Jakarta Architecture Festival 2023 Digelar, Jadi Ruang Diskusi untuk Masa Depan Jakarta
10 September 2023 |
10:14 WIB
1
Like
Like
Like
Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) menggelar acara Jakarta Architecture Festival (JAF) 2023. Diselenggarakan pada 9-30 September 2023, festival arsitektur ini merupakan sebuah perayaan perubahan status baru Jakarta seiring telah diumumkannya pemindahan ibu kota negara ke Ibu Kota Nusantara (IKN).
Jakarta memiliki sejarah panjang sebagai sebuah kota global yang terus berkembang dan telah mengalami banyak perkembangan dalam beberapa abad ini, berevolusi serta berusaha untuk terus menjawab setiap tantangan serta permasalahan yang dihadapi.
Ketua IAI Jakarta Doti Windajani mengatakan pasca ditetapkannya Nusantara sebagai Ibu Kota Negara Republik Indonesia, Jakarta menghadapi tantangan keseimbangan ekologi, ruang berkeadilan dan wadah ekonomi regeneratif.
Baca juga: Konsep Desain Sustainability dan Inklusif Bakal Jadi Tren Arsitektur 2024
Dia menambahkan perubahan tidak dapat dihindari dan tidak bisa dilakukan oleh satu orang saja. Sebab, sebuah kota adalah hasil usaha kumulatif dari warganya. Menerima peralihan ini dan secara aktif berpartisipasi dalam membentuk masa depan Jakarta menjadi penting untuk memastikan visi masa depan yang lebih baik.
Oleh karena itu, katanya, perlu untuk terus menggali potensi Jakarta mengembangkan karya terbaik, untuk era baru masyarakat dan Jakarta menjadi kota global masa depan yang sustainable atau ramah lingkungan.
"Kolaborasi antara seluruh pemangku kepentingan kota adalah kunci untuk membentuk kembali kota kita demi masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan menjadi kota global yang layak huni," katanya.
Selama penyelenggaraannya, Jakarta Architecture Festival 2023 sendiri akan terdiri dari beragam rangkaian kegiatan seperti konferensi, diskusi, eksibisi, instalasi publik, pemutaran film kebudayaan, program penjelajahan kota, gathering, serta perlombaan sketsa beragam bangunan warisan Jakarta.
Sejumlah pembicara yang terdiri dari para ahli di bidang arsitektur baik nasional maupun internasional akan turut menyampaikan pandangannya akan beragam isu di Jakarta pada festival ini, seperti Sofian Sibarani, Achmad Tardiana, Monique Suksmaningsih (Singapura), Yori Antar, Andreas Michelsen (Denmark), Rita Padawangi, dan Anton Siura (Singapura).
Adapun, acara lain yang bisa dinikmati pengunjung yakni pameran arsitektur yang digelar pada 22-26 September 2023 di Space8 Ashta Lantai UG, serta instalasi publik yang digelar pada 15-30 September 2023 di Museum Bahari, Museum Seni Rupa & Keramik, Sarinah, Gelora Bung Karno, dan Velodrome.
Instalasi publik bertujuan untuk memikat dan melibatkan penonton, memicu percakapan dan mendorong peserta untuk merefleksikan lanskap perkotaan dan peran mereka di dalamnya. Tujuannya adalah untuk menciptakan pengalaman berkesan yang menantang persepsi konvensional, meningkatkan kreativitas, dan menumbuhkan rasa kebersamaan dan koneksi.
Sementara pameran-pameran yang dibuat mengundang peserta untuk mempelajari esensi lanskap arsitektur Jakarta, merenungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan yang potensial.
Melalui tampilan yang dipilih dengan cermat, instalasi interaktif, dan narasi yang menarik, pameran ini memicu percakapan dan mendorong para pemangku kepentingan untuk secara aktif berkontribusi dengan ide-ide dan aspirasi mereka untuk menciptakan Jakarta yang berkelanjutan, inklusif, dan berkembang.
Doti menambahkan Jakarta Architecture Festival (JAF) menjadi sebuah bukti ketangguhan serta kemampuan beradaptasi akan setiap perubahan yang terjadi di kota yang dinamis, Jakarta. Sebuah perayaan yang melibatkan semua stakeholder Jakarta demi terwujudnya visi Jakarta masa depan sebagai kota global lebih baik bagi semua.
"Festival ini semoga menjadi sebuah momentum bagi kita untuk berkolaborasi serta merayakan perjalanan transformasi yang terus berjalan," imbuhnya.
Festival ini mengambil tema TRANSIT(ION). Secara harfiah, tema ini memiliki arti sebuah proses atau periode perubahan dari satu kondisi menuju kondisi lainnya. Sebuah transisi yang pasti terjadi bagi Jakarta di masa mendatang, yang bermula dari sebuah kota pelabuhan di kerajaan kuno, kemudian menjadi hub perdagangan seluruh penjuru dunia sehingga menjadi ibu kota sebuah negara, Indonesia.
Program Director JAF Prima Abdullah menuturkan festival ini bertujuan untuk mengumpulkan beberapa insight atau pandangan mengenai perubahan yang akan terjadi dari berbagai stakeholder seperti masyarakat, komunitas, pemerintah, sektor privat, para profesional serta akademisi untuk memberikan pemahaman publik akan pentingnya desain kota yang baik.
