Masyarakat meletakkan bunga untuk mengenang korban di Pintu Keluar 1 Stasiun Itaewon, Distrik Yongsan-gu, Seoul. (Sumber foto: flickr/KOCIS/Jeon Han)

Film Dokumenter Crush Tayang di Paramount+, Kisah Kelam Tragedi Halloween 2022 Itaewon

17 October 2023   |   09:37 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Pesta Halloween yang chaos dan merenggut nyawa ratusan orang di Itaewon menjadi sejarah kelam bagi Korea Selatan. Peristiwa yang terjadi pada 29 Oktober 2022 itu menewaskan sebanyak 159 orang dan membuat 196 lainnya luka-luka. Kini, tragedi itu akan hadir dalam bentuk film dokumenter berjudul Crush: Overcrowded Overwhelmed.

Film yang digarap oleh layanan streaming Paramount+ itu akan menjadi dokumenter dua bagian yang berfokus pada tragedi malam Halloween di Itaewon pada tahun lalu. Kala itu, lingkungan Itaewon di pusat kota Seoul yang terkenal dengan perayaan Halloween selama liburan akhir pekan, berubah dengan tragedi ratusan orang terjebak di gang sempit hingga merenggut nyawa ratusan orang.

Baca juga: Astaga, Tragedi Pesta Halloween Itaewon Renggut 149 Korban Jiwa

"Film dokumenter ini berpusat pada kisah menggelitik tentang apa yang terjadi ketika malam perayaan Halloween berubah menjadi mimpi buruk," kata agensi film tersebut dikutip dari Korea JoongAng Daily.

Crush: Overcrowded Overwhelmed digarap oleh dua sutradara Amerika yakni Jeff Zimbalist dan Stu Schreiberg. Zimbalist adalah sutradara peraih Emmy Awards yang paling dikenal karena film-film panjangnya seperti Favela RisingThe Two EscobarsYoungstown BoysBollywood; The Greatest Love Story Ever Told, dan The Scribe of Urabá.

Film dokumenter itu akan menampilkan sejumlah kesaksian dan cerita dari para saksi kejadian tragedi Halloween di Itaewon. Mulai dari seorang pelajar AS yang tinggal di Korea, dua tentara AS yang sedang tidak bertugas, hingga seorang eksekutif mode dan ilustrator Korea yang terjebak dalam kerumunan massa dan akhirnya selamat tapi tubuhnya menjadi lumpuh sebagian.

Selain itu, Crush: Overcrowded Overwhelmed juga akan menyorot kisah perjuangan keluarga korban tragedi Itaewon yang menuntut penyelidikan menyeluruh atas kejadian malam itu termasuk tanggapan pemerintah setelahnya. Adapun, film ini dijadwalkan mulai tayang pada hari ini, Selasa (17/10/2023).
 

Poster film Crush: Overcrowded Overwhelmed. (Sumber gambar: Paramount+)

Poster film Crush: Overcrowded Overwhelmed. (Sumber gambar: Paramount+)

Tragedi Halloween di Itaewon terjadi pada 29 Oktober 2022. Kala itu, sekitar 100.000 orang yang didominasi kalangan remaja dan berusia dua puluhan, menghadiri pesta perayaan Halloween yang memang rutin digelar di pusat kota tersebut. Perayaan itu menjadi gelaran pertama kalinya dimana pengunjung tidak dibatasi termasuk bebas syarat menggunakan masker sejak pandemi Covid-19.

Sebelumnya, pihak berwenang bahkan mengancam kepada pra pengunjung pesta pada tahun 2021 dengan hukuman berat jika mereka melanggar aturan pembatasan jarak sosial Covid-19. Ketika pembatasan pertemuan sosial selama pandemi dicabut, mereka pun dapat berkunjung dengan bebas.

Para saksi kemudian melaporkan bahwa jalanan di sekitaran Itaewon mulai dipenuhi orang sejak pukul 19.00 waktu setempat. Beberapa media lokal melaporkan bahwa Seoul sebenarnya memiliki sistem prediksi jumlah pengunjung secara real-time berdasarkan data ponsel. Namun, saat itu, sistem itu tidak diaktifkan pada malam terjadinya peristiwa tersebut.

Akhirnya, kerumunan massa yang melebihi kapasitas pun tak terbendung lagi. Orang-orang mulai saling mendorong hingga terjatuh. Bahkan, hingga sekitar pukul 22.00 waktu setempat, ratusan orang saling bertumpuk satu sama lain dalam lima hingga enam lapisan. Mereka terjebak dan mulai kehabisan napas. 

Meski petugas kepolisian dan bantuan medis mulai berdatangan, sebagian orang yang berada disana tidak menyadari bahwa sedang terjadi bencana. Bahkan, setelah lokasi Itaewon ditutup oleh polisi, beberapa bar di sekitar masih tetap beroperasi. Dalam sebuah video yang beredar, memperlihatkan beberapa orang menari menghalangi jalur ambulans yang akhirnya mendapat kecaman luas dari publik.

Tragedi itu terjadi juga dinilai lantaran kurangnya jumlah pertugas keamanan yang berada di lokasi yang kala itu hanya sebanyak 137 petugas. Sebagai perbandingan, 6.500 petugas ditugaskan untuk memantau protes sekitar 25.000 orang di tempat lain di Seoul pada malam itu, dan 1.300 petugas diterjunkan untuk konser BTS yang dihadiri 55.000 orang pada awal bulan Oktober 2022.

Kabarnya, empat hari sebelum bencana, kantor polisi Itaewon telah meminta bantuan untuk antisipasi adanya kerumunan massa. Di sisi lain, pemberitahuan polisi lainnya dua hari sebelum kejadian tidak mengaitkan jumlah massa dengan bahaya. Pemerintah justru memperingatkan kepada kepolisian tentang kejahatan seks, pencurian, kemacetan lalu lintas, serta penyalahgunaan narkoba dan alkohol.

Akhirnya, pada Januari 2023, Badan Kepolisian Nasional Korea (KNPA) yang melakukan penyelidikan atas tragedi tersebut menyatakan bahwa kurangnya tindakan pencegahan keselamatan dan kesalahan polisi lainnya berkontribusi terhadap tingginya jumlah korban.

Pada bulan yang sama, pemerintah Korea Selatan secara resmi melaporkan jumlah korban tewas tragedi Halloween di Itaewon sebanyak 159 orang, sementara 196 lainnya luka-luka. Angka ini termasuk kematian di kemudian hari setelah kejadian tersebut.

Hal itu membuat tragedi Itaewon menjadi bencana paling mematikan di Korea sejak tenggelamnya kapal MV Sewol pada 2004, dan peristiwa korban massal terbesar di Seoul sejak runtuhnya Sampoong Department Store pada 1995. Termasuk, menjadi aksi massa yang paling mematikan di negara tersebut melampaui insiden 1959 di Stadion Kota Busan yang membuat 67 orang tewas.

Sementara orang-orang yang ada di lokasi kejadian, banyak yang mengalami trauma mendalam. Banyak penyintas yang menderita gangguan stres pascatrauma (PTSD). Data dari pusat kesejahteraan kesehatan mental setempat per 13 Desember 2022 menyebutkan bahwa Pusat Bencana dan Trauma Nasional di Korea telah menangani lebih dari 1.300 kasus korban selamat dan penyintas korban bencana.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Koleksi Rose and Beyond Karya Desainer Ayu Dyah Andari Representasikan Mawar Sebagai Wanita

BERIKUTNYA

Transformasi Digital Bikin Ritel Tradisional Naik Kelas, Begini Keuntungannya

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: