Sejarah Singkat Hari Hiu Paus Internasional, Raksasa Laut yang Lembut
30 August 2023 |
13:44 WIB
Kita tahu tentang paus, dan tahu tentang hiu. Tapi pernahkah Genhype mendengar tentang hiu paus? Hiu paus merupakan salah satu jenis hiu filter-feeding carpet shark. Meskipun ukurannya besar, mereka dianggap raksasa yang lembut. Sayangnya, keberadaan mereka kini terancam.
Menurunnya jumlah hiu paus mengingatkan kita akan perlunya perlindungan dan konservasi. Raksasa lembut ini terus memesona para ahli biologi kelautan dan penggemar perairan. Sebagai bentuk untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian banyak orang, dunia menetapkan 30 Agustus sebagai Hari Hiu Paus Internasional.
Baca juga: Rekomendasi Traveling: Sensasi Berjumpa dengan Hiu Tutul di Teluk Cendrawasih Papua
Dikutip dari National Day Calender dan sumber lainnya, Hari Hiu Paus International dibentuk pada 2008 silam di Isla Holbox, Meksiko. Pada saat itu, lebih dari puluhan ahli paus dan aktivis tentang laut yang berkumpul dalam International Whale Shark Conference mendeklarasikan hari tersebut.
Sejak saat itu, banyak pihak mulai melakukan edukasi kepada masyarakat dunia tentang penurunan jumlah hiu paus yang ada di dunia.
Hiu paus adalah ikan terbesar di dunia dan ikan terbesar yang pernah hidup di planet ini. Karena ukuran dan kerangka tulang rawannya, ikan tidak dapat terdekomposi dengan baik dan dalam kehidupannya sangat sulit untuk menimbang mereka secara akurat. Hiu paus terbesar yang diukur secara akurat adalah 61,7 kaki (18,8 meter dengan panjang rata-rata antara 5,5-9,8 meter.
Ikan hiu memiliki tiga cara makan yang berbeda, adapun ikan hiu paus masuk dalam kategori filter-feeding carpet shark di mana mereka berenang sambil menyedot air dan memakan mangsa yang tersangkut di insang.
Selain dikenal berkarakter lembut, hiu paus memiliki pesona tersendiri yang membuat mereka populer di kalangan pencinta laut. Hiu paus memiliki pola bintik terang dua warna di punggungnya yang berwarna abu-abu tua dengan bagian bawah berwarna putih. Setiap hiu paus memiliki pola bintiknya masing-masing; seperti sidik jari manusia, tidak ada dua orang yang persis sama.
Hiu paus begitu mengesankan. Sayangnya, mereka kini terancam punah. Menurut Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN), hiu paus merupakan salah satu hewan laut yang paling rentan.
Pada 2016, IUCN mengklasifikasi ulang hiu paus dari spesies yang rentan menjadi spesies yang terancam punah. Tidak ada yang mengetahui secara pasti populasi hiu paus. Menurut beberapa perkiraan, hanya ada puluhan ribu di seluruh dunia.
Alasan utama penurunan jumlah ikan ini adalah penangkapan ikan secara ilegal, terjebak dalam alat penangkapan ikan, dan bertabrakan dengan perahu. Karena hiu paus bergerak lambat, mereka mudah ditangkap. Di belahan dunia tertentu, seperti Asia, produk berbahan dasar hiu paus memiliki permintaan yang tinggi.
Di Indonesia, hiu paus mendapatkan perlindungan penuh ketika berada di perairan Indonesia berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 18/2013. Ikan dengan status perlindungan penuh berarti tidak boleh diburu atau ditangkap oleh siapa saja.
Hewan ini hidup di perairan tropis dan subtropis yang hangat. Di Indonesia, binatang ini bisa dijumpai di hampir seluruh wilayah, seperti Sabang, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Papua, dan sebagainya.
Hiu paus muncul secara musiman di Indonesia, kecuali di Kwatisore, Papua, yang termasuk dalam kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih. Di perairan itu, hewan itu dapat terlihat sepanjang tahun.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Menurunnya jumlah hiu paus mengingatkan kita akan perlunya perlindungan dan konservasi. Raksasa lembut ini terus memesona para ahli biologi kelautan dan penggemar perairan. Sebagai bentuk untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian banyak orang, dunia menetapkan 30 Agustus sebagai Hari Hiu Paus Internasional.
Baca juga: Rekomendasi Traveling: Sensasi Berjumpa dengan Hiu Tutul di Teluk Cendrawasih Papua
Dikutip dari National Day Calender dan sumber lainnya, Hari Hiu Paus International dibentuk pada 2008 silam di Isla Holbox, Meksiko. Pada saat itu, lebih dari puluhan ahli paus dan aktivis tentang laut yang berkumpul dalam International Whale Shark Conference mendeklarasikan hari tersebut.
Sejak saat itu, banyak pihak mulai melakukan edukasi kepada masyarakat dunia tentang penurunan jumlah hiu paus yang ada di dunia.
Hiu paus adalah ikan terbesar di dunia dan ikan terbesar yang pernah hidup di planet ini. Karena ukuran dan kerangka tulang rawannya, ikan tidak dapat terdekomposi dengan baik dan dalam kehidupannya sangat sulit untuk menimbang mereka secara akurat. Hiu paus terbesar yang diukur secara akurat adalah 61,7 kaki (18,8 meter dengan panjang rata-rata antara 5,5-9,8 meter.
Ikan hiu memiliki tiga cara makan yang berbeda, adapun ikan hiu paus masuk dalam kategori filter-feeding carpet shark di mana mereka berenang sambil menyedot air dan memakan mangsa yang tersangkut di insang.
Selain dikenal berkarakter lembut, hiu paus memiliki pesona tersendiri yang membuat mereka populer di kalangan pencinta laut. Hiu paus memiliki pola bintik terang dua warna di punggungnya yang berwarna abu-abu tua dengan bagian bawah berwarna putih. Setiap hiu paus memiliki pola bintiknya masing-masing; seperti sidik jari manusia, tidak ada dua orang yang persis sama.
Hiu paus begitu mengesankan. Sayangnya, mereka kini terancam punah. Menurut Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN), hiu paus merupakan salah satu hewan laut yang paling rentan.
Pada 2016, IUCN mengklasifikasi ulang hiu paus dari spesies yang rentan menjadi spesies yang terancam punah. Tidak ada yang mengetahui secara pasti populasi hiu paus. Menurut beberapa perkiraan, hanya ada puluhan ribu di seluruh dunia.
Alasan utama penurunan jumlah ikan ini adalah penangkapan ikan secara ilegal, terjebak dalam alat penangkapan ikan, dan bertabrakan dengan perahu. Karena hiu paus bergerak lambat, mereka mudah ditangkap. Di belahan dunia tertentu, seperti Asia, produk berbahan dasar hiu paus memiliki permintaan yang tinggi.
Di Indonesia, hiu paus mendapatkan perlindungan penuh ketika berada di perairan Indonesia berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 18/2013. Ikan dengan status perlindungan penuh berarti tidak boleh diburu atau ditangkap oleh siapa saja.
Hewan ini hidup di perairan tropis dan subtropis yang hangat. Di Indonesia, binatang ini bisa dijumpai di hampir seluruh wilayah, seperti Sabang, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Papua, dan sebagainya.
Hiu paus muncul secara musiman di Indonesia, kecuali di Kwatisore, Papua, yang termasuk dalam kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih. Di perairan itu, hewan itu dapat terlihat sepanjang tahun.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.