Review Pameran Imersif The Magical Korea-ASEAN Cultural Heritage di Museum Nasional
05 September 2023 |
16:30 WIB
Tertarik dengan budaya Asia Tenggara dan Korea Selatan? Datang saja ke pameran imersif The Magical Korea-ASEAN Cultural Heritage Immersive Experience. Pameran yang digelar pada 4-8 September di Museum Nasional Jakarta ini memiliki cara berbeda dalam mengenalkan budaya.
Pameran ini mencakup pemutaran konten yang dibalut dengan kecanggihan teknologi imersif berisi arsitektur negara-negara anggota ASEAN serta Korea yang diakui oleh UNESCO, seperti Candi Borobudur di Indonesia dan Candi Bulguksa di Korea.
Baca juga: Kolektor Uang Kuno Merapat, INS Gelar Pameran Numismatik Akbar di Mal Ciputra Jakarta
Tak hanya warisan budaya, pameran ini juga menampilkan konten terkait salah satu tujuan wisata di Busan Korea Selatan yang saat ini juga menjadi kandidat tuan rumah pelaksanaan World Expo 2030.
H.E. Lee Jang-keun, Duta Besar Misi Republik Korea untuk ASEAN dalam keterangan resminya mengatakan bahwa pameran imersif ini digelar dalam rangka memeriahkan KTT ASEAN 2023. Seperti diketahui, Indonesia saat ini menjadi tuan rumah KTT ke-43 ASEAN yang berlangsung pada 5-7 September 2023 di Jakarta Convention Center (JCC).
Baca juga: Kolektor Uang Kuno Merapat, INS Gelar Pameran Numismatik Akbar di Mal Ciputra Jakarta
Tak hanya warisan budaya, pameran ini juga menampilkan konten terkait salah satu tujuan wisata di Busan Korea Selatan yang saat ini juga menjadi kandidat tuan rumah pelaksanaan World Expo 2030.
H.E. Lee Jang-keun, Duta Besar Misi Republik Korea untuk ASEAN dalam keterangan resminya mengatakan bahwa pameran imersif ini digelar dalam rangka memeriahkan KTT ASEAN 2023. Seperti diketahui, Indonesia saat ini menjadi tuan rumah KTT ke-43 ASEAN yang berlangsung pada 5-7 September 2023 di Jakarta Convention Center (JCC).
"Pameran ini tidak hanya bertujuan meningkatkan pemahaman budaya bersama, tetapi juga menjadi kesempatan untuk berkontribusi pada implementasi Korea-ASEAN Solidarity Initiative (KASI) yang dicanangkan pemerintah Korea," kata Lee Jang-keun.
Pada Selasa (5/9/2023), Hypeabis.id berkesempatan untuk berkunjung ke pameran tersebut. Sebelum berkunjung ke pameran, pengunjung harus melakukan registrasi terlebih dahulu melalui laman tiket.imersifku.com/venue/4/magical-heritage-asean.
Jika kuota registrasi telah penuh, kalian juga bisa melakukan pendaftaran secara langsung di Ruang ImersifA, Museum Nasional Indonesia secara gratis. Setiap harinya, pameran dibuka mulai pukul 09.20 WIB sampai 15.10 WIB. Ada 11 sesi yang akan dibuka dimana setiap sesinya berlangsung selama 20 menit dengan kuota 40 pengunjung.
Untuk menikmati pameran, pengunjung juga diharuskan untuk melepas sepatu dan menggunakan kaos kaki selama di dalam ruang eksibisi. Jika tidak mengenakan kaos kaki, pihak panitia akan memberikan foot cap atau sarung kaki bagi pengunjung.
Suasana pameran The Magical Korea-ASEAN Cultural Heritage Immersive Experience di Museum Nasional, Jakarta. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)
Pertunjukan visual imersif 360 derajat ini dibuka dengan animasi dan skoring menggugah, serta menyiratkan semburat cahaya dari berbagai sisi. Seolah menjadi gerbang pembuka bagi pengunjung tenggelam dalam pameran yang akan disuguhkan. Ruangan yang dingin membuat pengalaman berkunjung ke pameran ini semakin nyaman.
Setelahnya, muncul beberapa foto kerja sama negara-negara ASEAN yang ditampilkan secara bergantian serta diiringi oleh voice over (VO) untuk menjelaskan potret-potret yang ditampilkan. Barulah, konten-konten visual tentang kekayaan situs warisan budaya negara-negara ASEAN ditampilkan yang dibuka dengan gambar Candi Borobudur dari Indonesia.
Disusul dengan sejumlah situs lain seperti Gyengju di Korea Selatan, Angkor Wat di Kamboja, Vat Phou di Laos, Sukhothai Historical Park di Thailand, Complex of The Hue Monuments di Vietnam, Bagan di Myanmar, Sultan Omar Ali Saifuddien Mosque di Brunei Darussalam, Strait of Melaka di Malaysia, City of Vigan di Filipina, dan Botanic Gardens di Singapura.
Tak hanya menyajikan konten foto atau gambar, visual yang disuguhkan juga disertai dengan efek animasi seperti daun-daun jatuh dan pohon-pohon yang melambai sehingga memberikan kesan dramatik sendiri ketika melihat pameran tersebut.
Selain itu, narasi yang disuarakan oleh VO juga membantu pengunjung memahami sejumlah informasi menarik dari situs-situs budaya yang ditampilkan mulai dari sejarah, struktur bangunan, hingga keunggulan tempat-tempat historikal tersebut. Semua itu semakin lengkap dengan tata cahaya dan skoring yang apik dari pameran tersebut.
Suasana pameran The Magical Korea-ASEAN Cultural Heritage Immersive Experience di Museum Nasional, Jakarta. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)
Stefani (26), salah satu pengunjung, mengatakan bahwa pameran The Magical Korea-ASEAN Cultural Heritage Immersive Experience cukup memberikan kesan yang berbeda dari beberapa pameran imersif yang pernah dikunjunginya. "Sebelumnya sudah pernah tapi tentang budaya Indonesia, dan yang sekarang kan highlight destination di negara-negara ASEAN. Jadi bisa lebih tau karena diceritain juga sejarahnya," katanya.
Namun, dia menilai bahwa volume voice over yang disajikan sebagai pengantar narasi masih terlalu kecil, sehingga di beberapa bagian tidak terlalu jelas. "Untungnya ada buku catatan pamerannya jadi bisa baca juga," ucapnya.
Teknologi imersif yang dihadirkan di pameran The Magical Korea-ASEAN Cultural Heritage Immersive Experience ditangani oleh Imagery, sebuah perusahaan proyeksi dekoratif dan imersif yang berbasis di Jakarta. Sebelumnya, Imagery juga telah menangani sejumlah pameran imersif salah satunya pameran imersif Affandi di Galeri Nasional pada 2020 lalu.
Ariani Wulandari selaku Public Relation Imagery mengatakan konten-konten visual sejumlah situs budaya yang ditampilkan di pameran The Magical Korea-ASEAN Cultural Heritage Immersive Experience merupakan hasil dari tim riset dan kurator yang memang menyeleksi gambar-gambar tersebut agar terasa relevan bagi pengunjung.
Selain itu, gambar-gambar yang ada juga dipercantik sedemikian rupa oleh 5 orang animator agar visual yang ditampilkan selaras dengan narasi yang disuarakan. "Supaya orang juga enggak bosen karena voice over-nya kepanjangan tapi juga tidak terlalu sedikit informasi yang ditangkap pengunjung," katanya saat ditemui Hypeabis.id di Museum Nasional, Jakarta.
Arin menjelaskan bahwa pameran tersebut terdiri atas empat proyektor yang masing-masing menampilkan gambar visual berbeda saat pertunjukan imersif berlangsung, dengan sajian 360 derajat view. Selain itu, skoring yang disajikan juga merupakan musik tradisional dari masing-masing negara sesuai dengan visual situs budaya yang sedang ditampilkan.
"Supaya pengunjung itu benar-benar merasa bahwa mereka ada di situs tersebut. Misalnya ketika orang Vietnam hadir, mereka juga bisa relate dengan pameran imersif itu," katanya.
Dia juga menambahkan bahwa spirit yang ingin dibangun dalam pameran ini adalah pengunjung bukan hanya bisa menikmati hiburan dengan sajian pertunjukan imersif, tetapi juga bisa mendapatkan edukasi khususnya tentang situs-situs warisan budaya dari negara-negara ASEAN.
Baca juga: Menelisik Pencarian Estetika Alula Sumendap & Seni Sebagai Terapi dalam Pameran Idola di CG Art Space
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.