Koes Plus (Sumber gambar: Instagram/ Koes Plus.Indonesia)

Hypereport Kemerdekaan: Harmoni Nasionalisme dalam Lagu-lagu Koes Plus

17 August 2023   |   11:00 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Like
Kemunculan Koes Plus di belantika musik Indonesia terbilang penuh lika-liku. Personelnya bahkan pernah merasakan dinginnya penjara. Mereka juga dicap antek asing dan disebut penyanyi lagu ngak-ngik-ngok oleh penguasa Orde Baru karena dianggap menonjolkan musik yang kebarat-baratan.

Namun, sejarah kemudian mencatat ada banyak lagu bernuansa nasionalisme yang diciptakan Koes Plus. Tak sedikit di antaranya yang bahkan masih langgeng dan terus diperdengarkan hingga hari ini.

Grup musik Koes Plus (tadinya bernama Koes Bersaudara) yang beranggotakan Tonny Koeswoyo, Yon Koeswoyo, Yok Koeswoyo, dan Murry pelan-pelan menunjukkan sisi keindonesiannya dengan caranya sendiri. Mereka punya bayangan akan nasionalisme yang sangat asyik di lagu-lagunya.

Baca juga: Profil Nomo Koeswoyo, Musikus Legendaris Koes Bersaudara

Lagu Kolam Susu yang penuh metafora menjadi salah satu yang melegenda. Hingga sekarang, lagu tersebut masih terus dinyanyikan dan jadi semacam pengisi daya nasionalisme yang ampuh bagi anak-anak muda.

Lagu yang dirilis 1970-an itu seperti menggambarkan imaji liar dari Koes Plus. Mereka memilih lirik “bukan lautan hanya kolam susu, kail dan jala cukup menghidupimu” yang terasa begitu ikonik hingga hari ini.

Pada lirik tersebut, mereka seolah menegaskan bahwa sumber daya alam Indonesia sangat berlimpah. Anugerah dari Tuhan itu ada di depan kita semua dan selayaknya bisa dimanfaatkan dengan baik.

Hal tersebut makin ditegaskan dengan sambungan lirik berikutnya, “orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat dan kayu dan batu jadi tanaman”. Secara harfiah, tongkat, kayu, dan batu, tentu adalah benda mati biasa. Akan tetapi, dalam imaji Koes Plus, ketiga benda itu bisa berubah jadi hal yang bermanfaat jika di tanam di tanah Indonesia yang subur.

Koes Plus tampaknya ingin menjabarkan ungkapan gemah ripah loh jinawi dengan bahasanya sendiri. Mereka mencoba menyampaikan bahwa kekayaan Indonesia itu tak ada batasnya, tak peduli itu di darat, di laut, dan di udara.

Grup yang disebut sebagai pelopor musik pop dan rock n roll di Indonesia ini juga menggambarkan keindonesiannya dengan ciamik pada lagu Nusantara V. Lagi-lagi, mereka melihatnya dari sudut pandang alam.

Penggalan lirik “ribuan pulau tergabung menjadi satu, sebagai ratna mutu manikam Nusantara” dan “berlimpah-limpah kekayaan Nusantara, tiada dua di mana jua” sangat menggambarkan hal tersebut,

Lalu, coba simak sambungan lirik berikutnya “Alamnya indah serta udara yang cerah, menjadi kebanggan semua, Nusantara, oh, Nusantara” atau “siapa tak kenal Nusantara, siapa tak suka Nusantara, siapa tak sayang Nusantara, oh-oh-oh”.

Lagu Nusantara V memang sangat menggambarkan kekayaan Indonesia dan kebanggaan atas hal tersebut. Ini juga menjadi lagu Koes Plus yang punya seri cukup panjang. Disebut Nusantara V karena ada Nusantara I, II, III, dan seterusnya hingga VII. Ya, ada 8 seri bro!

Banyak ya? Akan tetapi, kebanggaan Koes Plus pada Indonesia tak berhenti di situ. Masih ada banyak lagu lain. Judul Bumi Nusantara jadi satu dari sekian banyaknya itu. Pada lagu ini, pilihan rima yang menarik dan lagu yang asyik masih jadi kekuatan Koes Plus.