"Sehingga menjadikannya kota yang layak dihuni baik dari segi kebijakan publik, dan investasi yang berdasarkan riset serta dan pengetahuan terkini tentang kota," katanya.
Baca juga: ARCH:ID 2024 Siap Digelar Tahun Depan, Arsitektur Inklusif jadi Tajuk Utama
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Jakarta memiliki sejarah panjang sebagai sebuah kota global yang terus berkembang dan telah mengalami banyak perkembangan dalam beberapa abad ini, berevolusi serta berusaha untuk terus menjawab setiap tantangan serta permasalahan yang dihadapi.
Ketua IAI Jakarta Doti Windajani mengatakan pasca ditetapkannya Nusantara sebagai Ibu Kota Negara Republik Indonesia, Jakarta menghadapi tantangan keseimbangan ekologi, ruang berkeadilan dan wadah ekonomi regeneratif.
Baca juga: Konsep Desain Sustainability dan Inklusif Bakal Jadi Tren Arsitektur 2024
Dia menambahkan perubahan tidak dapat dihindari dan tidak bisa dilakukan oleh satu orang saja. Sebab, sebuah kota adalah hasil usaha kumulatif dari warganya. Menerima peralihan ini dan secara aktif berpartisipasi dalam membentuk masa depan Jakarta menjadi penting untuk memastikan visi masa depan yang lebih baik.
Oleh karena itu, katanya, perlu untuk terus menggali potensi Jakarta mengembangkan karya terbaik, untuk era baru masyarakat dan Jakarta menjadi kota global masa depan yang sustainable atau ramah lingkungan.
"Kolaborasi antara seluruh pemangku kepentingan kota adalah kunci untuk membentuk kembali kota kita demi masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan menjadi kota global yang layak huni," katanya.
Selama penyelenggaraannya, Jakarta Architecture Festival 2023 sendiri akan terdiri dari beragam rangkaian kegiatan seperti konferensi, diskusi, eksibisi, instalasi publik, pemutaran film kebudayaan, program penjelajahan kota, gathering, serta perlombaan sketsa beragam bangunan warisan Jakarta.
Sejumlah pembicara yang terdiri dari para ahli di bidang arsitektur baik nasional maupun internasional akan turut menyampaikan pandangannya akan beragam isu di Jakarta pada festival ini, seperti Sofian Sibarani, Achmad Tardiana, Monique Suksmaningsih (Singapura), Yori Antar, Andreas Michelsen (Denmark), Rita Padawangi, dan Anton Siura (Singapura).
Adapun, acara lain yang bisa dinikmati pengunjung yakni pameran arsitektur yang digelar pada 22-26 September 2023 di Space8 Ashta Lantai UG, serta instalasi publik yang digelar pada 15-30 September 2023 di Museum Bahari, Museum Seni Rupa & Keramik, Sarinah, Gelora Bung Karno, dan Velodrome.
Instalasi publik bertujuan untuk memikat dan melibatkan penonton, memicu percakapan dan mendorong peserta untuk merefleksikan lanskap perkotaan dan peran mereka di dalamnya. Tujuannya adalah untuk menciptakan pengalaman berkesan yang menantang persepsi konvensional, meningkatkan kreativitas, dan menumbuhkan rasa kebersamaan dan koneksi.
Sementara pameran-pameran yang dibuat mengundang peserta untuk mempelajari esensi lanskap arsitektur Jakarta, merenungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan yang potensial.
Melalui tampilan yang dipilih dengan cermat, instalasi interaktif, dan narasi yang menarik, pameran ini memicu percakapan dan mendorong para pemangku kepentingan untuk secara aktif berkontribusi dengan ide-ide dan aspirasi mereka untuk menciptakan Jakarta yang berkelanjutan, inklusif, dan berkembang.
Doti menambahkan Jakarta Architecture Festival (JAF) menjadi sebuah bukti ketangguhan serta kemampuan beradaptasi akan setiap perubahan yang terjadi di kota yang dinamis, Jakarta. Sebuah perayaan yang melibatkan semua stakeholder Jakarta demi terwujudnya visi Jakarta masa depan sebagai kota global lebih baik bagi semua.
"Festival ini semoga menjadi sebuah momentum bagi kita untuk berkolaborasi serta merayakan perjalanan transformasi yang terus berjalan," imbuhnya.
Festival ini mengambil tema TRANSIT(ION). Secara harfiah, tema ini memiliki arti sebuah proses atau periode perubahan dari satu kondisi menuju kondisi lainnya. Sebuah transisi yang pasti terjadi bagi Jakarta di masa mendatang, yang bermula dari sebuah kota pelabuhan di kerajaan kuno, kemudian menjadi hub perdagangan seluruh penjuru dunia sehingga menjadi ibu kota sebuah negara, Indonesia.
Program Director JAF Prima Abdullah menuturkan festival ini bertujuan untuk mengumpulkan beberapa insight atau pandangan mengenai perubahan yang akan terjadi dari berbagai stakeholder seperti masyarakat, komunitas, pemerintah, sektor privat, para profesional serta akademisi untuk memberikan pemahaman publik akan pentingnya desain kota yang baik.
"Sehingga menjadikannya kota yang layak dihuni baik dari segi kebijakan publik, dan investasi yang berdasarkan riset serta dan pengetahuan terkini tentang kota," katanya.
Baca juga: ARCH:ID 2024 Siap Digelar Tahun Depan, Arsitektur Inklusif jadi Tajuk Utama
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.