Gagal Pertahankan Gelar Juara, Timnas MLBB Indonesia Harus Puas Jadi Runner Up di IESF 2023
04 September 2023 |
11:00 WIB
Tim Nasional Esports Indonesia nomor Mobile Legends: Bang-Bang gagal mempertahankan gelar juara yang diraihnya pada edisi sebelumnya di ajang IESF 2023. Tim Indonesia yang tinggal selangkah lagi mendulang emas mesti kandas pada babak grand final kejuaraan esports dunia tersebut.
Tim Indonesia yang diwakili Bigetron Alpha mesti mengakui keunggulan Timnas Filipina pada laga final klasik tersebut. Kekalahan Indonesia di partai puncak ini juga menjadi kekalahan kedua di turnamen ini, setelah sebelumnya Filipina melakukan hal serupa pada babak Upper Bracket Round 2.
Baca juga: Harapan Kepala Pelatih Timnas Jelang Final Klasik MLBB IESF Indonesia vs Filipina
Pada laga final yang berlangsung 3 September 2023 pukul 16.00 WIB tersebut, tim Indonesia sebenarnya sudah bermain apik. Meski pertandingan berjalan cukup alot, tetapi tim Indonesia berhasil memainkan strategi ciamiknya.
Vynn dan kawan-kawan cukup cerdik membaca strategi lawan dan mematahkannya. Serangan balik pun kemudian dilancarkan. Hasilnya, Indonesia berhasil unggul 1-0 terlebih dahulu dari Filipina.
Sayangnya, Dewi Fortuna tampaknya belum berpihak kepada mereka. Di gim kedua, Filipina bermain agresif dengan gim singkat. Mereka mengobrak-abrik pertahanan Indonesia tanpa bisa dibendung. Skor pun berubah jadi 1-1.
Di gim ketiga, Filipina kembali mendominasi, permainan mereka sangat konsisten di sepanjang gim. Adapun Indonesia mesti kembali takluk 2-1 dari Filipina. Di Gim keempat, Indonesia masih belum bisa keluar dari tekanan dan kembali kalah.
Filipina pun akhirnya menutup pertandingan dengan skor 3-1. Mereka berhasil mematahkan rencana Indonesia yang ingin mendapatkan emas untuk kali kedua seperti tahun lalu. Indonesia pun harus berpuas dengan gelar juara kedua pada kompetisi level internasional tersebut.
Kepala Pelatih Timnas Esports Indonesia Richard Permana mengatakan bahwa pihaknya menerima hasil ini dengan lapang dada. Menurutnya, tim Indonesia nomor MLBB sudah mengerahkan kemampuan terbaiknya, tetapi hasil akhir memang belum berpihak.
Dirinya melihat kekuatan kedua tim sebenarnya cukup seimbang. Akan tetapi, tim MLBB Filipina tampil lebih baik pada laga final kali ini. Hal inilah yang kemudian membuat Indonesia gagal meraih emas lagi.
“Hasil dari kejuaraan dunia esports tahun ini tentu akan menjadi evaluasi kami, terutama melihat dinamika kekuatan esports dunia yang saat ini sudah sangat merata dan seimbang kekuatannya,” ungkap Richard dalam keterangan tertulisnya, Senin (4/9).
Pengamat Games dari Zilbest Yabes Elia mengatakan bahwa hasil kurang memuaskan di IESF 2023 tidak sepenuhnya menjadi patokan kekuatan esports Indonesia mulai kalah saing. Sebab, di beberapa turnamen dunia lain, Indonesia masih cukup mendominasi.
Misalnya, pada MSC 2023, di mana tim MLBB dari Indonesia masih menjadi kekuatan yang mendominasi di turnamen bergengsi yang resmi dari Moonton tersebut.
Tanpa mengesampingkan turnamen lain, Yabes menyebut kompetisi bergengsi yang resmi dari publisher memang biasanya lebih dipandang prestige. Oleh karena itu, hasil IESF 2023 tidak serta merta jadi patokan kekuatan esports dunia.
“Satu hal yang harus disadari dalah tidak semua kompetisi esorts itu emang bobot dan prestige-nya sama. Jadi, sebenarnya enggak ketinggalan juga sih Indonesia ini,” terangnya kepada Hypeabis.id, Senin (4/9/2023).
Baca juga: Menilik Kesiapan Timnas MLBB Indonesia Tatap Laga Perdana IESF 2023 Lawan Amerika Serikat
Editor: Dika Irawan
Tim Indonesia yang diwakili Bigetron Alpha mesti mengakui keunggulan Timnas Filipina pada laga final klasik tersebut. Kekalahan Indonesia di partai puncak ini juga menjadi kekalahan kedua di turnamen ini, setelah sebelumnya Filipina melakukan hal serupa pada babak Upper Bracket Round 2.
Baca juga: Harapan Kepala Pelatih Timnas Jelang Final Klasik MLBB IESF Indonesia vs Filipina
Pada laga final yang berlangsung 3 September 2023 pukul 16.00 WIB tersebut, tim Indonesia sebenarnya sudah bermain apik. Meski pertandingan berjalan cukup alot, tetapi tim Indonesia berhasil memainkan strategi ciamiknya.
Vynn dan kawan-kawan cukup cerdik membaca strategi lawan dan mematahkannya. Serangan balik pun kemudian dilancarkan. Hasilnya, Indonesia berhasil unggul 1-0 terlebih dahulu dari Filipina.
Sayangnya, Dewi Fortuna tampaknya belum berpihak kepada mereka. Di gim kedua, Filipina bermain agresif dengan gim singkat. Mereka mengobrak-abrik pertahanan Indonesia tanpa bisa dibendung. Skor pun berubah jadi 1-1.
Di gim ketiga, Filipina kembali mendominasi, permainan mereka sangat konsisten di sepanjang gim. Adapun Indonesia mesti kembali takluk 2-1 dari Filipina. Di Gim keempat, Indonesia masih belum bisa keluar dari tekanan dan kembali kalah.
Filipina pun akhirnya menutup pertandingan dengan skor 3-1. Mereka berhasil mematahkan rencana Indonesia yang ingin mendapatkan emas untuk kali kedua seperti tahun lalu. Indonesia pun harus berpuas dengan gelar juara kedua pada kompetisi level internasional tersebut.
Kepala Pelatih Timnas Esports Indonesia Richard Permana mengatakan bahwa pihaknya menerima hasil ini dengan lapang dada. Menurutnya, tim Indonesia nomor MLBB sudah mengerahkan kemampuan terbaiknya, tetapi hasil akhir memang belum berpihak.
Dirinya melihat kekuatan kedua tim sebenarnya cukup seimbang. Akan tetapi, tim MLBB Filipina tampil lebih baik pada laga final kali ini. Hal inilah yang kemudian membuat Indonesia gagal meraih emas lagi.
“Hasil dari kejuaraan dunia esports tahun ini tentu akan menjadi evaluasi kami, terutama melihat dinamika kekuatan esports dunia yang saat ini sudah sangat merata dan seimbang kekuatannya,” ungkap Richard dalam keterangan tertulisnya, Senin (4/9).
Indonesia Masih Jadi Kekuatan Besar
Tim Nasional Esports Indonesia nomor Mobile Legends: Bang-Bang di IESF 2023 (Sumber gambar: PBESI)
Pengamat Games dari Zilbest Yabes Elia mengatakan bahwa hasil kurang memuaskan di IESF 2023 tidak sepenuhnya menjadi patokan kekuatan esports Indonesia mulai kalah saing. Sebab, di beberapa turnamen dunia lain, Indonesia masih cukup mendominasi.
Misalnya, pada MSC 2023, di mana tim MLBB dari Indonesia masih menjadi kekuatan yang mendominasi di turnamen bergengsi yang resmi dari Moonton tersebut.
Tanpa mengesampingkan turnamen lain, Yabes menyebut kompetisi bergengsi yang resmi dari publisher memang biasanya lebih dipandang prestige. Oleh karena itu, hasil IESF 2023 tidak serta merta jadi patokan kekuatan esports dunia.
“Satu hal yang harus disadari dalah tidak semua kompetisi esorts itu emang bobot dan prestige-nya sama. Jadi, sebenarnya enggak ketinggalan juga sih Indonesia ini,” terangnya kepada Hypeabis.id, Senin (4/9/2023).
Baca juga: Menilik Kesiapan Timnas MLBB Indonesia Tatap Laga Perdana IESF 2023 Lawan Amerika Serikat
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.