Seniman Filipina Maria Taniguchi Hadirkan Koleksi Brick Painting di ROH Projects Jakarta
02 September 2023 |
21:18 WIB
1
Like
Like
Like
Sebagai seniman, Maria Taniguchi dikenal karena proyek karyanya bertajuk brick painting. Seperti judulnya, proyek karya yang telah dimulainya sejak 2008 itu menampilkan lukisan seperti susunan batu bata dengan beragam dimensi dan ukuran hingga membentuk visual karya yang menarik untuk diamati lebih mendalam.
Kini, karya-karya brick painting Maria Taniguchi dipamerkan di galeri Roh Projects Jakarta dalam eksibisi tunggalnya bertajuk Soft Doubles. Ada 19 lukisan koleksi brick painting yang ditampilkan dalam pameran itu dimana 16 diantaranya merupakan karya dengan ukuran yang kecil, dan 3 karya yang besar.
Baca juga: Cek 5 Pameran Seni Rupa September 2023, Ada Ruth Marbun & Iwan Suastika
Baca juga: Cek 5 Pameran Seni Rupa September 2023, Ada Ruth Marbun & Iwan Suastika
Sepintas, semua karya lukisannya tampak hanya memvisualisasikan garis-garis yang membentuk susunan persegi dengan warna hitam. Namun, jika diamati lebih dalam, lukisan-lukisan tersebut menghadirkan susunan seperti batu bata dengan susunan yang berbeda-beda.
Ada yang digambar seperti susunan bata yang memanjang tetapi ada juga yang disusun secara melebar. Selain itu, tak jarang sang seniman juga membagi ruang kanvas menjadi dua bagian baik secara horizontal maupun vertikal, untuk menampilkan susunan visual batu bata yang beragam. Hal ini membuat karya-karyanya menarik untuk ditelusuri lebih jauh.
Koleksi karya lukis brick painting Maria Taniguchi yang ditampilkan di Roh Projects Jakarta. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)
Dari segi warna, lukisan-lukisan brick painting Maria memang cenderung menampilkan warna-warna monokrom seperti hitam dan abu-abu. Kedua warna itu mengisi ruang kotak-kotak yang digambar sang seniman, yang secara intuitif disusunnya hingga membentuk sebuah ilusi visual. Ada kotak yang hadir dengan warna hitam yang gelap, tapi ada juga kotak yang hadir dengan warna abu-abu.
Setiap lukisannya terdiri dari sel-sel persegi panjang yang tampaknya tak terhitung jumlahnya. Dalam membuat setiap lukisannya, Maria memulainya dengan mewarnai kanvasnya dengan cat berwarna abu-abu dan di atasnya dia akan menggambar garis menyerupai susunan batu bata dengan grafit.
Setelah menggambar garis-garis tersebut, sang seniman akan memberikan cat akrilik kepada setiap gambar batu bata itu satu per satu dengan warna monokrom seperti hitam dengan efek kilau yang menciptakan kontras. Selain hitam, sejumlah lukisannya juga tampil dengan warna ungu gelap yang menyatu dengan warna hitam.
Maria Taniguchi. (Sumber gambar: Hugo Boss Twitter)
Maria Taniguchi mengatakan lukisan-lukisannya lebih banyak berbicara tentang permainan volume sebuah bangunan. Sebagai seniman, dia mencoba untuk melukis sesuatu di luar dari referensi budaya yang kerap diambil oleh banyak seniman Asia sebagai inspirasi dalam berkarya.
Di samping itu, karya-karyanya juga mencoba mengambil jarak dengan lukisan-lukisan dengan perspektif formalisme dan minimalis. Bahkan, untuk terlepas dari berbagai referensi yang disematkan dalam karya-karyanya, sang seniman menamai seluruh lukisannya dengan Untitled alias tanpa judul.
"Brick painting itu sebenarnya hanya sebuah sebutan untuk lukisan-lukisan itu. Saya harus bilang bahwa karya-karya itu benar-benar tanpa judul," katanya.
Koleksi karya ini juga seperti menjadi bagian dari dirinya secara personal. Sebab, selama beberapa tahun terakhir, sang seniman konsisten membuat lukisan brick painting dari ruang tamunya, alih-alih menggambar sesuatu dengan momentum tertentu. Pola atau gradasi warna yang ada dalam lukisannya menggambarkan intuisinya sebagai perupa.
Koleksi karya ini juga seperti menjadi bagian dari dirinya secara personal. Sebab, selama beberapa tahun terakhir, sang seniman konsisten membuat lukisan brick painting dari ruang tamunya, alih-alih menggambar sesuatu dengan momentum tertentu. Pola atau gradasi warna yang ada dalam lukisannya menggambarkan intuisinya sebagai perupa.
Instalasi bertajuk Runaways Maria Taniguchi yang ditampilkan di Roh Projects Jakarta. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)
Selain menampilkan lukisan, Maria juga menghadirkan sebuah karya instalasi berjudul Runaways. Instalasi tersebut menampilkan sejumlah kayu yang berbentuk seperti huruf I dan O menggantung memenuhi hampir seluruh ruangan. Kayu tersebut merupakan Java Plump yang memang banyak ditemui di Filipina, asal negara Maria.
Kayu-kayu berbentuk I dan O itu diambil dari sistem bilangan biner yang pertama kali ditemukan pada abad ke-17. Sistem bilangan ini merupakan dasar dari semua sistem bilangan berbasis digital. Melalui karya ini, sang seniman ingin mengutarakan perspektifnya bahwa bentuk visual yang dianggap sederhana seperti I dan O dapat mewakili makna sejarah perkembangan manusia.
Sebagai tambahan informasi, Maria Taniguchi adalah seniman kelahiran Kota Dumaguete, Filipina. Seniman berusia 32 tahun ini memenangkan Hugo Boss Asia Art Award pada 2015 dan dinobatkan sebagai Lux Associate Artist pada 2009. Karya-karyanya telah tampil di banyak eksibisi di sejumlah negara seperti Australia, Amerika Serikat, Jerman, Hong Kong, dan China.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.