Perlu Kolaborasi & Teknologi Untuk Tangani Sampah Makanan
29 July 2021 |
19:30 WIB
Food waste atau sampah makanan masih menjadi isu serius yang belum bisa dituntaskan. Padahal pengendalian sampah makanan salah satunya dapat diselesaikan melalui pemahaman, perubahan perilaku konsumsi, dan inovasi praktis yang mendukung.
Ya, selain mengubah perilaku konsumsi kita yang suka menyisakan makanan, inovasi teknologi tetap diperlukan.
Direktur Riset dan Inovasi Universitas Prasetiya Mulya Stevanus Wisnu Wijaya mengatakan perlu pengembangan aplikasi maupun penerapan sensor untuk pengelolaan sampah makanan yang lebih efisien.
"Ini penting, apalagi di Jakarta sendiri 58 persen dari 7.500 ton sampah per hari nya didominasi limbah makanan," ujarnya.
Berkontribusi dalam penanganan sampah makanan ini, Prodi Digital Business Technology STEM Prasmul katanya berinisiatif untuk melanjutkan program kolaborasi internasional dan memasukkan pengembangan teknologi pengelolaan food waste ke dalam kurikulum serta progam kemahasiswaan lainnya.
Adapun kolaborasi internasional yang dimaksud yakni program Interdisciplinary Approach Towards Fostering Collaborative Innovation in Food Waste Management (IN2FOOD), yang didukung oleh Erasmus+ the European Union untuk menyelesaikan masalah food waste.
Sementara itu, Kepala Prodi Digital Business Technology Permata Nur menerangkan penyesuaian kurikulum terkait program ini sudah didukung oleh para pakar dari Tampere University Finlandia, Ghent University Belgia dan Hotelschool The Hague Belanda.
"Melalui kerja sama internasional ini, kita bisa bergerak cepat melakukan modernisasi kurikulum agar mahasiswa nantinya dapat menjawab masalah food waste yang ke depannya akan semakin pelik melalui pemanfaatan teknologi digital," terangnya.
Editor: Indyah Sutriningrum
Editor: Indyah Sutriningrum
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.