Busan International Film Festival atau BIFF (Sumber gambar: BIFF)

Sejarah Pembentukan Busan International Film Festival & Misi Besar yang Diusung

05 September 2023   |   13:01 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Busan International Film Festival atau BIFF merupakan pesta film tahunan terbesar di Asia. Festival film berskala internasional ini juga menjadi salah satu hajatan sinema bergengsi di dunia. Setiap tahunnya, ada banyak karya berkualitas yang dikurasi dan secara spesial diputar di ajang tersebut.

Tahun ini, BIFF 2023 akan kembali diadakan di Busan pada 4 Oktober hingga 13 Oktober 2023. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, ajang tersebut akan menjadi perayaan sinema besar yang sayang untuk dilewatkan.

Namun, sebelum sebesar sekarang, festival ini telah melalui perjalanan yang begitu panjang. BIFF dibangun secara perlahan hingga kemudian makin membesar dan seluruh jagad sinema dunia pada akhirnya mengakui reputasi besar festival film ini. 

Baca juga: Wih! 12 Film & Serial Indonesia Bakal Tayang di Busan International Film Festival 2023

Mengutip dari laman resminya, BIFF pertama kali digelar pada 13 September 1996. Kala itu, Korea Selatan ingin memiliki sebuah festival film yang meski kecil, tetapi bergengsi. Festival film internasional pertama Korea itu pun akhirnya mengambil langkah pertamanya di Busan.

Ketika itu, BIFF melangkah dengan keberanian yang cukup besar. Bagaimana tidak, festival ini ingin mengambil skala internasional, tetapi memilih menggelar di Busan, ketimbang Seoul yang merupakan ibu kota Negeri Ginseng.

Namun, pada akhirnya BIFF tetap berjalan dengan lancar. Pada festival pertamanya tersebut, ada 169 karya yang ditayangkan dari 31 negara. Mereka memutar film-filmnya di enam bioskop berbeda.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by BIFF (@busanfilmfest)


Di tengah keraguan dan kekhawatiran, nyatanya BIFF terus mampu merawat eksistensinya sejak pertama kali diadakan. BIFF bahkan terus bersalin rupa menjadi festival film internasional terbesar di Korea dan digandrungi banyak pembuat film.

Penonton yang hadir di festival itu juga makin beragam. Tidak hanya dari Korea Selatan atau Asia saja, tetapi juga pencinta sinema di seluruh dunia.

Sebuah lompatan terjadi pada 2019. Ketika itu, ada 299 karya yang diundang dari 85 negara. Jumlah bioskop yang terlibat juga bertambah dari enam menjadi 37 tempat. Selain itu, Busan Cinema Center juga mulai dibuka sejak 2011, yang merupakan tempat eksklusif Festival Film Internasional Busan dan menjadi landmark di wilayah tersebut. 

Sebagai festival film non-kompetitif yang naik ke puncak dalam waktu singkat, Festival Film Internasional Busan memainkan peran penting dalam menjadikan Busan sebagai pusat industri film sekaligus kota film. 

Ajang yang pada mulanya hanya ingin membangun festival film bergengsi dan mempromosikan film Korea ke dunia internasional, kini telah menjadi jembatan untuk mempromosikan film-film Asia ke dunia. 
 

Ekosistem Film di BIFF

Selain itu, ada ekosistem sinema dunia yang terbentuk di ajang ini. Setidaknya ada empat lingkaran ekosistem menarik yang terjalin.

Pertama, dari segi festival, BIFF akan menjadi tempat menarik untuk memutar banyak film berkualitas. Festival ini juga pada akhirnya memiliki Community BIFF yang bertujuan menjadi festival film yang lebih terbuka untuk penonton, pembuat film, aktivis, akademisi, dan warga setempat menjadi agen festival tersebut. 

Kedua, dari sisi industri, BIFF memiliki program Asian Contents & Film Market, yakni pasar konten terkemuka di Asia. Ini adalah situs bisnis konten komprehensif yang mencakup transaksi IP asli mulai dari konten film, webtoon, novel, cerita, dan segalanya terjadi. Ada juga Asian Project Market (APM), yakni pasar investasi dan produksi bersama pertama di Asia. Tujuannya ialah untuk memperkenalkan proyek film Asia yang menjanjikan kepada individu terkait dengan industri film.

Ketiga, dari sisi networking, BIFF memiliki BUSAN, sebuah platform jejaring tempat para pembuat film independen Asia dapat berbagi pengalaman lapangan mereka untuk mencerahkan filosofi artistik dan bertukar pengalaman.

Keempat, dari sisi dukungan dan edukasi, BIFF memiliki Asian Cinema Fund (ACF), yakni sebuah program dukungan yang didirikan untuk membantu mengaktifkan produksi film independen Korea dan Asia . Ada pula BIFF Asian Film Academy (BAFA), yakni program pendidikan yang bertujuan menemukan para pembuat film bertalenta yang akan memimpin sinema Asia dan membangun jaringan di antara para pembuat film Asia. 

Sebagai sebuah festival, BIFF memang memiliki visi besar di dunia sinema. Festival film ini akan terus mencari cara untuk memperkuat perfilman Korea Selatan dan Asia melalui berbagai program, termasuk dukungan produksi agar bisa terus merawat eksistensi di internasional.

Secara khusus, karena lingkungan pasar media berubah lebih cepat dari sebelumnya, festival film mengubah strategi keseluruhannya dan menetapkan visi jangka menengah hingga jangka panjang serta tugas strategis untuk bergerak maju ke masa depan yang lebih jauh.

“Meskipun telah diakui sebagai festival film terbaik di Asia dan pusat perfilman Asia, festival ini berupaya untuk mengatur ulang dan memperluas visinya menjadi " Hometown of Asian Films" dan melangkah maju sebagai festival film non-kompetitif terbaik di dunia dan pusat film Asia,” demikian pernyataan yang ada di laman resminya. 

Baca juga: Cek 30 Film Cerita Panjang yang Lolos Seleksi Awal Festival Film Indonesia 2023

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Rayakan Hari Pelanggan Nasional, Cek 4 Syarat Mendapatkan Potongan Tarif Tiket Kereta Api

BERIKUTNYA

4 Jurus Ampuh Tingkatkan Penjualan Live Streaming di TikTok

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: