Reviw Film Mohon Doa Restu: Saat Menikah Tak Hanya Menyatukan Hati Dua Sejoli
15 November 2023 |
20:30 WIB
Dinamika persiapan pernikahan kerap menghantui anak-anak muda Indonesia. Proses penyatuan dua keluarga yang berbeda kultur acapkali juga menimbulkan drama yang berujung pada persoalan pelik yang mengganggu tujuan utama penyatuan hati dua insan.
Momen dramatik inilah yang coba digali oleh sutradara Ody Harahap dalam film garapan terbarunya berjudul Mohon Doa Restu. Kompleksitas proses yang kerap disusupi keinginan orang tua itulah sekiranya, yang menjadi premis utama film komedi keluarga itu.
Baca juga: Tayang Hari Ini, 26 Oktober 2023, Ini Sinopsis Mohon Doa Restu
Ocay, panggilan akrab Ody Harahap memang kerap mengeksplorasi berbagai tema dalam karya-karyanya. Sutradara jebolan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) itu telah menggarap berbagai genre film, mulai dari horor, komedi, romansa, hingga superhero lokal Tanah Air.
Karya sinematik pertamanya adalah Bangsal 13 (2004), yakni film horor yang mengisahkan tentang kutukan ruangan di sebuah rumah sakit. Namun, namanya mulai moncer saat menggarap film komedi Kawin Kontrak (2008) yang membuat tren baru pada industri film Indonesia.
Kini, sutradara Terbaik Festival Film Indonesia 2017 itu pun kembali dengan salah satu ciri khasnya dalam berkarya lewat film Mohon Doa Restu. Premis dari film berdurasi 1 jam 46 menit ini pun cukup sederhana, yakni lika-liku dari dua sejoli yang berencana menikah tapi kedua orang tua mereka merecoki keinginan tersebut.
Narasi tersebut berkelindan mengikuti dua protagonis utama, yakni Satya (Jefri Nichol) dan Mel (Syifa Hadju). Keduanya adalah teman kecil yang bertemu lagi saat dewasa dari hasil kongkalikong ibu mereka, yakni Widi (Cut Mini Theo) dan Ira (Sarah Sechan) yang ingin menjodohkan keduanya.
Konflik antar tokoh juga digambarkan dengan mangkus lewat debat panjang pasangan anak dan orangtua yang ingin melanjutkan atau membatalkan pernikahan. Mereka saling menguji satu sama lain tentang makna persahabatan hingga kasih sayang yang selama ini telah dijalin.
Ocay mengaku, proses pembuatan film Mohon Doa Restu juga berlangsung menyenangkan. Adapun produksi filmnya memakan waktu setahun lebih yang dimulai pada November 2022 meski skenarionya sudah digodok sejak sebelum pandemi.
"Film ini ingin menampilkan potret pasangan muda yang ingin menikah di Indonesia. Sebab momen tersebut kerap menunjukkan budaya yang tercipta dari kehidupan bersosial masyarakat kita juga," terangnya.
Dia mengungkap, salah satu hal yang menjadi tantangan adalah menyikapi improvisasi dari Sarah Sechan dan Cut Mini saat proses syuting di Bandung, Jawa Barat. Sebab, kedua aktris senior itu energinya sangat besar sehingga harus diperlakukan dengan cara khusus agar tidak over acting.
Mengalir dengan runut, keunikan lain dari film ini adalah hadirnya para kameo yang justru menambah alur cerita menjadi lebih hidup. Salah satunya lewat karakter Astrid (Dea Panendra) yang memberi citarasa berbeda meski tokoh tersebut hanya muncul sesekali dalam berbagai scene.
Karakter yang selalu hangover itu pun seolah dihadirkan untuk memberi suasana gembira dalam film. Menurut Ocay, selama proses syuting, sang aktris juga diberi keleluasaan untuk mengeksplorasi karakter yang dimainkan terutama dalam menggambarkan sosok yang selalu teler.
"Kalau improvisasi lebih pada dialog antar berbagai karakter. Namun saya selalu memberi garis api yang tidak boleh dilanggar, sehingga tetap sesuai konteks," katanya.
Warna Baru
Produser Wicky Olindo mengatakan, hadirnya film drama komedi keluarga ini mampu memberi warna baru bagi penikmat film di tengah gempuran film-film horor lokal. Tak hanya itu, film ini hadir untuk menampilkan keragaman budaya dan tradisi pernikahan baik secara adat dan seremoialnya.
Menurutnya, cerita drama menuju pernikahan kerap dijumpai dalam masyarakat terutama terkait perbedaan pendapat antara orang tua dan anak. Oleh karena itu dia berharap film ini dapat menjadi cerminan bagi masyarakat dalam memaknai fase penting dalam menjalani momen pernikahan.
Selain itu, problem perbedaan pendapat antara orang tua dan anak muda dalam menentukan masa depan juga menarik untuk dikulik. Hal itu misalnya terejawantah lewat konflik dan sudut pandang yang seimbang antara kubu orang tua dan anak muda yang sama-sama ingin membahagiakan liyan.
"Semua unsur yang menarik dalam sinema juga muncul dalam film ini. Mulai dari keluarga hingga percintaan. Ending yang dihadirkan pun tidak klise karena skenarionya mencoba menghadirkan sudut pandang tersebut," terangnya.
Sementara itu penulis skenario Yayu Yuliani mengatakan, dari awal penulisan naskah kerap melakukan bongkar pasang cerita dan karakter. Dia mengungkap ide awal cerita juga didasarkan dari kegelisahan anak-anak muda yang sudah mulai dicecar untuk segera menikah.
Yayu menjelaskan untuk menampilkan konflik yang seimbang, dia melakukan riset yang mendalam. Khususnya dalam menyuarakan keluh kesah dari generasi muda yang tertekan dari stigma masyarakat untuk segera menikah meski belum memiliki kesiapan baik dari segi mental dan material.
"Relasi antara anak dan orang tua ini juga yang ingin digali, terutama perbedaan pandangan yang terefleksi lewat karakter-karakter di dalam film. Jadi, kegelisahan anak dan keinginan orang tua dapat tampil secara lugas pada penonton," terangnya.
Baca juga: Daftar Pemeran Film Mohon Doa Restu, ada Jefri Nichol & Sarah Sechan
Editor: Dika Irawan
Momen dramatik inilah yang coba digali oleh sutradara Ody Harahap dalam film garapan terbarunya berjudul Mohon Doa Restu. Kompleksitas proses yang kerap disusupi keinginan orang tua itulah sekiranya, yang menjadi premis utama film komedi keluarga itu.
Baca juga: Tayang Hari Ini, 26 Oktober 2023, Ini Sinopsis Mohon Doa Restu
Ocay, panggilan akrab Ody Harahap memang kerap mengeksplorasi berbagai tema dalam karya-karyanya. Sutradara jebolan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) itu telah menggarap berbagai genre film, mulai dari horor, komedi, romansa, hingga superhero lokal Tanah Air.
Karya sinematik pertamanya adalah Bangsal 13 (2004), yakni film horor yang mengisahkan tentang kutukan ruangan di sebuah rumah sakit. Namun, namanya mulai moncer saat menggarap film komedi Kawin Kontrak (2008) yang membuat tren baru pada industri film Indonesia.
Kini, sutradara Terbaik Festival Film Indonesia 2017 itu pun kembali dengan salah satu ciri khasnya dalam berkarya lewat film Mohon Doa Restu. Premis dari film berdurasi 1 jam 46 menit ini pun cukup sederhana, yakni lika-liku dari dua sejoli yang berencana menikah tapi kedua orang tua mereka merecoki keinginan tersebut.
Narasi tersebut berkelindan mengikuti dua protagonis utama, yakni Satya (Jefri Nichol) dan Mel (Syifa Hadju). Keduanya adalah teman kecil yang bertemu lagi saat dewasa dari hasil kongkalikong ibu mereka, yakni Widi (Cut Mini Theo) dan Ira (Sarah Sechan) yang ingin menjodohkan keduanya.
Konflik antar tokoh juga digambarkan dengan mangkus lewat debat panjang pasangan anak dan orangtua yang ingin melanjutkan atau membatalkan pernikahan. Mereka saling menguji satu sama lain tentang makna persahabatan hingga kasih sayang yang selama ini telah dijalin.
Ocay mengaku, proses pembuatan film Mohon Doa Restu juga berlangsung menyenangkan. Adapun produksi filmnya memakan waktu setahun lebih yang dimulai pada November 2022 meski skenarionya sudah digodok sejak sebelum pandemi.
"Film ini ingin menampilkan potret pasangan muda yang ingin menikah di Indonesia. Sebab momen tersebut kerap menunjukkan budaya yang tercipta dari kehidupan bersosial masyarakat kita juga," terangnya.
Dia mengungkap, salah satu hal yang menjadi tantangan adalah menyikapi improvisasi dari Sarah Sechan dan Cut Mini saat proses syuting di Bandung, Jawa Barat. Sebab, kedua aktris senior itu energinya sangat besar sehingga harus diperlakukan dengan cara khusus agar tidak over acting.
Mengalir dengan runut, keunikan lain dari film ini adalah hadirnya para kameo yang justru menambah alur cerita menjadi lebih hidup. Salah satunya lewat karakter Astrid (Dea Panendra) yang memberi citarasa berbeda meski tokoh tersebut hanya muncul sesekali dalam berbagai scene.
Karakter yang selalu hangover itu pun seolah dihadirkan untuk memberi suasana gembira dalam film. Menurut Ocay, selama proses syuting, sang aktris juga diberi keleluasaan untuk mengeksplorasi karakter yang dimainkan terutama dalam menggambarkan sosok yang selalu teler.
"Kalau improvisasi lebih pada dialog antar berbagai karakter. Namun saya selalu memberi garis api yang tidak boleh dilanggar, sehingga tetap sesuai konteks," katanya.
Warna Baru
Produser Wicky Olindo mengatakan, hadirnya film drama komedi keluarga ini mampu memberi warna baru bagi penikmat film di tengah gempuran film-film horor lokal. Tak hanya itu, film ini hadir untuk menampilkan keragaman budaya dan tradisi pernikahan baik secara adat dan seremoialnya.
Menurutnya, cerita drama menuju pernikahan kerap dijumpai dalam masyarakat terutama terkait perbedaan pendapat antara orang tua dan anak. Oleh karena itu dia berharap film ini dapat menjadi cerminan bagi masyarakat dalam memaknai fase penting dalam menjalani momen pernikahan.
Selain itu, problem perbedaan pendapat antara orang tua dan anak muda dalam menentukan masa depan juga menarik untuk dikulik. Hal itu misalnya terejawantah lewat konflik dan sudut pandang yang seimbang antara kubu orang tua dan anak muda yang sama-sama ingin membahagiakan liyan.
"Semua unsur yang menarik dalam sinema juga muncul dalam film ini. Mulai dari keluarga hingga percintaan. Ending yang dihadirkan pun tidak klise karena skenarionya mencoba menghadirkan sudut pandang tersebut," terangnya.
Sementara itu penulis skenario Yayu Yuliani mengatakan, dari awal penulisan naskah kerap melakukan bongkar pasang cerita dan karakter. Dia mengungkap ide awal cerita juga didasarkan dari kegelisahan anak-anak muda yang sudah mulai dicecar untuk segera menikah.
Yayu menjelaskan untuk menampilkan konflik yang seimbang, dia melakukan riset yang mendalam. Khususnya dalam menyuarakan keluh kesah dari generasi muda yang tertekan dari stigma masyarakat untuk segera menikah meski belum memiliki kesiapan baik dari segi mental dan material.
"Relasi antara anak dan orang tua ini juga yang ingin digali, terutama perbedaan pandangan yang terefleksi lewat karakter-karakter di dalam film. Jadi, kegelisahan anak dan keinginan orang tua dapat tampil secara lugas pada penonton," terangnya.
Baca juga: Daftar Pemeran Film Mohon Doa Restu, ada Jefri Nichol & Sarah Sechan
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.