Gado-Gado Siram khas Bon Bin. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)

Menikmati Sepiring Gado-Gado Siram Bon Bin yang Legendaris

07 November 2023   |   15:00 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Jika kalian kebetulan sedang berada di kawasan Menteng, mampirlah ke salah satu rumah makan legendaris bernama Gado-Gado Bon Bin. Seperti namanya, tempat makan yang berlokasi di Jalan Cikini IV No 5 ini dikenal karena menjual gado-gado siram khas Jakarta, yang bumbunya berbeda dari gado-gado bumbu ulek pada umumnya. 
 
Dibandingkan dengan sejumlah resto dan kafe yang berada di sekitarnya, bangunan Gado-Gado Bon Bin dari luar tampak sederhana lantaran masih mempertahankan arsitektur aslinya yang telah berdiri sejak 1960. Nuansa lawas makin kuat ketika kalian masuk ke dalam rumah makan tersebut.
 
Di dalam, tersusun rapi beberapa pasang kursi dan meja yang khas dengan perabotan zaman dahulu. Begitu pun dengan selembar papan menu sederhana, yang menambah kesan masa lampau. Ketika berkunjung ke dalam rumah makan tersebut, rasanya seperti sedang berada pada satu lini masa tertentu. Adem dan nyaman, laiknya rumah nenek yang bersahaja.

Baca juga: Hypereport: Menjelajah Kuliner Legendaris di Jakarta, dari Glodok hingga Blok M
 
Siang itu, Hypeabis.id memesan menu Gado-Gado Lontong yang merupakan hidangan favorit para pelanggan. Namun, ada juga beberapa menu lain yang tak kalah menarik untuk dicicipi seperti Nasi Rames, Lontong Cap Go Meh, Asinan, hingga Mie Ayam. Semuanya merupakan menu yang telah dijajakan selama lebih dari enam dekade.
 
Ketika membeli gado-gado, umumnya kalian akan meminta tingkat kepedasan bumbu uleknya. Namun, hidangan yang dijual di Gado-Gado Bon Bin adalah tipe gado-gado siram khas Jakarta. Semua pelanggan akan diberikan sepiring gado-gado dengan rasa yang standar. Jika kalian ingin lebih pedas, bisa menambahkan sambal hijau yang tersedia di meja.
 

Gado-Gado Siram khas Bon Bin. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)

Gado-Gado Siram khas Bon Bin. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)

Dalam sepiring gado-gado, terdiri beragam sayur seperti daun bayam, kacang, toge, kacang panjang, dan kentang yang direbus, plus potongan telur rebus dan tahu goreng. Setelah ditata di piring, semua kondimen itu akan disiram menggunakan kuah bumbu kacang matang yang telah dimasak. Ini berbeda dengan gado-gado lain yang bumbunya harus diulek terlebih dahulu.
 
Gado-gado Bon Bin memiliki cita rasa yang berbeda dengan bumbu kacang ulek pada umumnya. Berbagai cita rasa menguar dalam satu suapan mulai dari asin, manis, hingga asam. Berbeda dengan bumbu kebanyakan sajian gado-gado yang lebih manis dan asin. Bumbu itu terasa nikmat dipadukan dengan ragam sayuran yang direbus dengan tingkat kematangan sempurna.
 
Selain itu, jika diperhatikan, bumbu gado-gado Bon Bin juga memiliki warna cokelat yang lebih terang dibandingkan bumbu pada umumnya. Sementara dari segi tekstur, bumbu kacangnya juga lebih halus dibandingkan bumbu ulek lain yang biasanya masih menyisakan tekstur kacang yang agak kasar. 
 

Gado-Gado Siram khas Bon Bin. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)

Pemilik Gado-Gado Bon Bin Hadi Lingga Wijaya. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)

Kepada Hypeabis.id, pemilik Gado-Gado Bon Bin Hadi Lingga Wijaya menjelaskan bumbu kacang gado-gado Bon Bin menggunakan kacang tanah yang disangrai lalu dipisahkan dari kulit arinya. Tidak seperti bumbu kebanyakan yang kacangnya digoreng, dan diulek dengan kulit arinya.
 
Tak ayal jika gado-gado menjadi makanan yang paling digemari pengunjung, sampai-sampai bisa terjual sebanyak 200 porsi per hari. "Makanya kita punya bumbu itu enggak bikin seret, karena kulit arinya dibuang. Itu paling bedanya," katanya.
 

Sejarah Gado-Gado Bon Bin

Menurut penuturan cerita Hadi, Gado-gado Bon Bin didirikan oleh seorang perempuan keturunan Tionghoa yang lahir di Jakarta bernama Lanny, yang tak lain merupakan ibunya. Sebelum menjadi tempat makan, rumah yang ditempati Gado-gado Bon Bin merupakan toko sembako yang didirikan dan dijaga oleh kedua orang tua Lanny sejak 1940-an.
 
Seiring waktu, para pegawai Kantor Agama Jakarta Pusat dekat rumah tersebut meminta Lanny untuk berjualan minuman, hingga akhirnya dia berjualan cendol. Setelah beberapa lama, berdasarkan permintaan para pegawai kantor, Lanny akhirnya mulai menyajikan makanan berat seperti rujak buah, asinan, dan gado-gado siram. 
 
Perkembangan menu hidangan restoran satu ini memang sangat dipengaruhi oleh permintaan para pelanggannya. Berdasarkan keinginan para konsumen, pada dekade 1970-an, tempat makan ini akhirnya mulai menjual nasi rames, lontong cap go meh, berlanjut terus termasuk menjajakan mi ayam dan ayam goreng.
 

T

Suasana Gado-Gado Bon Bin di Cikini, Menteng, Jakarta Pusat. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)

Nama Bon Bin sendiri merupakan singkatan dari kebon binatang, yang diambil dari nama awal jalan tempat restoran ini berdiri, yaitu Jalan Kebon Binatang. Di dekat tempat ini, di lokasi yang kini menjadi Taman Ismail Marzuki, pernah berdiri sebuah kebun binatang, sebelum akhirnya dipindahkan ke Kebun Binatang Ragunan pada 1969. Meski nama jalan itu berubah menjadi Jalan Cikini IV, nama Bon Bin tetap dipertahankan.
 
Lanny meninggal pada 2014 dan kepemilikan serta manajemen restoran ini dilanjutkan kepada anak lelakinya, Hadi Lingga Wijaya. Telah berdiri selama enam dekade lebih, Gado-Gado Bon Bin masih eksis dan mempertahankan resep warisan dari sang pemilik, yang menjadi ciri khas dari restoran ini. Terlebih, sajian gado-gado siram memang terbilang jarang dijajakan di tempat makan lain. 
 
Hadi mengatakan proses menurunkan bisnis kuliner keluarga di Gado-Gado Bon Bin terjadi secara alami. Sebab, sejak kecil, dia dan tiga saudara lainnya telah terbiasa aktif membantu sang ibu untuk mengelola restoran.
 
Sudah selama dua dekade, sebelum sang ibu meninggal, mereka telah terlibat langsung dalam menjalankan bisnis restoran bersama. Kendati Hadi yang dikenal sebagai pemilik, dia menuturkan bahwa ketiga saudaranya masih turut membantunya mengelola restoran.
 
Meski awalnya sempat tidak suka untuk menekuni bidang kuliner, Hadi justru kini senang meneruskan bisnis warisan keluarga lantaran Gado-Gado Bon Bin disukai oleh banyak pelanggan dari berbagai kalangan. Hal itu menjadi dorongan terbesarnya untuk tetap mempertahankan eksistensi Gado-Gado Bon Bin. "Yang pasti kalau masih bertahan seperti ini, karena kita tekunin dan jangan bosen," ucapnya.
 
Di tengah makin menjamurnya restoran di Jakarta baik dari berbagai daerah maupun negara, Hadi menuturkan bahwa Gado-Gado Bon Bin tidak pernah mengalami penurunan dari segi penjualan. Menurutnya, hal itu dikarenakan ragam sajian yang dijual di tempatnya merupakan resep autentik keluarga yang berbeda dari lainnya.
 
"Kita mesti punya ciri khas sendiri dan itu harus dipegang teguh. Jangan ikut-ikutan orang," imbuhnya.
 
Konsistensi itulah yang membuat nama Gado-Gado Bon Bin tak hanya terkenal di kalangan masyarakat setempat, tetapi juga pelanggan dari berbagai negara seperti China, Prancis, Italia, Jerman, Amerika Serikat, dan Korea Selatan. 

Baca juga: Hypereport: Jejajah Kuliner di Pasar Baru Jakarta, Menikmati Bakmi Gang Kelinci yang Autentik & Segarnya Es Krim Legendaris

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

7 Tempat Parkir Sekitar Kawasan GBK, yang Mau Menonton Coldplay Catat

BERIKUTNYA

Tayang 10 November 2023, Cek Sinopsis dan Daftar Pemain Film Horor-Komedi It's a Wonderful Knife

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: