Desainer Nicklas Skovgaard Membuat Debut Eksklusif di Copenhagen Fashion Week
14 August 2023 |
20:00 WIB
Desainer Nicklas Skovgaard melakukan debut yang istimewa dalam ajang Copenhagen Fashion Week, pada 7-11 Agustus lalu. Dengan menggunakan satu model dan sejumlah manekin, maka sang desainer mampu memukau para peserta yang hadir.
Peragaan koleksi Nicklas dibuka dengan aksi teatrikal pembukaan layar hitam oleh seseorang. Di balik layar tersebut, terdapat sejumlah manekin yang menampilkan karya dari sang desainer dan sang model, yakni Britt Liberg.
Baca juga: Daftar Desainer Fesyen Indonesia yang Bakal Unjuk Koleksi di New York Fashion Week 2023
Berbeda dengan desainer pada umumnya yang meragakan koleksinya dengan sejumlah model dan tidak memperlihatkan proses di belakang layar, Nicklas justru menunjukkannya melalui model Liberg yang melakukan teatrikal melepas dan menggunakan koleksinya.
Dalam peragaannya, sang desainer menampilkan sejumlah karya tenun seperti mantel, topi, dan sebagainya melalui Liberg dan manekin yang terpajang.
Dikutip dari laman Copenhagen Fashion Week, sejak awal, salah satu hal penting bagi sang desainer adalah bagaimana dirinya dapat membantu meminimalkan pemborosan ketika bekerja dengan kerajinan tenun tangan tradisional.
Dia hanya menenun jumlah kain yang dibutuhkan untuk gaya dan ukuran tertentu saat bekerja dengan alat tenun sebagai alat utama membuat yang akan digunakan untuk jaket, mantel, atau topi.
Dengan begitu, maka dia menghasilkan limbah yang minimal. Perancangan dan pembuatan semua gaya tenunan tangan dibuat secara lokal di studionya di Kopenhagen. Setelah kain ditenun, kain tersebut dijahit menjadi satu dan diproduksi secara lokal di studio.
Selain itu, sang desainer juga mencoba membantu meminimalkan kelebihan produksi garmennya dengan bekerja tanpa stok. Jadi, dia memproduksi sesuai dengan yang dipesan atau dijual.
Dia belajar menenun sendiri setelah menemukan alat tenun kecil dan membuat contoh kainnya sendiri. Karya-karyanya memiliki daya tarik visual yang diklaim aneh dalam kombinasi yang berkisar dari kain wol tenunan tangan berpanti dengan kain anti air, tareffeta sutra, dan kaos strecth.
Semua itu disebut menghasilkan siluet yang menawan dalam manipulasi dan kombinasi yang tidak terduga, berharap untuk menyatakan pakaian negara seperti mimpi dapat mempengaruhi.
Dalam satu tahun, dia hanya membuat dua koleksi dan setiap karyanya dibuat di atas karya yang terakhir. Merek ini disebut dikembangkan di tepi romantisme dan realisme dengan mengorkestrasikan simfoni klasik dan aneh dalam tekstil eponymous dan desainnya yang dapat dikenali.
Dikutip dari iD Vice, Nicklas menuturkan bahwa karyanya terinspirasi dari lukisan Garda tentang Lili dan merupakan penghargaan untuk para penjahit serta memperlihatkan kekuatan transformatif dari pakaian.
Nicklas tergerak oleh emosi dalam kelembutan lukisan yang digunakan Gerda untuk melukis Lili dan gagasan bahwa mereka adalah menjadi inspirasi utama satu sama lain. Kemudian, dia mencoba untuk memberikan makna baru terhadap koleksi terbarunya dengan mengundang Liberg.
Sebelum mengajaknya, Nicklas disebut telah melihat penampilannya dalam performance berjudul The Fashion Show. Terinspirasi oleh rasa cinta kepada pakaian dan pengalaman sebagai model, Liberg memakai dan melepas seluruh pakaian yang ada di rak.
Dia mengancingkan semua kancing, menutup ritsleting secara dramatis, atau berbaris di sekitar panggung dengan setengah telanjang. Dia bereksperimen dengan berbagai pakaian yang ada di tubuhnya dalam performance art-nya.
Baca juga: 10 Desainer Terkaya di Dunia, Giorgio Armani hingga Satoshi Nakamoto
Editor: Dika Irawan
Peragaan koleksi Nicklas dibuka dengan aksi teatrikal pembukaan layar hitam oleh seseorang. Di balik layar tersebut, terdapat sejumlah manekin yang menampilkan karya dari sang desainer dan sang model, yakni Britt Liberg.
Baca juga: Daftar Desainer Fesyen Indonesia yang Bakal Unjuk Koleksi di New York Fashion Week 2023
Berbeda dengan desainer pada umumnya yang meragakan koleksinya dengan sejumlah model dan tidak memperlihatkan proses di belakang layar, Nicklas justru menunjukkannya melalui model Liberg yang melakukan teatrikal melepas dan menggunakan koleksinya.
Dalam peragaannya, sang desainer menampilkan sejumlah karya tenun seperti mantel, topi, dan sebagainya melalui Liberg dan manekin yang terpajang.
Dikutip dari laman Copenhagen Fashion Week, sejak awal, salah satu hal penting bagi sang desainer adalah bagaimana dirinya dapat membantu meminimalkan pemborosan ketika bekerja dengan kerajinan tenun tangan tradisional.
Dia hanya menenun jumlah kain yang dibutuhkan untuk gaya dan ukuran tertentu saat bekerja dengan alat tenun sebagai alat utama membuat yang akan digunakan untuk jaket, mantel, atau topi.
Dengan begitu, maka dia menghasilkan limbah yang minimal. Perancangan dan pembuatan semua gaya tenunan tangan dibuat secara lokal di studionya di Kopenhagen. Setelah kain ditenun, kain tersebut dijahit menjadi satu dan diproduksi secara lokal di studio.
Selain itu, sang desainer juga mencoba membantu meminimalkan kelebihan produksi garmennya dengan bekerja tanpa stok. Jadi, dia memproduksi sesuai dengan yang dipesan atau dijual.
Dia belajar menenun sendiri setelah menemukan alat tenun kecil dan membuat contoh kainnya sendiri. Karya-karyanya memiliki daya tarik visual yang diklaim aneh dalam kombinasi yang berkisar dari kain wol tenunan tangan berpanti dengan kain anti air, tareffeta sutra, dan kaos strecth.
Semua itu disebut menghasilkan siluet yang menawan dalam manipulasi dan kombinasi yang tidak terduga, berharap untuk menyatakan pakaian negara seperti mimpi dapat mempengaruhi.
Dalam satu tahun, dia hanya membuat dua koleksi dan setiap karyanya dibuat di atas karya yang terakhir. Merek ini disebut dikembangkan di tepi romantisme dan realisme dengan mengorkestrasikan simfoni klasik dan aneh dalam tekstil eponymous dan desainnya yang dapat dikenali.
Dikutip dari iD Vice, Nicklas menuturkan bahwa karyanya terinspirasi dari lukisan Garda tentang Lili dan merupakan penghargaan untuk para penjahit serta memperlihatkan kekuatan transformatif dari pakaian.
Nicklas tergerak oleh emosi dalam kelembutan lukisan yang digunakan Gerda untuk melukis Lili dan gagasan bahwa mereka adalah menjadi inspirasi utama satu sama lain. Kemudian, dia mencoba untuk memberikan makna baru terhadap koleksi terbarunya dengan mengundang Liberg.
Sebelum mengajaknya, Nicklas disebut telah melihat penampilannya dalam performance berjudul The Fashion Show. Terinspirasi oleh rasa cinta kepada pakaian dan pengalaman sebagai model, Liberg memakai dan melepas seluruh pakaian yang ada di rak.
Dia mengancingkan semua kancing, menutup ritsleting secara dramatis, atau berbaris di sekitar panggung dengan setengah telanjang. Dia bereksperimen dengan berbagai pakaian yang ada di tubuhnya dalam performance art-nya.
Baca juga: 10 Desainer Terkaya di Dunia, Giorgio Armani hingga Satoshi Nakamoto
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.