Ilustrasi atap rumah. (Sumber gambar: Unsplash/Ryunosuka Kikuno)

Paparan Asbes Bisa Membahayakan Kesehatan, Simak Risiko Penyakitnya

21 September 2023   |   18:00 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Asbes masih banyak digunakan di rumah-rumah ataupun bangunan di Indonesia. Padahal, penggunaan asbes telah dilarang di banyak negara karena bisa mengancam kesehatan manusia. Makin lama seseorang terkena paparan asbes, kian tinggi pula kemungkinan untuk menghirup serat asbes yang berbahaya bagi kesehatan.

Jika sampai terhirup, serat asbes dapat menyebabkan kerusakan secara bertahap pada paru-paru dan menimbulkan penyakit asbestosis. Bahkan, dalam beberapa kasus, asbestosis dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa, seperti kanker paru-paru atau gagal jantung.

Baca juga: Penggunaan Asbes untuk Atap Rumah Ancam Kesehatan, Perlu Regulasi Khusus

Melansir dari Cancer Council, asbes adalah nama yang digunakan untuk sekelompok mineral alami yang memiliki sifat tahan terhadap panas, api, dan bahan kimia serta tidak menghantarkan listrik. Atas alasan inilah, asbes telah digunakan secara luas dalam produk-produk bangunan salah satunya atap.

Asbes atau asbestos sejak lama termasuk dalam daftar Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dalam peraturan di Indonesia. Sebagai bahan B3, asbes termasuk dalam kategori A1 atau terbukti karsinogen untuk manusia. 

Di samping itu, asbes juga terdiri dari serat-serat kecil yang mudah terhirup sehingga dapat bersemayam di paru-paru manusia. Serat asbes terlepas ke udara ketika orang menangani bahan yang mengandung asbes dengan prosedur keselamatan yang buruk.

Serat asbes sendiri memiliki ukuran sekitar 50 hingga 200 kali lebih tipis dari rambut manusia, tidak terlihat dan mudah terhirup. Ketika serat asbes terhirup, serat tersebut mungkin terperangkap di paru-paru dan menetap di sana untuk waktu yang lama.

Seiring dengan waktu, serat asbes yang terakumulasi dapat menyebabkan peradangan yang dapat mempengaruhi pernapasan dan menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Paparan serat asbes ini dapat meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru, ovarium dan laring, serta mesothelioma atau kanker pada lapisan paru-paru. Risiko penyakit tersebut akan berkembang seiring dengan lamanya seseorang terpapar asbes.

Risiko penyakit kanket akibat asbes pun bervariasi dan tergantung pada beberapa hal yakni lamanya waktu terpapar serat asbes di udara, jumlah serat asbes di udara yang dihirup, frekuensi paparan serat asbes, waktu sejak paparan terjadi, usia di mana paparan terjadi, serta jenis dan ukuran serat asbes.

Paparan terberat saat ini cenderung terjadi di industri konstruksi dan perbaikan kapal, khususnya selama pemindahan material yang mengandung asbes karena renovasi, perbaikan, atau pembongkaran. Pekerja juga dapat terpapar selama pembuatan produk yang mengandung asbes, seperti produk bangunan.
 

Ilustrasi ata

Ilustrasi atap rumah. (Sumber gambar:  Unsplash/Simone Hutsch)

Beberapa Penyakit Akibat Asbes
Sejumlah risiko penyakit yang diakibatkan oleh serat asbes tidak akan langsung menyerang seseorang. Penyakit ini seringkali membutuhkan waktu yang lama untuk berkembang. Namun, setelah didiagnosis, seringkali sudah dalam kondisi yang kritis sehingga sulit untuk ditindaklanjuti atau disembuhkan.

Penyakit terkait asbes termasuk pleura, asbestosis, kanker paru-paru dan mesothelioma ganas, yang dapat berkembang 20-50 tahun setelah serat asbes terhirup. Tidak ada obat untuk mesothelioma dan waktu bertahan hidup setelah diagnosis bisa hanya 10-12 bulan.

Sebuah penelitian dari University of Sydney- School of Public Health menyampaikan bahwa penyakit terkait asbes telah merenggut nyawa 4.000 orang setiap tahunnya di Australia. Dari jumlah tersebut, kanker paru-paru menjadi penyebab utama dengan lebih dari 3.000 kematian. Disusul dengan mesothelioma lebih dari 700 kematian dan kanker ovarium sebanyak 140 kematian.

Berikut adalah sejumlah penyakit fatal dan serius yang bisa ditimbulkan dari paparan asbes dalam jangka waktu yang lama dirangkum dari laman Health and Safety Executive dan Oregon State University.

1. Mesothelioma
Mesothelioma adalah kanker yang menyerang lapisan paru-paru (pleura) dan lapisan yang mengelilingi saluran pencernaan bagian bawah (peritoneum). Hal ini hampir secara eksklusif berkaitan dengan paparan asbes dan pada saat didiagnosis, penyakit ini hampir selalu berakibat fatal.

Sekitar 2 persen dari semua penambang dan pekerja tekstil yang bekerja dengan asbes, dan 10 persen dari semua pekerja yang terlibat dalam pembuatan masker gas yang mengandung asbes, umumnya mengidap mesothelioma.

Orang yang bekerja di tambang asbes, pabrik dan pabrik asbes, dan galangan kapal yang menggunakan asbes, serta orang yang memproduksi dan memasang isolasi asbes, memiliki risiko lebih tinggi terkena mesothelioma. Begitu juga orang-orang yang tinggal dengan pekerja asbes, dekat daerah penambangan asbes, dekat pabrik produk asbes atau galangan kapal, di mana penggunaan asbes telah menghasilkan serat asbes udara dalam jumlah besar.

2. Kanker Paru-Paru
Kanker paru-paru yang berhubungan dengan asbes sama dengan kanker paru-paru yang disebabkan oleh merokok dan penyebab lainnya. Kanker paru-paru menjadi penyebab kematian terbesar terkait dengan paparan asbes. Insiden kondisi kanker paru-paru biasanya terjadi pada orang yang secara langsung terlibat dalam penambangan, penggilingan, pembuatan dan penggunaan asbes dan produk-produknya jauh lebih tinggi ketimbang kondisi umum. 

Batuk, perubahan pernapasan, sesak napas, nyeri dada persisten, suara serak, dan anemia adalah gejala kanker paru-paru akibat paparan asbes. Orang-orang yang telah terpapar asbes dan juga terkena beberapa karsinogen lain, seperti asap rokok memiliki risiko lebih besar terkena kanker paru-paru daripada orang-orang yang hanya terpapar asbes. 

Menurut data kesehatan yang dipublikasikan oleh Oregon State University disebutkan pekerja asbes yang merokok bisa 90 kali lebih mungkin mengembangkan kanker paru-paru daripada orang yang tidak merokok dan tidak terpapar asbes.

3. Asbestosis
Asbestosis adalah penyakit pernapasan serius, kronis, non-kanker. Serat asbes yang terhirup dapat memperburuk jaringan paru-paru yang memicu luka. Gejala asbestosis termasuk sesak napas dan bunyi kering berderak di paru-paru saat menghirup. Pada stadium lanjut, penyakit ini dapat mengakibatkan gagal jantung.

Tidak ada pengobatan yang efektif untuk asbestosis. Penyakit ini biasanya melumpuhkan atau berakibat fatal. Mereka yang sedang merenovasi atau menghancurkan bangunan yang mengandung asbes sangat mungkin menghadapi risiko signifikan dari kondisi ini, tergantung pada sifat paparan dan tindakan pencegahan yang diambil

4. Penebalan Pleura
Penebalan pleura umumnya merupakan masalah yang terjadi setelah paparan asbes dalam jumlah besar. Lapisan paru-paru (pleura) menjadi menebal dan membengkak. Jika hal ini semakin parah, paru-paru bisa terjepit dan dapat menyebabkan sesak napas serta rasa tidak nyaman di dada.

Baca juga: Deteksi Dini Jadi Kunci Pencegahan Kematian Akibat Kanker Paru di Usia Muda


Editor: Indyah Sutriningrum

SEBELUMNYA

Ini Lima Jenis Perawatan Kulit yang Cocok bagi Pria

BERIKUTNYA

Selamat Jalan Pak Soebronto Laras. . . .

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: