Mengenal 4 Bidang Keilmuan di Pusat Peradaban Pendidikan Masa Lampau Candi Muarojambi
25 September 2023 |
18:12 WIB
Sejarah telah menjadi bagian dari daya tarik wisata yang unik dan digandrungi dari beragam kalangan usia. Wisata sejarah menawarkan sensasi menarik balik ruang ke peradaban masa lalu dengan mengenali sisa-sisa peninggalan situs yang ada. Tentu saja, wisata sejarah ini akrab dengan cagar budaya seperti candi.
Misalnya, candi yang membentang di sebagian wilayah Sumatera Barat, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jambi, dan Riau. Salah satu dari kompleks candi terbesar, Candi Muarojambi yang terletak di dekat Sungai Batanghari, Provinsi Jambi pun pernah menjadi saksi bisu masa kejayaan kerajaan terbesar kala itu yakni Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu Kuno.
Baca juga: Melihat Masa Lalu Kerajaan Melayu Kuno di Candi Kedaton Muaro Jambi
Kompleks Candi Muarojambi dinobatkan sebagai area candi Hindu-Buddha paling luas di Asia Tenggara yang membentang sekitar 7,5 km dari timur ke barat. Bahkan, candi ini memiliki luas 8 kali lebih besar daripada Candi Borobudur.
Menarik balik kesuksesan kerajaan termahsyur di tanah Sumatera, ternyata Candi Muarojambi pernah menjadi titik belajar dunia selama kurang lebih 500 tahun sejak abad ke-7 hingga abad ke-12. Kini, hampir 11.000 situs cagar budaya telah ditemukan dalam area komples tersebut. Beberapa candi besar yang menjadi daya tarik khusus adalah Candi Tinggi, Candi Gumping, dan yang terpopuler adalah Candi Kedaton.
Pertama, ilmu pengobatan. Candi Kedaton yang tampak megah dan luas itu kini masih banyak ditumbuhi tanaman endemik. Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah V Provinsi Jambi dan Bangka Belitung Agus Widiatmoko mengatakan bahwa area Candi Kedaton menjadi rumah bagi sejumlah tanaman obat dan endemik. Itu menjadi penanda jika pelajar di kala itu banyak menilik tanaman untuk khasiat pengobatan.
Kedua, ilmu kesusastraan juga menjadi bidang keilmuan yang populer di masa pembelajaran kala itu. Bahkan, bahasa Sansekerta telah dikenal dan banyak menarik pelajar di seluruh dunia mendatangi Candi Muarojambi. "Mereka memiliki tujuan untuk mempelajari bahasa Sansekerta yang banyak menjadi bahasa ibadah bagi ajaran Buddha dan Hindu," kata Agus.
Ketiga, ilmu arsitektur. Berkumpulnya pelajar dari penjuru dunia untuk mempelajari ilmu arsitektur juga tampak jelas dalam wisata sejarah ini. Saat memasuki area Candi Kedaton, pengunjung akan disambut dengan tumpukan batu bata yang tersusun menjadi sebuah bangunan.
Bangunan ini menyebar di segala sisi kompleks dengan luas ribuan hektar tersebut. Pengunjung dapat melihat kekokohan arsitektur berusia satu milenium yang didalami orang terdahulu meski hanya dibangun dengan tumpukan batu saja.
Kompleks sejarah yang terletak di tepi Sungai Batanghari ini memang sarat dengan bangunan batu bata merah yang berbeda dengan jenis batu penyusun candi di sebagian besar wilayah Indonesia. Selain itu, corak-corak khas peninggalan sejarah Buddha juga menyebar di kawasan ini. Sebab, Candi Muarojambi memang lebih dikenal sebagai pusat peninggalan agama Buddha, meski memiliki corak dari Hindu juga.
Terakhir, Candi Muarojambi juga pernah menjadi pusat bagi pembelajaran ilmu filsafat. Di Candi Kedaton, bukti peradaban pendidikan tersaji nyata melalui situs-situs serupa mimbar yang berhadapan. Di antara situs, terdapat lapangan besar yang memisah antara satu situs dengan lainnya. Agus mengatakan, lapangan ini menjadi tanda belajar yang dilakukan pelajar ilmu filsafat pada masanya.
“Di Candi Kedaton ini, lapangan besar ini dulu digunakan oleh mereka untuk berlatih debat,” ujarnya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Misalnya, candi yang membentang di sebagian wilayah Sumatera Barat, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jambi, dan Riau. Salah satu dari kompleks candi terbesar, Candi Muarojambi yang terletak di dekat Sungai Batanghari, Provinsi Jambi pun pernah menjadi saksi bisu masa kejayaan kerajaan terbesar kala itu yakni Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu Kuno.
Baca juga: Melihat Masa Lalu Kerajaan Melayu Kuno di Candi Kedaton Muaro Jambi
Kompleks Candi Muarojambi dinobatkan sebagai area candi Hindu-Buddha paling luas di Asia Tenggara yang membentang sekitar 7,5 km dari timur ke barat. Bahkan, candi ini memiliki luas 8 kali lebih besar daripada Candi Borobudur.
Menarik balik kesuksesan kerajaan termahsyur di tanah Sumatera, ternyata Candi Muarojambi pernah menjadi titik belajar dunia selama kurang lebih 500 tahun sejak abad ke-7 hingga abad ke-12. Kini, hampir 11.000 situs cagar budaya telah ditemukan dalam area komples tersebut. Beberapa candi besar yang menjadi daya tarik khusus adalah Candi Tinggi, Candi Gumping, dan yang terpopuler adalah Candi Kedaton.
4 Bidang Keilmuan Pusat Pendidikan Muarojambi Pada Masanya
Candi Kedaton, Muarojambi (Sumber gambar: Indah Permata Hati/Hypeabis.id)
Pertama, ilmu pengobatan. Candi Kedaton yang tampak megah dan luas itu kini masih banyak ditumbuhi tanaman endemik. Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah V Provinsi Jambi dan Bangka Belitung Agus Widiatmoko mengatakan bahwa area Candi Kedaton menjadi rumah bagi sejumlah tanaman obat dan endemik. Itu menjadi penanda jika pelajar di kala itu banyak menilik tanaman untuk khasiat pengobatan.
Kedua, ilmu kesusastraan juga menjadi bidang keilmuan yang populer di masa pembelajaran kala itu. Bahkan, bahasa Sansekerta telah dikenal dan banyak menarik pelajar di seluruh dunia mendatangi Candi Muarojambi. "Mereka memiliki tujuan untuk mempelajari bahasa Sansekerta yang banyak menjadi bahasa ibadah bagi ajaran Buddha dan Hindu," kata Agus.
Ketiga, ilmu arsitektur. Berkumpulnya pelajar dari penjuru dunia untuk mempelajari ilmu arsitektur juga tampak jelas dalam wisata sejarah ini. Saat memasuki area Candi Kedaton, pengunjung akan disambut dengan tumpukan batu bata yang tersusun menjadi sebuah bangunan.
Bangunan ini menyebar di segala sisi kompleks dengan luas ribuan hektar tersebut. Pengunjung dapat melihat kekokohan arsitektur berusia satu milenium yang didalami orang terdahulu meski hanya dibangun dengan tumpukan batu saja.
Kompleks sejarah yang terletak di tepi Sungai Batanghari ini memang sarat dengan bangunan batu bata merah yang berbeda dengan jenis batu penyusun candi di sebagian besar wilayah Indonesia. Selain itu, corak-corak khas peninggalan sejarah Buddha juga menyebar di kawasan ini. Sebab, Candi Muarojambi memang lebih dikenal sebagai pusat peninggalan agama Buddha, meski memiliki corak dari Hindu juga.
Terakhir, Candi Muarojambi juga pernah menjadi pusat bagi pembelajaran ilmu filsafat. Di Candi Kedaton, bukti peradaban pendidikan tersaji nyata melalui situs-situs serupa mimbar yang berhadapan. Di antara situs, terdapat lapangan besar yang memisah antara satu situs dengan lainnya. Agus mengatakan, lapangan ini menjadi tanda belajar yang dilakukan pelajar ilmu filsafat pada masanya.
“Di Candi Kedaton ini, lapangan besar ini dulu digunakan oleh mereka untuk berlatih debat,” ujarnya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.