Ilustrasi pameran buku. (Sumber gambar: Kate Bezzubets/Unsplash)

Imbas Dukungan ke Israel, Penerbit dan Penulis Tanah Air Ramai-ramai Kecam Frankfurt Book Fair 2023

18 October 2023   |   20:00 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Dunia perbukuan internasional tengah gaduh usai Frankfurt Book Fair (FBF) menyatakan sikap dukungannya kepada Yahudi dan Israel. Pernyataan itu disampaikan oleh Juergen Boons, direktur FBF, seiring situasi perang Hamas dan Israel yang semakin memanas hingga menewaskan ribuan orang dari kedua belah pihak.

Dalam penyataan terbukanya, Boons mengatakan bahwa pihaknya mengutuk tindakan teror dari kelompok Hamas terhadap Israel, termasuk akan memberikan ruang lebih bagi para penulis Israel untuk bersuara di FBF 2023.

Baca juga: Resensi Buku Tragedimu Komediku, Menertawakan Realitas Ala Eka Kurniawan

"Kami akan mengadakan diskusi panel mengenai serangan pada Israel bersama Meron Mendel, perwakilan komunitas Yahudi di Jerman. Selain itu, juga akan ada diskusi bersama Lizzie Doron, penulis yang tinggal di Tel Aviv dan Berlin, mengenai kondisi terkini yang terjadi di Israel," tulis akun resmi Frankfurter Buchmesse (@buchmesse).

FBF pada tahun ini berlangsung dari 18-22 Oktober 2023.  Pada hari pertama, FBF berkolaborasi dengan PEN Berlin juga akan menyelenggarakan acara bertajuk Out of Concern for Israel, yang mengambil tempat di Frankfurt Pavilion. Juergen  mengatakan akan mengadakan acara-acara tambahan sebelum FBF dimulai yang bertujuan secara penuh menyatakan solidaritas terhadap Israel.

Selain itu, FBF juga membatalkan secara sepihak penghargaan LiBeraturpreis yang sebelumnya akan diberikan kepada sastrawan Palestina, Adania Shibli.

Dukungan FBF ini pun sontak dikecam oleh sejumlah negara, termasuk Indonesia. Sejumlah pihak baik itu institusi perbukuan, penerbit, hingga penulis di Tanah Air yang merasa kecewa terhadap sikap FBF yang didaulat sebagai pameran buku tertua di dunia itu. Sebagian besar dari mereka menilai seharusnya ranah perbukuan bisa lebih netral terhadap situasi peperangan Hamas dan Israel.
 
 

Indonesia Menarik Diri dari FBF

Menanggapi pernyataan sikap FBF, Indonesia melalui Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) menarik diri dari keikutsertaannya dalam pameran perdagangan buku internasional terbesar di dunia itu.  "Ikapi yang semula diundang pada pembukaan FBF juga tidak akan hadir. Sejumlah acara di antaranya talkshow tentang perbukuan Indonesia yang direncanakan diselenggarakan juga ditiadakan," kata Ketua Umum Ikapi Arys Hilman dalam pernyataan resminya.

Menurut Arys, sikap FBF yang hanya memihak dan memberi panggung kepada Israel telah merusak cita-cita dialog dan upaya untuk membangun rasa solidaritas. Berpihak dengan Israel sambil melupakan penderitaan rakyat Palestina, katanya, sama seperti membaca satu buku saja agar mengerti seluruh dunia.

Di samping itu, Ikapi juga menilai memperluas panggung Israel di pameran buku, saat bersamaan membatalkan penghargaan untuk para penulis Palestina. Hal tersebut menurut mereka mencerminkan perpanjangan penyelesaian konflik secara ilegal Israel di tanah Palestina.

"Ikapi menolak sikap Pameran Buku Frankfurt untuk mendukung dan memberikan panggung yang lebih luas kepada Israel pada pameran tahun ini, tapi menolak hak rakyat Palestina untuk kemerdekaan," katanya.


Kecaman dari Para Penulis Indonesia

Tak hanya Ikapi, para penulis Indonesia juga menyatakan sikap tegasnya mengecam dukungan FBF terhadap Yahudi dan Israel, yang juga membatalkan secara sepihak penghargaan LiBeraturpreis untuk sastrawan Palestina, Adania Shibli.

Melalui unggahan di akun Instagramnya, Novelis Intan Paramadhita menyatakan bahwa dia mendukung Adania Shibli serta kemerdekaan rakyat Palestina. Menurutnya, Shibli adalah penulis sekaligus aktivis dengan karya-karya bukunya yang menggugah bagi masyarakat dunia.

"Adania Shibli juga terlibat dalam karya aktivis budaya untuk menghubungkan suara-suara dari Global South, termasuk mendukung kelompok dekolonial feminis Sekolah Pemikiran Perempuan @pemikiranperempuan. Bagi saya, dia mewujudkan visi untuk solidaritas feminis antarnasional/ Global South," tulis Intan.

Penulis lain yang juga menyatakan dukungan serupa ialah Laksmi Pamuntjak. Dalam akun media sosial pribadinya, Laksmi menyatakan bahwa dirinya mendukung pengunduran diri delegasi Indonesia dari FBF 2023, termasuk mendukung teman-teman penulis seluruh dunia untuk menandatangani surat terbuka mengecam keputusan FBF.

Menurutnya, loyalitas tinggi sebuah pameran buku harusnya berpijak pada kemanusiaan. Namun yang terjadi sebaliknya. FBF dinilai tak lagi mewakili suara dunia, dimana semua berhak dan layak mendapatkan panggung untuk menyuarakan kebenaran mereka masing-masing.

"Sebagai pameran buku terbesar di dunia, FBF bahkan berada dalam posisi yang baik untuk mencoba mempersatukan mereka dalam sebuah dialog yang konstruktif, dan yang punya potensi memulihkan. Seperti kata seorang teman, “buku seharusnya menyatukan, bukan memecah belah," tulisnya.

Selain Intan Paramaditha dan Laksmi Pamuntjak, penulis lain yang juga menyatakan sikap serupa ialah Okky Madasari dan Eka Kurniawan. Termasuk, baru-baru ini, lebih dari 350 penulis di seluruh dunia menandatanagi surat terbuka yang mengkritik penyelenggaraan FBF 2023. Mereka menuntut FBF agar menciptakan ruang yang aman dan inklusif bagi seluruh negara, termasuk Palestina. 
 
 

Pernyataan Sikap Penerbit Indonesia & Dunia

Kecaman serupa juga datang dari kalangan penerbit. Marjin Kiri, salah satu penerbit independen di Indonesia melalui akun media sosial mereka mengutuk keputusan FBF yang membatalkan upacara penghargaan Adania Shibli. Termasuk, menuntut agar suara-suara dari Palestina diberikan ruang dan rasa hormat yang sama, seperti suara-suara lain di pameran itu.

Sikap tegas Marjin Kiri itu merupakan bagian dari petisi yang dibuat oleh International Alliance of Independent Publishers. Selain mereka, sejumlah penerbit indie dari berbagai negara juga menyatakan dukungan serupa, seperti Bandeirola dari Brasil, Med Ali (Tunisia), Vermelho Marinho (Brasil), Forough Verlag (Jerman), La Fabrique (Prancis), dan Modjaji Books (Afrika Selatan).

Baca juga: Jumlah Penerbit Independen Makin Subur, Apa Faktornya?

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Game Troublemaker: Beyond Dream Bisa Wishlist di Steam Meski Baru Akan Rilis 2025

BERIKUTNYA

Jangan Digunakan Berulang, Ini 7 Alat Kesehatan Sekali Pakai

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: