Ilustrasi bekerja menggunakan AI. (Sumber gambar : Freepik)

Artificial Intelligence (AI) Bukan Ancaman buat Pekerja Kreatif, Tetapi Teman

06 November 2023   |   13:00 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Teknologi artificial intelligence (AI) bisa mempermudah, bahkan mampu mengerjakan pekerjaan manusia, dengan menggunakan algoritma dan teknik untuk membuat program yang dapat mengambil keputusan, memahami bahasa, serta melakukan tugas sesuai instruksi. 
 
Dari pengalaman langsung Hypeabis.id menjajal ASUS Republic of Gamers (ROG) series, rangkaian laptop ini bukan hanya cakap untuk bermain gim, tetapi juga bisa dimanfaatkan untuk training AI, generate AI, hingga rendering AI.

Baca juga: Berbagi Ruang antara AI, Arsitek, dan Desainer Interior

Sebagai contoh, pengguna bisa membuat gambar 3D menggunakan Stable Diffusion yang memanfaatkan performa GPU. Cukup mengetik instruksi yang diinginkan, dalam beberapa detik gambar dengan resolusi Full HD langsung tersaji. 
 
Kecanggihan yang disebut AI Generatif ini tentu mempermudah dan mempercepat pekerjaan manusia. Namun di satu sisi, muncul kekhawatiran profesi yang berkaitan dengan teknologi seperti animator maupun desain grafis akan tersingkirkan. 
 
Head of Public Relation ASUS Indonesia Muhammad Firman mengatakan justru AI bisa menjadi sumber inspirasi atau ide buat para desain grafis. “Namanya desain grafis harus cari ide seperti apa, mereka bisa memanfaatkan AI,” ujarnya saat berbincang dengan Hypeabis.id belum lama ini.
 
AI Generatif memang bisa membuat desain dengan mudah dan cepat. Tetap menurut Firman, sebagai desain grafis profesional, tentunya mereka bisa membuat hasil karya yang jauh lebih bagus daripada AI. “Namanya hasil karya perlu ada sentuhan manusia. Tugas desain grafis membuat hasil karya ada sentuhan manusia, pekerjaan dia tidak akan hilang,” tuturnya. 

Rafli Noor Sukandar, desainer grafis di Grab menyebut AI bukan menjadi ancaman justru sebagai fitur pembantu bagi para desainer grafis yang pekerjaannya melakukan digital imaging dan manipulasi objek. Gambar yang dihasilkan AI pada akhirnya tidak bisa langsung dipakai atau diserahkan ke customer.

“Tetapi apa yang diproduksi AI ini bisa dijadikan aset dan mempermudah para desainer grafis untuk membuat final output,” ujarnya.
 
Dia menyebut dengan AI yang bisa melakukan generate objek 3D, makin membantu desainer grafis yang membutuhkan objek 3D tertentu. Sebagai contoh, seorang desainer grafis butuh objek 3D yang sulit ditemukan di internet atau aplikasi. Melalui AI, aset atau objek tersebut bisa dibuat dan diperoleh dengan cepat.
 
Oleh karena itu, desainer grafis menurutnya harus bisa mempelajari dan memaksimalkan pemanfaatan teknologi maupun fitur AI terkini. “AI bisa generate ilustrasi, generate gambar 3D. Justru yang perlu dikhawatirkan profesi seperti 3D artist atau ilustrator. Justru untuk desainer grafis ini membantu,” sebut Rafli
 
Aktor Dennis Adhiswara menyebut AI tidak perlu ditakuti dan dikhawatirkan akan mengambil pekerjaan manusia. AI justru perlu dijadikan tools dalam pekerjaan. Bahkan AI kini sudah dimanfaatkan dalam memproduksi film.

Dia menyampaikan AI digunakan untuk membuat storyboard konsep artis. “Jadi mereka menggambar sketsanya dulu, lalu diproses AI. Langsung jadi,” ungkapnya.
 
Bintang film Ada Apa Dengan Cinta itu mengatakan meskipun tidak terlalu mirip, gambar yang dihasilkan tampak realistik. Dengan pemanfaatan AI, proses praproduksi film lebih dipermudah dan dipercepat. 
 
Tidak hanya menghasilkan gambar 3D, AI juga memiliki kemampuan untuk melakukan training gim. Seperti yang dijumpai Hypeabis.id dalam pengenalan fitur AI di laptop ROG Zephyrus Duo 16. Laptop ini dapat melakukan training untuk mengenali map gim Pokemon.   
 
Animator profesional Andre Surya mengatakan, untuk membuat animasi 3D sangat kompleks. Teknologi AI belum bisa membuat animasi, gim, maupun film yang berkualitas tinggi. “Untuk 3D masih jauh, masih aman,” imbuhnya. 
 
Kehadiran AI saat ini menurutnya tidak perlu ditakuti. Justru bisa dijadikan alat untuk membuat pekerjaan yang lebih mudah. “Makanya kamu mau bikin kurikulum AI, nanti bisa bikin film luar biasa yang hasilnya bagus, bisa lebih cepat (prosesnya), dan bisa lebih banyak yang dieksplore,” tutur CEO dan Founder Enspire School of Digital Art (ESDA) itu.

Baca juga: Pentingnya Perlindungan Data Pribadi pada Era Artificial Intelligence 

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Hasil Lengkap Drawing M5 World Championship, ONIC & Geek Fam Hadapi Lawan Berat

BERIKUTNYA

Tip Bikin Croissant Anti Gagal Ala Chef Pastry Kevin Zwygart, Kuncinya Ada di Butter

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: