7 Jenis Material Atap Rumah yang Aman & Kokoh
25 September 2023 |
13:34 WIB
Bahaya penggunaan asbes untuk atap rumah belakangan menjadi topik perbincangan warganet di media sosial. Pasalnya, paparan asbes yang berlangsung dalam jangka waktu lama bisa menimbulkan sejumlah ancaman kesehatan fatal seperti asbestosis, kanker paru-paru, hingga mesothelioma.
Asbes atau asbestos sejak lama termasuk dalam daftar Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dalam peraturan di Indonesia. Sebagai bahan B3, asbes termasuk dalam kategori A1 atau terbukti karsinogen untuk manusia. Asbes juga memiliki serat-serat kecil yang bisa terhirup dan bersemayam dalam paru-paru manusia.
Baca juga: Paparan Asbes Bisa Membahayakan Kesehatan, Simak Risiko Penyakitnya
Seiring dengan waktu, serat asbes yang terakumulasi dapat menyebabkan peradangan yang dapat mempengaruhi pernapasan dan menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Risiko penyakit tersebut akan berkembang seiring dengan lamanya seseorang terpapar asbes.
Sejumlah negara Uni Eropa dan Australia telah tegas melarang penggunaan asbes. Akan tetapi, di negara-negara berkembang seperti India, China, Indonesia, Thailand dan Vietnam, asbes masih digunakan lantaran harganya yang murah. Di Indonesia, masih kerap dijumpai rumah atau bangunan yang menggunakan asbes sebagai material atap.
Padahal, ada sejumlah material atap rumah yang lebih aman dan sesuai dengan iklim di Indonesia yang bisa menjadi pilihan. Menjadi bagian penting dalam struktur bangun rumah, atap berfungsi untuk melindungi ruangan dari teriknya sinar matahari dan perubahan cuaca, serta menghambat pergerakan angin yang membawa debu dan kotoran masuk ke dalam rumah.
Berikut adalah 7 jenis material atap rumah yang aman, kuat, dan kokoh yang telah dirangkum Hypeabis.id dari berbagai sumber.
Material atap rumah yang satu ini paling banyak digunakan untuk hunian masyarakat Indonesia baik di kawasan perkotaan maupun pedesaan. Atap yang terbuat dari tanah liat ini memiliki beberapa kelebihan yakni harganya yang relatif murah, kuat terhadap cuaca, memberikan kesejukan, aman dari serangan hama serta tetap kuat meski diinjak.
Namun, penggunaan genteng tanah liat juga mempunyai beberapa kelemahan yaitu mudah berlumut dan warnanya mudah pudar, rawan terhadap kebocoran, serta ukurannya yang kecil.
Tak jarang mereka yang sebelumnya menggunakan asbes beralih pada spandek. Atap ini terbuat dari campuran bahan aluminium, silikon dan seng. Dengan kombinasi campuran material ini, atap spandek dinilai cukup kokoh, awet, ringan dan mudah dibentuk.
Selain itu, atap spandek juga tidak mudah pecah seperti atap genteng dan pastinya anti rayap. Termasuk, cukup mudah diinstalasi karena ukurannya yang sudah presisi, sehingga akan mempercepat waktu pengerjaannya. Namun, spandek tidak luput dari kekurangan yakni menimbulkan suara berisik ketika hujan dan menimbulkan hawa panas di dalam ruangan.
Namun, genteng keramik juga mempunyai kekurangan yaitu bobot yang berat, harganya relatif mahal, mudah rusak apabila terinjak, dan proses pemasangannya yang cukup rumit.
Atap yang terdiri dari susunan genteng berbahan baja atau logam anti karat ini memiliki keunggulan dalam bobotnya yang cukup ringan. Selain itu, atap genteng metal dapat memantulkan cahaya ke tanah sehingga rumah terhindar dari rasa panas yang berlebihan, anti karat, anti pecah dan tahan terhadap api.
Atap genteng metal tergolong atap yang anti terhadap pengikisan secara kimia karena mengandung unsur seng, alumunium, dan lapisan antikarat. Atap ini juga bisa meredam suara bising karena hujan deras, serta tidak mudah terbakar karena tidak menghantarkan api.
Namun, kalian juga perlu memperhatikan beberapa kekurangan dari atap genteng metal. Bahan ini rentan terhadap tekanan karena hanya mempunyai ketebalan 0,20 mm sampai 0,40 mm sehingga mudah rusak. Selain itu, atap metal ini juga mempunyai daya redam panas yang relatif rendah, sehingga kalian harus mencari alternatif dengan membuat ventilasi yang baik.
Bitumen adalah material atap yang terbuat dari aspal dan material lain seperti pasir batu, fiberglass, alga coating. Dengan bahan-bahan tersebut, bitumen memiliki beberapa kelebihan yang tidak bisa didapat di antara atap spandek dan asbes, diantaranya adalah permasalahan peredaman suhu dan suara.
Oleh karena itu, saat siang hari suhu panas akan diredam agar ruangan tetap sejuk, dan saat malam, suhu dingin diluar akan diredam untuk membuat ruangan tetap hangat. Untuk masalah suara, atap bitumen juga mampu meredamnya hingga 30 persen.
Saat ini mulai banyak digunakan atap berbahan dasar UPVC berbentuk lembaran bergelombang. Pengaplikasiannya yang mudah karena berbentuk lembaran, serta bersifat kuat, kokoh dan tidak mudah luntur menjadikannya semakin digemari sebagai atap rumah.
Atap ini juga mampu meredam suara karena terdapat rongga-rongga pada lembarannya, termasuk tidak mudah terbakar bila tersulut api, tahan terhadap karat dan tidak mudah rapuh. Namun, perlu diperhatikan juga pada bagian pertemuan antara atap dengan dinding yang biasanya terdapat celah sebagai jalan air turun sehingga terjadi kebocoran.
Atap jenis ini memiliki tingkat kekokohan yang tinggi, tahan terhadap cuaca dan pelapukan serta kebakaran. Jika kalian memutuskan memakai atap jenis ini, maka perlu memperhatikan pondasi rumah. Apabila pondasi rumah belum dibangun, sebaiknya buat pondasi cakar ayam agar dapat menyokong jenis atap yang satu ini.
Atap beton dibuat dari pengecoran campuran pasir, semen, kerikil dan air. Atap jenis ini juga kuat, tahan lama dan tampil minimalis. Namun, apabila kalian ingin menggunakan atap ini, harus mengeluarkan cukup banyak bujet karena proses pengerjaan atap ini relatif tergolong rumit.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Asbes atau asbestos sejak lama termasuk dalam daftar Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dalam peraturan di Indonesia. Sebagai bahan B3, asbes termasuk dalam kategori A1 atau terbukti karsinogen untuk manusia. Asbes juga memiliki serat-serat kecil yang bisa terhirup dan bersemayam dalam paru-paru manusia.
Baca juga: Paparan Asbes Bisa Membahayakan Kesehatan, Simak Risiko Penyakitnya
Seiring dengan waktu, serat asbes yang terakumulasi dapat menyebabkan peradangan yang dapat mempengaruhi pernapasan dan menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Risiko penyakit tersebut akan berkembang seiring dengan lamanya seseorang terpapar asbes.
Sejumlah negara Uni Eropa dan Australia telah tegas melarang penggunaan asbes. Akan tetapi, di negara-negara berkembang seperti India, China, Indonesia, Thailand dan Vietnam, asbes masih digunakan lantaran harganya yang murah. Di Indonesia, masih kerap dijumpai rumah atau bangunan yang menggunakan asbes sebagai material atap.
Padahal, ada sejumlah material atap rumah yang lebih aman dan sesuai dengan iklim di Indonesia yang bisa menjadi pilihan. Menjadi bagian penting dalam struktur bangun rumah, atap berfungsi untuk melindungi ruangan dari teriknya sinar matahari dan perubahan cuaca, serta menghambat pergerakan angin yang membawa debu dan kotoran masuk ke dalam rumah.
Berikut adalah 7 jenis material atap rumah yang aman, kuat, dan kokoh yang telah dirangkum Hypeabis.id dari berbagai sumber.
1. Genteng Tanah Liat
Material atap rumah yang satu ini paling banyak digunakan untuk hunian masyarakat Indonesia baik di kawasan perkotaan maupun pedesaan. Atap yang terbuat dari tanah liat ini memiliki beberapa kelebihan yakni harganya yang relatif murah, kuat terhadap cuaca, memberikan kesejukan, aman dari serangan hama serta tetap kuat meski diinjak.Namun, penggunaan genteng tanah liat juga mempunyai beberapa kelemahan yaitu mudah berlumut dan warnanya mudah pudar, rawan terhadap kebocoran, serta ukurannya yang kecil.
Ilustrasi atap tanah liat. (Sumber gambar: David Cashbaugh/Unsplash)
2. Atap Spandek
Tak jarang mereka yang sebelumnya menggunakan asbes beralih pada spandek. Atap ini terbuat dari campuran bahan aluminium, silikon dan seng. Dengan kombinasi campuran material ini, atap spandek dinilai cukup kokoh, awet, ringan dan mudah dibentuk. Selain itu, atap spandek juga tidak mudah pecah seperti atap genteng dan pastinya anti rayap. Termasuk, cukup mudah diinstalasi karena ukurannya yang sudah presisi, sehingga akan mempercepat waktu pengerjaannya. Namun, spandek tidak luput dari kekurangan yakni menimbulkan suara berisik ketika hujan dan menimbulkan hawa panas di dalam ruangan.
3. Genteng Keramik
Bahan utama dari genteng keramik ialah tanah liat yang diberi lapisan pewarna glatzur, sehingga atap akan tampak mengkilat. Keunggulan dari penggunaan atap satu ini adalah memiliki ketahanan yang tinggi terhadap segala cuaca, tahan terhadap api, tahan terhadap benturan keras, dan tahan terhadap angin.Namun, genteng keramik juga mempunyai kekurangan yaitu bobot yang berat, harganya relatif mahal, mudah rusak apabila terinjak, dan proses pemasangannya yang cukup rumit.
Ilustrasi atap genteng keramik. (Sumber gambar: Situs resmi Aquaproof)
4. Genteng Metal
Atap yang terdiri dari susunan genteng berbahan baja atau logam anti karat ini memiliki keunggulan dalam bobotnya yang cukup ringan. Selain itu, atap genteng metal dapat memantulkan cahaya ke tanah sehingga rumah terhindar dari rasa panas yang berlebihan, anti karat, anti pecah dan tahan terhadap api.Atap genteng metal tergolong atap yang anti terhadap pengikisan secara kimia karena mengandung unsur seng, alumunium, dan lapisan antikarat. Atap ini juga bisa meredam suara bising karena hujan deras, serta tidak mudah terbakar karena tidak menghantarkan api.
Namun, kalian juga perlu memperhatikan beberapa kekurangan dari atap genteng metal. Bahan ini rentan terhadap tekanan karena hanya mempunyai ketebalan 0,20 mm sampai 0,40 mm sehingga mudah rusak. Selain itu, atap metal ini juga mempunyai daya redam panas yang relatif rendah, sehingga kalian harus mencari alternatif dengan membuat ventilasi yang baik.
5. Atap Bitumen
Bitumen adalah material atap yang terbuat dari aspal dan material lain seperti pasir batu, fiberglass, alga coating. Dengan bahan-bahan tersebut, bitumen memiliki beberapa kelebihan yang tidak bisa didapat di antara atap spandek dan asbes, diantaranya adalah permasalahan peredaman suhu dan suara.Oleh karena itu, saat siang hari suhu panas akan diredam agar ruangan tetap sejuk, dan saat malam, suhu dingin diluar akan diredam untuk membuat ruangan tetap hangat. Untuk masalah suara, atap bitumen juga mampu meredamnya hingga 30 persen.
Ilustrasi atap UPVC. (Sumber gambar: Situs resmi Aquaproof)
6. Atap UPVC
Saat ini mulai banyak digunakan atap berbahan dasar UPVC berbentuk lembaran bergelombang. Pengaplikasiannya yang mudah karena berbentuk lembaran, serta bersifat kuat, kokoh dan tidak mudah luntur menjadikannya semakin digemari sebagai atap rumah.Atap ini juga mampu meredam suara karena terdapat rongga-rongga pada lembarannya, termasuk tidak mudah terbakar bila tersulut api, tahan terhadap karat dan tidak mudah rapuh. Namun, perlu diperhatikan juga pada bagian pertemuan antara atap dengan dinding yang biasanya terdapat celah sebagai jalan air turun sehingga terjadi kebocoran.
7. Atap Beton
Atap jenis ini memiliki tingkat kekokohan yang tinggi, tahan terhadap cuaca dan pelapukan serta kebakaran. Jika kalian memutuskan memakai atap jenis ini, maka perlu memperhatikan pondasi rumah. Apabila pondasi rumah belum dibangun, sebaiknya buat pondasi cakar ayam agar dapat menyokong jenis atap yang satu ini.Atap beton dibuat dari pengecoran campuran pasir, semen, kerikil dan air. Atap jenis ini juga kuat, tahan lama dan tampil minimalis. Namun, apabila kalian ingin menggunakan atap ini, harus mengeluarkan cukup banyak bujet karena proses pengerjaan atap ini relatif tergolong rumit.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.