Para pembicara di acara konferensi pers ARCH:ID 2024 di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (15/8/2023) (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)

ARCH:ID 2024 Siap Digelar Tahun Depan, Arsitektur Inklusif jadi Tajuk Utama

15 August 2023   |   17:00 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Forum sekaligus pameran arsitektur ARCH:ID akan digelar di ICE BSD City, Tangerang, Banten, pada 22-25 Februari 2024. Ajang yang menjadi pertemuan para ahli, praktisi, dan akademisi di bidang rancang bangun itu bakal mengangkat tema Placemaking: Tolerance. 

Placemaking adalah sebuah filosofi, konsep, dan pendekatan yang memberi sinergi maksimal antara kualitas ruang dengan kualitas manusia secara berimbang dalam perancangan dan evaluasi ruang. Dengan kata lain, placemaking adalah pendekatan yang mampu membantu warga kota mengubah ruang publiknya menjadi tempat yang hidup dan menyenangkan.

Baca juga: ARCH:ID 2023 Ajak Arsitek Refleksikan Identitas Arsitektur Indonesia

Kurator ARCH:ID Yacobus Gatot S Surarjo mengatakan tema tersebut diangkat dalam gelaran ARCH:ID sebagai bentuk respons dari pihaknya terkait masih banyaknya kasus kekerasan dan konflik antargolongan di ruang publik. Padahal, katanya, semua warga kota berhak untuk menikmati fasilitas publik yang sehat dan menyenangkan.
 
Pria yang akrab disapa Yacob itu melihat saat ini banyak ruang-ruang publik di perkotaan yang semula bisa diakses oleh masyarakat, justru dipagari atau dibatasi yang mencerminkan kesan eksklusivitas. Fenomena inilah yang menjadi latar belakang mengapa ARCH:ID mengusung tema placemaking dengan mengedepankan spirit toleransi dalam merancang bangunan atau ruang-ruang publik.
 
"Kaitan tema ini adalah nantinya akan dihadirkan produk-produk [arsitektur] termasuk bagaimana mengolah dan menyusun material sehingga menciptakan tempat atau bangunan apa pun yang berkarakter insklusif. Saya rasa itu menjadi tantangan bagi para arsitek di tahun-tahun depan," katanya dalam acara konferensi pers di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (15/8/2023).

Yacob juga menuturkan sejalan dengan bergulirnya gerakan placemaking dalam dua dekade terakhir di berbagai kota dunia, pihaknya bermaksud untuk mengundang para pemangku kepentingan, termasuk arsitek, perencana kota, instansi pemerintah, produsen/supplier produk arsitektur dan bahan bangunan, termasuk produk/teknologi ramah lingkungan dan berkelanjutan untuk berpartisipasi dan berdiskusi mengenai perancangan ruang publik yang inklusif di ARCH:ID.
 
"Dengan menciptakan lingkungan yang kondusif, placemaking diharapkan akan mendorong perkembangan bisnis baru, meningkatkan kualitas hidup penduduk, dan mempromosikan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan," ujarnya.

Sejak digelar pada 2020, acara ARCH:ID telah mendapatkan respons yang cukup besar dari para pegiat di bidang arsitektur. Tahun lalu, ARCH:ID diikuti oleh sebanyak 180 brand yang menggelar pameran dan mendatangkan sebanyak 15.000 pengunjung selama empat hari.
 
Pada edisi keempat ini, ARCH:ID menargetkan lebih dari 200 brand yikut berpartisipasi dan dihadiri oleh 17.000 pengunjung yang terdiri dari arsitek, developer, kontraktor, interior desainer, pemerintah/instansi, akademisi, para profesional dan masyarakat umum.
 
Selain itu, ARCH:ID 2024 juga akan hadir dalam skala ruang yang lebih besar yakni seluas 10.000 square meter untuk mengakomodir kebutuhan venue pameran.
 
Tak hanya eksibisi, ARCH:ID juga akan menghadirkan berbagai acara lain menarik mulai Talk Series, Obrolan Tuju-Tuju, BIM Adoption, Instalasi Aristektur, Young Architects’ Showcase, Awards dan lain sebagainya. Didukung oleh berbagai para ahli dan para pelaku industri untuk saling berbagi ilmu dan pengetahuan mereka.
 

Untuk penyelenggaraan serangkaian acara tersebut, ditargetkan akan ada 5 konferensi internasional dan 200 pembicara lebih baik dari dalam maupun luar negeri dengan berbagai latar belakang profesi di bidang industri arsitektur dan bangunan. Adapun, kegiatan ini diproyeksikan untuk dihadiri oleh sebanyak 500 peserta.

Program ini dirancang sebagai forum diskusi dan sinergi antara pemangku kepentingan seperti arsitek, instansi pemerintah, asosiasi profesi seperti Ikatan Ahli Rancang Kota Indonesia (IARKI), Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAPI), Himpunan Teknik Iluminasi Indonesia (HTII) serta asosiasi profesi lainnya, dan pemangku kepentingan lainnya dalam industri arsitektur dan bangunan. 
 
Firman Herwanto, Direktur Program ARCH:ID 2024 menuturkan sebagai event berskala internasional, ARCH:ID berupaya untuk memberikan masukan, pemikiran, dan gagasan terutama bagi pemangku kebijakan termasuk pengembangan ibu kota baru atau IKN yang menjadi proyek jangka panjang. "Kami merasa forum ini menjadi satu momentum yang baik untuk kita memberikan masukan yang positif bagi pemerintah," katanya.
 
Dia pun berharap bahwa serangkaian diskusi yang hadir di ARCH:ID 2024 dapat membuka banyak peluang kolaborasi antar berbagai pelaku di dunia konstruksi untuk pembangunan Indonesia ke depan. Menurutnya, tema 'toleransi' yang diusung kali ini akan menjadi benang merah dalam pembangunan yang berbasis manusia, serta sensitivitas para perencana dan arsitek dalam merajut kolaborasi yang optimal, seiring dengan perkembangan inovasi, teknologi, dan bahan bangunan.

Baca juga: 5 Kota dengan Bangunan Arsitektur Terbaik di Dunia

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

6 Cara Mengurangi Dampak Negatif Polusi Udara, Salah Satunya Balik Pakai Masker

BERIKUTNYA

Terkenal hingga Mancanegara, 4 Brand Ini Ternyata Buatan Indonesia

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: