Anak - anak adalah masa depan dunia (Sumber gambar: Pexels/Rebecca Zaal)

Sejarah Hari Anak Sedunia yang Diperingati Setiap 20 November

20 November 2023   |   08:00 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Anak-anak adalah generasi penerus dunia ini, sehingga perlu mendapatkan perhatian semua pihak. Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kepedulian terhadap anak-anak di dunia, Perserikatan Bangsa Bangsa menjadikan 20 November sebagai Hari Anak Sedunia atau World Children’s Day.

Dikutip dari laman Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Hari Anak Sedunia pertama kali ditetapkan pada 1954 dengan nama Universal Children’s Day. 20 November menjadi perayaan lantaran merupakan tanggal yang penting, yakni Majelis Umum PBB untuk pertama kali mengadopsi Deklarasi Hak – Hak anak dan Konvensi Hak Anak. “Sejak 1990, Hari Anak Sedunia juga menandai peringatan Majelis Umum PBB mengadopsi Deklarasi dan Konvensi tentang hak-hak anak,” demikian tulis PBB.

Baca juga: Sejarah Hari Anak Sedunia & 10 Ucapan untuk Memperingatinya

Konvensi yang paling banyak diratifikasi itu menetapkan sejumlah hak anak, seperti hak untuk hidup, kesehatan, pendidikan dan bermain, kehidupan berkeluarga, perlindungan dari kekerasan, tidak mendapatkan diskriminasi, dan hak agar pendapatnya didengar.

PBB menuliskan bahwa setiap anak berhak atas kesehatan, pendidikan dan perlindungan, dan setiap masyarakat memiliki kepentingan dalam memperluas peluang hidup anak. Namun, di seluruh dunia, jutaan anak tidak mendapatkan kesempatan yang adil tanpa alasan apa pun selain negara, jenis kelamin, atau keadaan di mana mereka dilahirkan.

Kemiskinan memengaruhi anak-anak secara tidak proporsional. Badan dunia tersebut menyebutkan satu dari enam anak hidup dalam kemiskinan ekstrem dan hidup dengan pendapatan kurang dari US$1,90 per hari di seluruh dunia. 

Keluarga mereka berjuang mendapatkan layanan kesehatan dasar dan nutrisi yang diperlukan untuk memberi mereka awal yang baik. Perampasan ini meninggalkan jejak yang langgeng. Pada 2019, terdapat 149 juta anak di bawah usia lima tahun mengalami stunting.

Selain itu, lebih dari 175 juta anak tidak terdaftar dalam pendidikan pra-sekolah dasar meskipun ada kemajuan besar dalam hal pendaftaran sekolah di banyak belahan dunia. Keadaan tersebut membuat mereka kehilangan peluang investasi penting dan menderita kesenjangan yang besar sejak awal.

Laporan UNESCO pada 2017 menunjukkan bahwa sebanyak 6 dari 10 anak meninggalkan sekolah dasar tanpa mencapai tingkat kemahiran minimum dalam membaca dan berhitung. Tantangan ini diperburuk dengan semakin berlarutnya konflik bersenjata.

Pada 2019, terdapat 1,6 miliar anak atau sebesar 69 persen tinggal di negara yang terkena dampak konflik. Lalu, sekitar 426 juta anak tinggal di zona konflik. Jutaan anak, banyak di antaranya tidak didampingi atau terpisah dari keluarga mereka, terpaksa mengungsi akibat konflik bersenjata.

Anak-anak ini mempunyai risiko tinggi terhadap pelanggaran berat di dalam dan sekitar kamp, ??dan daerah pengungsian lainnya. Tindakan mendesak diperlukan untuk meringankan penderitaan anak-anak yang menjadi pengungsi akibat konflik bersenjata.

Sekretaris Jenderal mendorong negara-negara Anggota untuk menghormati hak-hak anak-anak yang menjadi pengungsi dan pengungsi serta memberikan mereka layanan dukungan yang diperlukan.

PBB juga mencatat masih ada satu miliar anak yang mengalami kekerasan emosional, fisik, atau seksual setiap tahunnya. Kemudian, satu anak meninggal karena kekerasan setiap tujuh menit di dunia. “Kekerasan terhadap anak tidak mengenal batas budaya, kelas atau pendidikan,” tulis PBB.

Kekerasan itu terjadi terhadap anak-anak di institusi, sekolah, dan rumah. Mereka juga mendapatkan tindakan dari teman sebayanya. Seiring perkembangan teknologi, perundungan siber atau cyberbullying juga disebut mengalami peningkatan.

Mereka yang menjadi korban kerap hidup dalam keterasingan, kesepian, dan ketakutan karena tidak tahu harus mencari pertolongan ke mana, terlebih pelaku adalah orang terdekat. Kekerasan terhadap anak dapat terjadi akibat jenis kelamin, kemiskinan, kebangsaan, atau asal-usul agam.

Anak-anak dengan usia paling paling muda adalah kelompok yang paling rentan karena kurang mampu bersuara dan mencari dukungan.

Tema Hari Anak Sedunia 2023
Dalam memperingati Hari Anak Sedunia 2023, PBB memiliki tema Untuk Setiap Anak, Setiap Hak. Lembaga tersebut menuliskan bahwa semua pihak dapat memainkan peranan penting dalam menjadikan Hari Anak Sedunia relevan bagi komunitas, masyarakat, dan negara.

Hari Anak Sedunia menawarkan kepada semua pihak sebuah titik masuk yang inspiratif untuk mengadvokasi, mempromosikan, dan merayakan hak-hak anak, yang diwujudkan dalam dialog dan tindakan yang akan membangun dunia yang lebih baik bagi anak-anak.

Baca juga: Sejarah & Tema Hari Anak Perempuan Sedunia 2022 yang Diperingati Tiap 11 Oktober

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Eksklusif Profil David Karto: Bahaya Kalau Orang Indonesia Tidak Mengerti Musiknya Sendiri

BERIKUTNYA

Ucapan Hari Anak Sedunia 2023

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: