rahabi Mandra dan diproduseri Tesadesrada Ryza, film ini dibintangi oleh sejumlah aktor dan aktris ternama Tanah Air seperti Vino G Bastian, Anya Geraldine, Azi Markers, hingga Meriam Bellina. Film yang sudah tayang di bioskop sejak 16 November ini bakal membuat penonton memetik pelajaran berharga dari kisah hidup Sultan (Vino G Bastian).
Baca juga: 5 Cerita Slice of Life di Film Gampang Cuan, Generasi Sandwich Merapat
Dalam film ini, Sultan, si anak sulung dari sebuah keluarga di Sukabumi sedang merantau di Jakarta. Sultan selalu mengeklaim dirinya sukses merantau dan memiliki uang berlimpah. Suatu hari adik perempuannya, Bilqis (Anya Geraldine) menyusul sang kakak untuk ikut mengadu nasib.
Namun, apa yang diceritakan Sultan rupanya berkebalikan. Di saat yang bersamaan, masalah lain pun muncul. Mereka baru mengetahui bahwa mendiang ayahnya meninggalkan hutang Rp300 juta yang harus segera dilunasi.
Kehidupan keluarga Sultan pun jadi tidak stabil. Dia terus dituntut untuk membiayai kuliah si adik bungsu, Aji (Alzi Markers). Sultan dan Bilqis kemudian jungkir-balik mencari cuan untuk membayar hutang tanpa sepengetahuan sang Ibu, Mamah Diah (Meriam Bellina).
Salah satu cara yang dipakai ialah dengan berinvestasi saham. Namun, bukannya mulus, berbagai hal seru kemudian bermunculan setelahnya. Ada banyak pelajaran penting yang bisa diambil dari kisah di film Gampang Cuan. Berikut adalah ulasannya.
Tidak ada pemasukan, tetapi berinvestasi saham membuat hidup keduanya benar-benar pertaruhan. Semuanya dibebankan pada investasi. Hal ini tentu bukan sebuah keputusan yang tepat. Sebab, sebelum berinvestasi, sebaiknya seseorang sudah mampu terlebih dahulu untuk memenuhi kebutuhan primernya.
Hal ini penting agar investasi bisa berjalan sesuai strategi. Saat kebutuhan harian sudah terpenuhi, investasi juga biasanya akan berjalan lancar karena modalnya berkelanjutan dan tidak gampang diotak-atik demi tagihan bulanan.
Investasi di pasar modal, termasuk saham, membutuhkan ilmu. Berinvestasi tanpa pengetahuan yang cukup merupakan hal nekat yang sebaiknya dihindari. Namun, hal itu justru dilakukan Sultan dan Bilqis.
Sebelum terjun ke pasar modal, sebaiknya seseorang mesti paham jenis-jenis saham, kriteria yang cocok dengannya, berapa lama investasi, dan hal-hal penting lain. Seseorang juga mesti paham bedanya investasi saham dan trading saham.
Tanpa ilmu yang cukup dan mental yang baik, orang cenderung akan sembarangan dalam berinvestasi. Tak jarang, mereka yang awam juga salah strategi dan membuat nilai modalnya justru terus turun. Sebab, investasi bukan hanya soal keuntungan semata, tetapi juga butuh ilmu yang matang.
Investasi sebaiknya dilakukan dengan uang dingin, yakni uang yang tidak aktif penggunaannya. Jadi, uang itu memang tidak digunakan untuk membayar kebutuhan primer. Uang jenis ini yang sebaiknya dipakai investasi.
Namun, Sultan dan Bilqis bukannya memakai uang dingin, tetapi malah memakai uang utang. Padahal, utang kerap kali memiliki tenggat untuk dikembalikan. Menggunakan uang panas dalam investasi sering memengaruhi psikologis, terutama ketika saham anjlok. Orang awam cenderung panik, sehingga mereka bisa mendapatkan hasil yang negatif.
Terjebak untuk buru-buru punya uang membuat Sultan dan Bilqis tidak berpikir jernih. Mereka bahkan berani all in atau menaruh seluruh uang di investasi demi meraih keuntungan sebanyak-banyaknya.
Padahal, dalam investasi, seseorang mesti pintar dalam mengelola keuangannya. Tidak mesti seluruhnya ditaruh di investasi, seseorang juga mesti memiliki dana cadangan dan hal-hal penting lain.
Strategi all in bisa dibilang penuh risiko tinggi, apalagi ketika hanya membeli satu jenis saham. sebab, jika harganya tergerus, nilai investasinya juga akan jatuh.
Tanpa ilmu yang cukup, Sultan dan Bilqis jadi investor yang kagetan dalam film Gampang Cuan. Mereka gampang khawatir ketika nilai turun dan begitu excited ketika nilai naik. Padahal, naik dan turunnya saham itu adalah hal yang pasti.
Oleh karena itu, berinvestasi memang perlu ilmu yang cukup. Investor mesti pintar memilih jenis saham mana yang cocok untuknya, terutama terkait jangka waktu investasinya apakah panjang, pendek, atau menengah.
Baca juga: Vino G Bastian Ungkap Tantangan Pendalaman Karakter Sultan dalam Film Gampang Cuan
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Disutradarai oleh Rahabi Mandra dan diproduseri Tesadesrada Ryza, film ini dibintangi oleh sejumlah aktor dan aktris ternama Tanah Air seperti Vino G Bastian, Anya Geraldine, Azi Markers, hingga Meriam Bellina. Film yang sudah tayang di bioskop sejak 16 November ini bakal membuat penonton memetik pelajaran berharga dari kisah hidup Sultan (Vino G Bastian).
Baca juga: 5 Cerita Slice of Life di Film Gampang Cuan, Generasi Sandwich Merapat
Dalam film ini, Sultan, si anak sulung dari sebuah keluarga di Sukabumi sedang merantau di Jakarta. Sultan selalu mengeklaim dirinya sukses merantau dan memiliki uang berlimpah. Suatu hari adik perempuannya, Bilqis (Anya Geraldine) menyusul sang kakak untuk ikut mengadu nasib.
Namun, apa yang diceritakan Sultan rupanya berkebalikan. Di saat yang bersamaan, masalah lain pun muncul. Mereka baru mengetahui bahwa mendiang ayahnya meninggalkan hutang Rp300 juta yang harus segera dilunasi.
Kehidupan keluarga Sultan pun jadi tidak stabil. Dia terus dituntut untuk membiayai kuliah si adik bungsu, Aji (Alzi Markers). Sultan dan Bilqis kemudian jungkir-balik mencari cuan untuk membayar hutang tanpa sepengetahuan sang Ibu, Mamah Diah (Meriam Bellina).
Salah satu cara yang dipakai ialah dengan berinvestasi saham. Namun, bukannya mulus, berbagai hal seru kemudian bermunculan setelahnya. Ada banyak pelajaran penting yang bisa diambil dari kisah di film Gampang Cuan. Berikut adalah ulasannya.
1. Penting untuk punya pendapatan tetap
Sultan dan Bilqis hidup luntang-lantung tanpa pekerjaan yang jelas di Jakarta. Keduanya kerap kali berganti-ganti pekerjaan, sehingga keuangannya tidak stabil. Namun, saat keduanya belum memiliki pendapatan tetap, mereka justru memutuskan berinvestasi saham.Tidak ada pemasukan, tetapi berinvestasi saham membuat hidup keduanya benar-benar pertaruhan. Semuanya dibebankan pada investasi. Hal ini tentu bukan sebuah keputusan yang tepat. Sebab, sebelum berinvestasi, sebaiknya seseorang sudah mampu terlebih dahulu untuk memenuhi kebutuhan primernya.
Hal ini penting agar investasi bisa berjalan sesuai strategi. Saat kebutuhan harian sudah terpenuhi, investasi juga biasanya akan berjalan lancar karena modalnya berkelanjutan dan tidak gampang diotak-atik demi tagihan bulanan.
2. Masuk pasar modal butuh ilmu
Investasi di pasar modal, termasuk saham, membutuhkan ilmu. Berinvestasi tanpa pengetahuan yang cukup merupakan hal nekat yang sebaiknya dihindari. Namun, hal itu justru dilakukan Sultan dan Bilqis. Sebelum terjun ke pasar modal, sebaiknya seseorang mesti paham jenis-jenis saham, kriteria yang cocok dengannya, berapa lama investasi, dan hal-hal penting lain. Seseorang juga mesti paham bedanya investasi saham dan trading saham.
Tanpa ilmu yang cukup dan mental yang baik, orang cenderung akan sembarangan dalam berinvestasi. Tak jarang, mereka yang awam juga salah strategi dan membuat nilai modalnya justru terus turun. Sebab, investasi bukan hanya soal keuntungan semata, tetapi juga butuh ilmu yang matang.
3. Jangan investasi dengan 'uang panas'
Investasi sebaiknya dilakukan dengan uang dingin, yakni uang yang tidak aktif penggunaannya. Jadi, uang itu memang tidak digunakan untuk membayar kebutuhan primer. Uang jenis ini yang sebaiknya dipakai investasi.Namun, Sultan dan Bilqis bukannya memakai uang dingin, tetapi malah memakai uang utang. Padahal, utang kerap kali memiliki tenggat untuk dikembalikan. Menggunakan uang panas dalam investasi sering memengaruhi psikologis, terutama ketika saham anjlok. Orang awam cenderung panik, sehingga mereka bisa mendapatkan hasil yang negatif.
4. Mitos all in di pasar modal
Terjebak untuk buru-buru punya uang membuat Sultan dan Bilqis tidak berpikir jernih. Mereka bahkan berani all in atau menaruh seluruh uang di investasi demi meraih keuntungan sebanyak-banyaknya.Padahal, dalam investasi, seseorang mesti pintar dalam mengelola keuangannya. Tidak mesti seluruhnya ditaruh di investasi, seseorang juga mesti memiliki dana cadangan dan hal-hal penting lain.
Strategi all in bisa dibilang penuh risiko tinggi, apalagi ketika hanya membeli satu jenis saham. sebab, jika harganya tergerus, nilai investasinya juga akan jatuh.
5. Nilai saham itu fluktuatif
Tanpa ilmu yang cukup, Sultan dan Bilqis jadi investor yang kagetan dalam film Gampang Cuan. Mereka gampang khawatir ketika nilai turun dan begitu excited ketika nilai naik. Padahal, naik dan turunnya saham itu adalah hal yang pasti.Oleh karena itu, berinvestasi memang perlu ilmu yang cukup. Investor mesti pintar memilih jenis saham mana yang cocok untuknya, terutama terkait jangka waktu investasinya apakah panjang, pendek, atau menengah.
Baca juga: Vino G Bastian Ungkap Tantangan Pendalaman Karakter Sultan dalam Film Gampang Cuan
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.