Penggalan lirik “gemah ripah loh jinawi, gebyar-gebyar ibu pertiwi, tata tentrem tata raharja, itulah negeri Nusantara, aku bangga aku cinta, bumi Nusantara” begitu asyik didengar telinga. Dengan nada yang konstan, Koes Plus menyajikan lagu ini dengan takaran yang pas dan enak.

Kemudian, pada lagu Garuda Pancasila, Koes Plus menciptakan lirik yang seperti mantra ajaib. Sebab, liriknya hanya “terkepak-kepak Burung Garuda 3x, oh burung Garuda Pancasila”, lalu diakhiri “Kau selamatkan Nusantara yang ku cinta”. Simpel tetapi begitu seru ketika didengarkan dan penuh nuansa nasionalisme tentunya.

Baca juga: Hypereport: Gombloh, Melodi Patriotisme dalam Karya yang Menggelora
 

Yang Terbuka dan Tersembunyi dari Nasionalisme Koes Plus

Pengamat musik nasional Denny MR mengatakan bahwa banyaknya lagu bertema nasionalisme yang dilahirkan Koes Plus adalah bukti kecintaan mereka terhadap Tanah Air. Jika beberapa band lain mengekspresikan hal tersebut dalam satu atau dua lagu, Koes Plus jauh melampaui itu.

Secara tegas, Koes Plus berikrar cinta Tanah Air dalam seri lagu Nusantara. Lagu tersebut dimulai dari Nusantara I yang muncul di album Volume 5, lalu beranak pinak hingga Nusantara VII pada album-album setelahnya.

“Ini seperti respons balik Koes Plus pada sikap pemerintah Orde Lama yang menganggap mereka terlalu kebarat-baratan. Koes Plus seolah ingin memperlihatkan bahwa mereka itu cinta Indonesia. Itu dibuktikan dengan membuat lagu Nusantara yang menggambarkan bagaimana berharganya Tanah Air,” ungkap Denny kepada Hypeabis.id.

Penulis buku 10 Tokoh Showbiz Musik Indonesia ini mengatakan bahwa tema-tema seperti itu kemudian makin digali Koes Plus pada banyak lagu lain. Tak terkecuali, lagu Kolam Susu yang hingga kini melegenda.

Meski bertema nasionalisme, Koes Plus berhasil meramu lagu-lagu tersebut tetap diterima dengan baik di pasaran. Sebab, Koes Plus piawai dalam meracik lirik dengan notasi lagu yang simpel dan mudah dinyanyikan. Terlebih, liriknya juga asyik dan mudah diingat. Kalau kata anak sekarang, lagu-lagu Koes Plus itu termasuk yang mudah dibikin jamming.

Jika dilihat lebih detail, gaung nasionalisme yang digelorakan Koes Plus juga cukup unik. Mereka tidak harus selalu menyebut kata Indonesia hanya untuk menunjukkan kecintaannya pada Tanah Air. Namun, mereka memakai kata-kata lain dengan komposisi yang pas untuk menggambarkan hal tersebut.

Menurut Denny, lagu-lagu tema nasionalisme ala Koes Plus juga tidak hanya ditemui pada judul-judul yang sudah eksplisit. Beberapa juga muncul secara implisit. Lagu Diana, misalnya, lirik lagu itu bisa dimaknai sebagai nyanyian percintaan. Akan tetapi, bisa juga ditangkap sebagai lagu bertema nasionalisme. Genhype, sebuah lagu memang bisa multitafsir. Di situlah seninya.

“Kalau yang pernah saya dengar dari almarhum Yon Koeswoyo, lagu itu sebenarnya bentuk keprihatinan mereka atas terlepasnya Irian Barat (sekarang Papua). Pada saat proses itu, mereka membuat lagu Diana. Mereka membuat lagu saat Irian terpecah, ini apa kalau bukan bentuk kecintaan?” imbuhnya.

Pada masa itu, Koes Plus memang cukup responsif. Mereka juga dikenal musisi yang sangat produktif. Hal itu yang membuat karyanya begitu banyak, termasuk yang bertema nasionalisme.

Baca juga: 12 Lagu Bertema Kemerdekaan & Kebangsaan, Cocok Diputar untuk Acara 17 Agustusan

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Gita Carla

SEBELUMNYA

Hypereport Kemerdekaan: Gombloh, Melodi Patriotisme dalam Karya yang Menggelora

BERIKUTNYA

Hypereport Kemerdekaan: Spirit Nasionalisme ala Band Cokelat, Membara Bersama Pemuda

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: